20
sulfat SO
4 2-
, tiosulfat S
2
O
3 2-
dan sulfit SO
3 2-
sebagai akseptor elektron terminal dalam respirasi metabolismenya, yang kemudian direduksi menjadi
sulfida. Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bakteri pereduksi sulfat juga memerlukan susbtrat organik – umumnya asam organik rantai pendek
– seperti asam laktat dan piruvat, yang dihasilkan oleh aktivitas fermentasi bakteri anaerob lainnya. Bakteri pereduksi sulfat merupakan heterotrof anaerob. Sampai
saat ini tela h dikenal lebih dari 10 genus bakteri pereduksi sulfat. Bakteri pereduksi sulfat yang dikenal dan ditemukan secara luas di alam antara lain adalah
Desulfovibrio dan Desulfotomaculum Moodie dan Ingledew, 1991. Berdasarkan cara penguraian asam organik, bakteri pereduksi sulfat dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok Kleikemper et al., 2002. Kelompok pertama mengoksidasi senyawa donor secara tidak sempurna, dan menghasilkan
senyawa asetat. Kelompok Desulfotomaculum yang membentuk spora dan Desulvofibrio yang tidak membentuk spora merupakan bakteri yang mengoksidasi
senyawa organik secara tidak sempurna. Kelompok kedua mampu tumbuh menggunakan alkohol, asetat, asam lemak berbobot molekul tinggi, dan benzoat,
seperti Desulfotomaculum acetoxidans,
Desulfobacter, Desulfococcus,
Desulfosacrina dan Desulfonema Detmers et al., 2001. Beberapa spesies dan genus bakteri anaerob dapat bertahan sementara dengan adanya oksigen, namun
membutuhkan lingkungan anaerob tanpa oksigen untuk pertumbuhannya.
2.3.1. Sumber Karbon dan Energi Bakteri Pereduksi Sulfat
Ada beberapa tipe sumber karbon dan energi yang digunakan oleh bakteri pereduksi sulfat. Lens et al., 1998 mengemukakan bahwa bakteri pereduksi
sulfat mampu memanfaatkan berbagai macam sumber karbon. Karbon tersebut merupakan sumber energi bagi aktivitas metabolisme dan kehidupan
mikroorganisme. Reaksi reduksi sulfat oleh bakteri pereduksi sulfat mengikuti persamaan seperti berikut,
SO
4 2-
+ 8e
-
+ 4H
2
O à S
2-
+ 8OH
-
Pada reaksi tersebut, elektron yang dibutuhkan diperoleh dari aktivitas oksidasi bahan organik laktat, asetat, propionat, dan lain- lain yang dilakukan
oleh bakteri pereduksi sulfat. Disamping sebagai donor elektron, sumber karbon
21
juga berfungsi sebagai sumber energi. Skema proses metabolisme reduksi sulfat dan pemanfaatan sumber karbon disajikan pada Gambar 4. Pada tahap awal
sumber karbon akan dioksidasi dan menghasilkan ATP, kemudian ATP tersebut dimanfaatkan untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida. Pada kondisi dimana
hidrogen dipergunakan sebagai donor elektron, maka CO
2
akan dimanfaatkan sebagai sumber karbon. Beberapa sumber karbon yang dapat dipergunakan oleh
bakteri pereduksi sulfat disajikan pada Tabel 2.
Gambar 4. Skema proses metabolisme reduksi sulfat dan pemanfaatan sumber karbon Postgate, 1984
Banyak teori yang membahas mekanisme reduksi sulfat oleh bakteri pereduksi sulfat, salah satunya yang dikemukakan oleh Matias et al., 2005.
Pada mekanisme ini, energi yang diperoleh dari oksidasi laktat ditransfer ke hidrogenase yang berada di sitoplasma dan menghasilkan H
2
. H
2
kemudian dioksidasi kembali untuk menghasilkan elektron, dan melepaskan proton H
+
yang dipergunakan untuk mendorong pembentukan ATP. ATP kemudian
dipergunakan dalam proses bertahap reduksi sulfat menjadi S
2-
Gambar 5.
