Pertumbuhan Isolat Bakteri Pereduksi Sulfat pada Reaktor Bakteri Tersuspensi

64 tambang disajikan pada Tabel 15. pH air limbah sangat masam, yakni antara 2,92-3,30. Kondisi ini terjadi karena kandungan ion SO 4 2- tinggi 925-950 mgL. Tingginya tingkat kemasaman limbah menyebabkan logam terlarut cukup tinggi, terutama untuk Fe dan Mn, berturut-turut 6,99-7,22 mgL dan 11,31-11,77 mgL. Kualitas air limbah ini jauh melebihi baku mutu air limbah, seperti yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003, baku mutu air limbah bagi usaha kegiatan pertambangan batu bara mempunyai pH antara 6-9, kandungan Fe total tidak lebih dari 7 mgL, kandungan Mn total tidak lebih dari 4 mgL, dan residu tersuspensi tidak lebih dari 400 mgL. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, batas maksimal kandungan sulfat yang masih diperbolehkan adalah 400 mgL. Oleh karena itu, limbah air asam tambang tersebut perlu diolah sebelum dapat dibuang ke air permukaan. Tabel 15. Karakteristik kimia limbah air asam tambang PIT-1, Bangko Barat, Muara Enim PIT-1 Ambang Batas pH 2,92-3,30 6-9 2 SO 4 2- mgL 925-950 400 1 Fe mgL 6,99-7,22 7 2 Mn mgL 11,31-11,77 4 2 Zn mgL 0,99-1,99 - Pb mgL 0,28-0,32 - Co mgL 0,26-0,27 - 1 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 2 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003

