29
aliran yang lebih tinggi Hrenovic et al., 2005. Kondisi ini yang memungkinkan bahwa teknologi biofilm mampu meningkatkan efisiensi bioremediasi. Masak et
al. 2003 membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik biofilm laju penghilangan meningkat secara signifikan.
Melihat keunggulan biofilm, teknologi ini telah banyak diterapkan pada pengendalian pencemaran lingkungan, terutama untuk menguraikan senyawa
organik menjadi senyawa anorganik, seperti penguraian pentan dengan menggunakan Arthrobacter sp. Ionata et al., 2005, penguraian limbah toluen
Di Lorenzo et al., 2005, remediasi limbah merkuri von Canstein et al., 2001, serta dalam pencemaran lingkungan lainnya.
2.5. Pembentukan Biofilm
Pada kondisi yang memungkinkan, secara alami mikroorganisme akan membentuk biofilm. Lingkungan yang ideal untuk membentuk biofilm adalah
jika ada kontak antara permukaan benda padat dengan cairan. Menurut Donian 2002, pembentukan biofilm diawali dengan pengkondisian permukaan padatan,
yakni dengan penempelan molekul bahan organik pada permukaan padatan. Hal ini terjadi segera setelah terjadi kontak antara permukaan benda padat dengan
cairan. Pada tahapan berikutnya, sel bakteri akan melekat ke permukaan dengan adanya daya tarik elektrostatis dan fisik. Sel bakteri tersebut selanjutnya
menempel pada permukaan padatan dengan adanya extracellular polymeric substances EPS. O’Toole 2003 mengemukakan bahwa EPS tersebut tidak
hanya berfungsi sebagai bahan pengikat antara sel dengan permukaan padatan, tetapi berperan dalam sistem pertukaran ion untuk mengikat nutrisi dalam air yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sel. Pada saat ketersediaan nutrisi mencukupi, sel bakteri berkembang dan sel baru membentuk EPS tersendiri. Perkembangan
semacam ini terus berlanjut, sehingga membentuk kelompok koloni yang saling terkait.
Kecepatan pelekatan bakteri pada permukaan padatan pertama ditentukan oleh karakteristik sel bakteri. Hidrofobisitas permukaan sel, keberadaan fimbriae
dan flagela, serta produksi EPS, merupakan beberapa karakteristik bakteri yang menentukan kecepatan pelekatan bakteri Donian, 2002. Hidrofobisitas
30
permukaan sel sangat mempengaruhi proses adhesi karena permukaan yang hidrofobik meningkatkan interaksi dengan permukaan padatan. Keberadaan
fimbirae dan flagela juga mempengaruhi kecepatan pelekatan sel ke permukaan dengan cara mengurangi pengaruh daya tolak yang terjadi antar permukan.
Proses pembentukan biofilm juga dipengaruh oleh faktor lingkunga n, diantaranya adalah permukaan bahan padatan, luas area permukaan, kecepatan
laju alir dan ketersediaan nutrisi. Karakteristik permukaan bahan padatan menjadi faktor kunci yang menentukan proses penempelan sel bakteri Donian, 2002.
Penempelan koloni bakteri lebih mudah terjadi pada permukaan yang kasar. Hal ini dikarenakan pada permukaan yang kasar, pemukaan padatan semakin luas.
Karakateristik fisiko-kimia permukaan juga sangat menentukan laju penempelan. Sel bakteri lebih cepat menempel pada permukaan hidrofobik dan non polar dari
permukaan yang bersifat hidrofilik. Bakteri pada umumnya mempunyai muatan negatif, tetapi masih mempunyai komponen permukaan hidrofobik. Cordas et al.
2008 karakteristik tersebut akan menentukan elektroaktif permukaan sehingga menentukan kecepatan penempelan sel bakteri pereduksi sulfat pada permukaan
padatan.
31
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 4 kegiatan. Kegiatan 1 dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif, kegiatan 2 sampai 4 menggunakan metode
eksperimen di laboratorium.
3.1.1. Tahapan Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan seperti pada bagan berikut :
Gambar 7. Bagan pelaksanaan kegiatan penelitian
3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan di beberapa laboratorium. Kegiatan isolasi bakteri pereduksi sulfat sampai pengolahan air asam tambang
pada reaktor biofilm dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan, Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology ICBB, Bogor.
Identifikasi bakteri hasil isolasi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kegiatan Pertama
Eksplorasi dan identifikasi bakteri pereduksi sulfat
Kegiatan Kedua
Pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat pada berbagai kondisi lingkungan
Kegiatan Ketiga
Pengolahan air asam tambang dengan reaktor anaerob bakteri pereduksi sulfat tersuspensi
Kegiatan Keempat
Pengolahan air asam tambang dengan reaktor biofilm bakteri pereduksi sulfat