Sumber karbon
CO
2
+H
2
O+CH
3
COOH atau CO
2
, H
2
O
ADP
ATP
Menghasilkan elektron
Flovoproteins, sitochrome C
3
, dll. menghasilkan ATP
SO
4 2-
+ H
2
O
S
2-
+ OH
-
ADP
ATP ADP
ATP
Oksidasi Reduksi
Transpor elektron
22
Tabel 2. Donor elektron dan sumber karbon bakteri pereduksi sulfat Hansen, 1988
Kelompok Senyawa Sumber karbon dan energi
Anorganik Hidrogen, karbon dioksida
Asam monokarboksilat Format, asetat, propionat, isobutarat, 2- dan 3- metilbutirat, asam
lemak C tinggi sampai C
20
, piruvat, laktat Asam dikarboksilat
Suksinat, fumarat, malat, oksalat, maleinat, glutarat, pimelat Alkohol
Metanol, etanol, propanol, butanol, glikol etilen, 1, 2 dan 1,3 – propenediol, gliserol
Asam amino Lisin, serin, sistin, treonin, valin, leusin, isoleusin, aspartat,
glutamat, fenolalanin Lain-lain
Kolin, furfural, oksamat, fruktosa, benzoat, 2-, 3-, dan 4-OH- benzoat, sikloheksan karbonat, hipurat, asam nikotin, indol,
antranilat, quinolin, fenol, p-cresol, katechol, resorcinol, hidroquinin, protokatechuat, floroglusinol, pirogalol, 4-OH-
fenilasetat, 3-fenilpropionat, 2-aminobenzoat, dihydroksiaseton
Gambar 5. Skema aliran elektron dalam sel Desulfovibrio, dimana H
2
atau senyawa organik sebagai sumber energi dan sulfat sebagai akseptor
elektron Matias et al., 2005; Dikutip atas ijin Carrondo, 2009
23
Mekanisme lain adalah yang diusulkan oleh Odom dan Peck 1981. Mekanisme ini merupakan model siklus hidrogen yang dimanfaatkan oleh bakteri
yang hidup dengan laktat sebagai sumber karbon organik Gambar 6. Elektron dari laktat akan digunakan oleh hidrogenase sitoplasma untuk menghasilkan
hidrogen yang dapat melewati membran sel dan digunakan oleh dehidrogenase periplasma. Proton yang dihasilkan akan tetap berada di periplasma, sedangkan
elektron ditransfer keluar membran sel untuk mereduksi sulfat.
Gambar 6. Skema mekanisme siklus hidrogen untuk menghasilkan energi pada Desulfovibrio yang tumbuh pada laktat sebagai sumber energi dan
sulfat sebagai akseptor elektron Odom dan Peck, 1981; Dikutip atas ijin Carrondo, 2009.
Desulfotomaculum thermocisternum merupakan bakteri yang
memanfaatkan hidrogen sebagai donor elektron dalam mereduksi sulfat Nielsen et al., 1996. Beberapa spesies bakteri pereduksi sulfat dilaporkan mampu
mengoksidasi bahan organik seperti alkana C
13
sampai C
18
, 1-alkena C
15
dan C
16
dan 1-alkanol C
15
dan C
16
, toluene, o-xylen, m- xylen, o-etiltoluen, m-
24
etiltoluen, p-xylen, naftalena, etilbenzen dan benzen Perez-Jimenez et al., 2001; Elshahed dan McInerney, 2001; Morash et al., 2001; Harms et al., 1999; So dan
Young, 1999; Nakagawa et al., 2002, sedangkan Widdel 1992 dan Dhillon et al. 2003 melaporkan bahwa Desulfobacterium memanfaatkan dan menguraikan
asam lemak rantai pendek, etanol dan laktat. Berdasarkan kemampuannya dalam mengoksidasi sumber karbon, bakteri
pereduksi sulfat dibagi menjadi dua kelompok, yakni 1 kelompok yang mengoksidasi sumber karbon secara sempurna menjadi CO
2
, dan 2 kelompok yang mengoksidasi sumber karbon tidak sempurna menghasilkan asetat dan CO
2
. Beberapa spesies dari genus Desulfobacter, Desulfosarcina, Desulfococcus,
Desulfobacterium, Desulfoorculus, Desulfomonile dan Desulfonema termasuk dalam kelompok yang mengoksidasi sumber karbon secara sempurna, termasuk
beberapa spesies diantaranya adalah Desulfotomaculum acetoxidans,
Desulfotomaculum sapomandens dan Desulfovibrio baarsii Postgate, 1984; Colleran et al., 1995. Spesies bakteri pereduksi sulfat yang mengoksidasi
sumber karbon secara tidak sempurna antara lain adalah Desulfovibrio thermophilus, Desulfovibrio sapovarans, Desulfomas pigra,
Thermodesulfobacterium commune, dan sebagian besar spesies dari genus Desulfotomaculum, Desulfomonas dan Desulfobulbus Colleran et al., 1995.