4.3.2. Pertumbuhan Isolat Bakteri Pereduksi Sulfat pada Reaktor Bakteri Tersuspensi

Bakteri yang digunakan dalam pengolahan limbah air asam tambah pada bioreaktor adalah isolat ICBB 8815, ICBB 8816 dan ICBB 8818. Ketiga isolat ini dipilih didasarkan hasil penelitian tahap ke dua, dimana ketiga isolat tersebut 65 memiliki kemampuan mereduksi sulfat lebih unggul dibandingkan dengan isolat lainnya. Pertumbuhan isolat ICBB 8815, ICBB 8816 dan ICBB 8818 dalam reaktor selama waktu inkubasi 35 hari disajikan pada Gambar 21. Pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat diamati secara turbidimetri. Secara umum pola pertumbuhan bakteri dikelompokkan menjadi 4 fase, yaitu 1 fase lag, yaitu fase adaptasi terhadap lingkungan, 2 fase eksponensial dimana bakteri tumbuh dengan cepat dan membutuhkan banyak nutrisi dan energi, 3 fase stasioner dimana perbanyakan sel berhenti, dan 4 fase kematian yang ditunjukkan dengan penurunan jumlah sel yang aktif. Secara umum isolat ICBB 8818 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik, diikuti dengan isolat ICBB 8815 dan ICBB 8816. Pola pertumbuhan ketiga isolat menunjukkan pola yang hampir sama. Pada awal pertumbuhannya, ketiga isolat tidak menunjukkan perbedaan, tetapi pada hari ke 10 dimana pertumbuhan bakteri memasuki fase eksponensial, ketiga isolat menunjukkan laju pertumbuhan yang berbeda. Ketiga isolat yang diuji menunjukkan pertumbuhan eksponensial antara hari ke 10 – 20 setelah inkubasi, sedang fase stasionari terjadi antara hari ke 20 – 30 setelah inkubasi. Pada puncak pertumbuhannya, yakni pada hari ke 25, kerapatan optik tertinggi adalah 0,77; 0,72 dan 0,79 berturut-turut untuk isolat 0,2 0,4 0,6 0,8 5 10 15 20 25 30 35 Waktu hari ke Kerapatan Optik Abs 620 nm ICBB 8815 ICBB 8816 ICBB 8818 Gambar 21. Pola pertumbuhan tiga isolat bakteri pereduksi sulfat pada reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi 66 ICBB 8815, ICBB 8816 dan ICBB 8818. Populasi bakteri mulai menurun setelah 25 hari. Pada akhir percobaan, 35 hari setelah inkubasi, kerapatan optik hanya berkisar antara 0,29 dan 0,34. Dari data tersebut terlihat bahwa fase kematian bakteri mulai terjadi 30 hari setelah inkubasi. 4.3.3. Kemampuan Isolat Bakteri Mereduksi Sulfat dan Logam Terlarut pada Reaktor Bakteri Pereduksi Sulfat Tersuspensi Penurunan konsentrasi sulfat limbah air asam tambang pada reaktor bakteri pereduksi sulfat ditampilkan pada Gambar 22. Efisiensi reduksi sulfat untuk isolat ICBB 8815, ICBB 8816 dan ICBB 8818 berturut-turut adalah 89,60, 88,21 dan 90,44. Efisiensi reduksi sulfat tersebut terjadi dalam waktu inkubasi 30 hari. Pada awal inkubasi, proses reduksi sulfat berjalan lambat. Proses reduksi sulfat berjalan cepat pada inkubasi hari ke 5 sampai 20, kemudian melandai pada hari ke 20 – 30. Kecepatan laju reduksi ini sejalan dengan perkembangan populasi bakteri. Populasi bakteri berkembang dengan cepat pada hari ke 10-20, seperti terlihat pada grafik kerapatan optik Gambar 21. Pada saat populasi bakteri berkembang dengan cepat, jumlah sulfat yang tereduksi semakin tinggi. 200 400 600 800 1000 5 10 15 20 25 30 Waktu hari ke Kandungan Sulfat mgL ICBB 8815 ICBB 8816 ICBB 8818 Gambar 22. Penurunan konsentrasi sulfat pada limbah air asam tambang pada reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi 67 Pada 20 hari setelah inkubasi, perkembangan bakteri memasuki fase stasionari dimana perkembangan sel mulai terhenti. Kondisi ini menyebabkan jumlah sulfat yang tereduksi sedikit. Penurunan sulfat tersebut diikuti dengan peningkatan sulfida Gambar 23. Peningkatan sulfida sejalan dengan penurunan sulfat. Pembentukan sulfida mulai terukur setelah hari ke 5, dan menujukkan peningkatan yang nyata antara hari ke 10 dan 20 saat pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat berada pada fase eksponensial. Penurunan kandungan sulfat dan peningkatan sulfida menyebabkan pH limbah meningkat. Pada akhir percobaan, pH limbah mencapai 7, seperti yang ditampilkan pada Gambar 24. 100 200 300 5 10 15 20 25 30 Waktu hari ke Kandungan Sulfida mgL ICBB 8815 ICBB 8816 ICBB 8818 Gambar 23. Peningkatan sulfida yang terbentuk pada reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi Reaktor bakteri pereduksi sulfat juga mampu menurunkan logam terlarut secara signifikan Gambar 25. Logam tersebut bereaksi dengan S 2- membentuk logam sulfida yang tidak larut, seperti reaksi berikut: M 2+ + S 2- à MS Pada penelitian ini logam terlarut yang diukur adalah Fe dan Mn karena berdasarkan hasil analisa limbah air asam tambang, konsentrasi yang terlarut kedua logam ini cukup tinggi, yakni 6,99-7,22 mgL dan 11,31-11,77 mgL. Pada akhir inkubasi selama 30 hari, total terlarut dari kedua logam ini adalah 0,15-0,17 68 2 4 6 8 5 10 15 20 25 30 Waktu hari ke pH ICBB 8815 ICBB 8816 ICBB 8818 Gambar 24. Peningkatan pH limbah air asam tambang pada reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi mgL dan 0,23-0,28 mgL, masing- masing untuk Fe dan Mn. Logam tersebut bereaksi dengan S 2- membentuk logam sulfida yang tidak larut mengendap. Hasil ini memperlihatkan bahwa penggunaan reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi secara nyata mampu mengurangi kandungan sulfat dan logam terlarut dalam limbah air asam tambang dengan tingkat efisiensi antara 88-90, dan reduksi logam terlarut sekitar 97, serta mampu meningkatkan pH dari sekitar 3 menjadi 7. Namun demikian, untuk mendapatkan tingkat efisiensi tersebut diperlukan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 30 hari. Bahkan untuk memperoleh kandungan sulfat yang diperbolehkan 400 mg SO 4 2- L diperlukan waktu lebih dari 21 hari. Hal ini dianggap terlalu lama untuk pengolahan limbah di lapang. Disamping itu, dengan sistem sel bakteri tersuspensi, masih ada kemungkinan terjadinya bakteri yang terbuang wash out ke lingkungan bersama- sama dengan pembuangan air limbah. Oleh karena itu, untuk mempertahankan jumlah populasi bakteri yang optimum, diperlukan penambahan bakteri ke dalam reaktor. 69 3 6 9 12 ICBB 8815 ICBB 8816 ICBB 8818 Isolat Konsentrasi mgL Mn Awal Mn Akhir Fe Awal Fe Akhir Gambar 25. Penurunan konsentrasi Fe dan Mn terlarut limbah air asam tambang pada reaktor bakteri pereduksi sulfat tersuspensi

4.4. Pengolahan Air Asam Tambang dengan Reaktor Biofilm Bakteri