yang benar untuk memperoleh data-data yang akurat, relevan dan dapat dipercaya kebenarannya.
Ciri khas dari penelitian kualitatif adalah tidak dapat dipisahkannya pengamatan. Hal tersebut dimana adanya peranan peneliti yang merangkap
sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa peneliti adalah
instrumen penelitian yang utama, serta sebagai alat pengumpul data dalam suatu penelitian Moleong 2007: 163.
Dalam usaha pengumpulan data tersebut, maka peneliti akan melakukan interaksi dengan subjek sebagai responden utama untuk memperoleh informasi
dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan masalah sebagai tujuan penelitian serta objek yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik wawancara sebgai metode utama dan observasi sebagai metode
pendukung serta dokumentasi untuk memperkuat kebenaran data yang diambil yaitu dengan rekaman, foto-foto penelitian dan tes grafis, sedangkan perlengkapan
yang dipersiapkan adalah alat perekam, kamera, kertas HVS dan pensil yang digunakan sebagai bukti adanya proses pencarian informasi sebagai data
penelitian.
3.3.1 Teknik wawancara
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” Moleong 2007: 186.
Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang akan diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut Poerwandari 2009: 146.
Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur Menurut Moleong 2007: 190 wawancara terstruktur merupakan “wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan- pertanyaan yang akan diajurkan”
Sebelum wawancara dilakukan peneliti membuat instrumen wawancara yang digunakan sebagai pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab ke satu arah
yang telah ditetapkan dengan tegas. Instrumen wawancara dibuat dengan tujuan agar wawancara yang dilakukan terarah dan mendapatkan informasi yang runtut
dan akurat. Alasan peneliti menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan
data utama untuk mendapatkan informasi atau jawaban yang valid sesuai dengan fokus penelitian, oleh karena itu penelitian harus dilakukan tatap muka secara
langsung face to face dengan subjek. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti agar data yang diperoleh sesuai dengan harapan antara lain:
1. Mencari informasi
Mencari informasi dari berbagai sumber mengenai hal-hal yang akan diungkap dalam proses wawancara mengenai dinamika gangguan stres pasca
trauma pada remaja korban pemerkosaan baik melalui studi pustaka maupun
wawancara awal dengan narasumber sehingga terbentuklah suatu daftar pertanyaan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data dari responden
penelitian. 2.
Menciptakan hubungan yang baik Menciptakan hubungan yang baik rapport dengan narasumber yang akan
diwawancarai. Peneliti perlu melakukan rapport terlebih dahulu dengan narasumber dan tidak menanyakan secara langsung permasalahan yang dihadapi
sehingga dapat mengetahui kesiapan dan penerimaan narasumber terhadap peneliti. Tujuan menjalin rapport adalah untuk menciptakan suasana saling
menghargai, mempercayai, memberi dan menerima, bekerja sama, memberi rasa aman dan perhatian, oleh karena itu tugas peneliti tidak hanya terbatas untuk
mendapatkan informasi, melainkan membuat suasana wawancara yang sebaik- baiknya. Peneliti dibantu oleh informan sebagai pihak pengantar kehadiran
peneliti dan menerangkan perlu dan pentingnya memberikan informasi- informasinya kepada peneliti.
3. Menciptakan kerjasama
Menciptakan kerjasama yang baik dengan narasumber. Pada awal wawancara peneliti melakukan pembicaraan-pembicaraan yang sifatnya ramah
tamah kemudian mengemukakan tujuan dari penyelidikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan menciptakan suasana bebas agar subyek tidak merasa
tertekan sehingga subyek bersedia bekerjasama dan peneliti dapat dengan mudah menggali informasi dari subjek.
4. Merekam hasil wawancara
Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam hasil wawancara penelitian terhadap subjek.
5. Pencatatan
Melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara taking note agar peneliti dapat mencatat ekspresi dan jawaban subjek ketika menjawab pertanyaan.
Wawancara pada masing-masing narasumber dilakukan peneliti beberapa kali pertemuan sesuai kebutuhan guna memperdalam data penelitian. Wawancara
pada semua narasumber dilakukan di lokasi kegiatan masing-masing narasumber. Wawancara dengan informan pertama dari narasumber pertama yang
merupakan polisi yang menangani kasus pemerkosaan yang subjek alami. Wawancara dari narasumber berlangsung dua kali pertama di kantor POLRES
Temanggung bagian PPA pada tanggal 9 maret 2012. Yang kedua berlangsung di tempat yang sama yaitu kantor polres Temanggung bagian PPA pada tanggal 11
Maret 2012. Wawancara dengan informan kedua dari narasumber kedua yang merupakan ibu kandung subjek dilakukan dua kali. Wawancara dengan
narasumber kedua berlangsung di rumah informan di Kranggan Kabupaten Temanggung.
3.3.2 Teknik Observasi