Tabel 3 menyajikan standar energi yang dibutuhkan ? G
o
dalam proses oksidasi beberapa sumber karbon yang berbeda.
Postgate 1984 mengemukakan bahwa laktat merupakan sumber karbon yang paling banyak dimanfaatkan oleh bakteri pereduksi sulfat. Kelemahan
penggunaan laktat adalah bahwa hanya sebagian dari laktat yang dioksidasi menjadi asetat dan CO
2
, sehingga jumlah laktat yang dibutuhkan untuk mereduksi sulfat lebih banyak. Disamping itu, dengan adanya asetat yang dihasilkan
menyebabkan peningkatan COD pada sistem perairan. Mekanisme penting bagi aktivitas bakteri pereduksi sulfat adalah proses
reduksi sulfat tersebut berlangsung dalam kondisi anaerob dan kondisi faktor lingkungan yang optimal bagi pembentukan sulfida yang maksimal. Secara
ringkas reaksi metabolik bakteri pereduksi sulfat dengan laktat sebagai sumber karbon utama adalah sebagai berikut Bayoumy et al., 1998 :
25
Tabel 3. Data termodinamika oksidasi beberapa sumber karbon dan energi selama reduksi sulfat secara biologi Postgate, 1984.
Reaksi ? G
o
Kcalreaksi; Kcalmole SO
4 2-
Tipe
4H
2
hidrogen + SO
4 2-
à 4H
2
O + S
2-
- 29,66 Oksidasi Sempurna
CH
3
COO
-
asetat + SO
4 2-
à H
2
O + CO
2
+ HCO
3 -
+ S
2-
- 2,97 4HCOO
-
format + SO
4 2-
à 4HCO
3 -
+ S
2-
- 43,70 4CH
3
COCOO
-
piruvat + SO
4 2-
à 4CH
3
COO
-
+ 4CO
2
+ S
2-
- 79,20 Oksidasi tidak sempurna
2 CH
5
COCOO
-
laktat + SO
4 2-
à 2CH
3
COO
-
+ 2CO
2
+ 2H
2
O + S
2-
- 33,60 2C
4
H
4
O
5 2-
malat + SO
4 2-
à 2CH
3
COO
-
+ 2CO
2
+ 2 HCO
3 -
+ S
2-
- 43,30 2C
4
H
2
O
4 2-
fumarat + H
2
O + SO
4 2-
à 2CH
3
COO
-
+ 2CO
2
+ 2 HCO
3 -
+ S
2-
- 45,50 4C
4
H
4
O
4 2-
suksinat + 3SO
4 2-
à 4CH
3
COO
-
+ 4CO
2
+ 4 HCO
3 -
+ 3S
2-
- 36,00
? G
o
: Standar energi yang dibutuhkan
26
2 C
3
H
5
O
3 -
+ SO
4 2-
à 2 CH
3
COO
-
+ 2 CO
2
+ 2 H
2
O + S
2-
laktat asetat
Reduksi sulfat dapat terjadi pada kisaran pH, tekanan, suhu dan salinitas yang lebar, namun ketersediaan senyawa karbon sebagai donor elektron dan
molekul hidrogen dapat menjadi pembatas. Disamping itu, reduksi sulfat juga dihambat oleh kehadiran oksigen, nitrat, dan ion Fe III, dan kehadiran
bakteri metanogenik yang juga memanfaatkan donor elektron Bratcova et al., 2002.
2.3.2. Peranan Bakteri Pereduksi Sulfat