35
b. Pewarnaan spora Olesan isolat yang diuji disiapkan pada kaca obyek, lalu difiksasi panas.
Selanjutnya diakukan pewarnaan dengan hijau malakit dan dipanasi secara hati-hati selama 10 menit. Olesan didinginkan dan dibilas dengan aquades
sebelum diwarna i dengan safranin selama satu menit. Sisa air kemudian ditiriskan dan diamati di bawah mikroskop. Jika biakan membentuk spora
akan berwarna hijau dan sel vegetatif berwarna merah muda. c. Pengujian karakter fisiologi dan biokimia
Untuk menentukan genus bakteri pereduksi sulfat dari isolat yang diperoleh dilakukan pengujian karakter fisiologis dan biokimia dengan berpedoman
pada Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Pemanfaatan bahan organik oleh bakteri ditentukan dengan pembiakan isolat pada media dengan
kandungan bahan organik tertentu untuk melihat kemampuan bakteri memanfaatkan bahan organik. Pengamatan dilakukan dengan melihat
kemampuan tumbuh bakteri pada media tersebut.
3.2.2. Pertumbuhan Bakteri Pereduksi Sulfat pada Berbagai Kondisi Lingkungan
Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat, antara lain pH, konsentrasi kandungan
sulfat, dan sumber karbon.
3.2.2.1. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat
Untuk melihat tingkat pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat pada kondisi pH yang berbeda, masing- masing 1 mL suspensi mikrob dimasukkan ke dalam
tabung ulir yang telah berisi 13 bagian media cair steril dengan pH 3, dan secara perlahan- lahan diisi sampai penuh dan ditutup rapat. Dengan cara yang sama
dilakukan dengan variasi pH 4, 5, 6, dan 7, dan diinkubasi pada suhu 28
o
C. Enam isolat yang diuji dalam percobaan ini adalah isolat yang mempunyai
kemampuan reduksi sulfat tinggi hasil seleksi pada kegiatan pertama. Pengamatan dilakukan terhadap kecepatan pertumbuhan bakteri, kenaikan pH,
kemampuan mereduksi sulfat dan produksi sulfida.
36
3.2.2.2. Pengaruh konsentrasi kandungan sulfat terhadap reduksi sulfat
Untuk mengetahui kemampuan mereduksi sulfat, isolat bakteri yang diperoleh ditumbuhkan pada media cair dengan kandungan sulfat divariasikan
dengan konsentrasi dasar sesuai dengan yang ada di lokasi penelitian. Sebanyak 1 mL suspensi mikrob dipindahkan secara aseptik ke dalam tabung ulir yang berisi
13 bagian media cair dengan kandungan sulfat 1000, 1500, 2500, dan 3500 mgL. Kemudian media ditambahkan secara perlahan-lahan hingga penuh dan ditutup
rapat. Media tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 28
o
C selama 21 hari. Empat isolat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah isolat yang mampu
tumbuh pada pH 3 dan mempunyai kemampuan reduksi sulfat tinggi. Pengamatan dilakukan terhadap kecepatan pertumbuhan bakteri dan kemampuan mereduksi
sulfat. Pengukuran terhadap sulfat yang tereduksi dilakukan secara spektrofotometri.
3.2.2.3. Pengaruh kompos sebagai sumber karbon terhadap pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat
Pada kegiatan ini digunakan tiga jenis bahan organik sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat, yaitu 1 limbah kulit kayu, 2
limbah jerami padi, dan 3 laktat. Bahan organik tersebut bersama-sama dengan media cair tanpa laktat dimasukkan ke dalam kolom dan 10 mL suspensi bakteri
pereduksi sulfat hingga 13 bagian, kemudian ditambahkan media sampai penuh dan ditutup rapat. Isolat tersebut diinkubasi pada suhu ruang. Empat isolat yang
dipergunakan dalam percobaan ini adalah isolat yang mampu tumbuh pada pH 3 dan mempunyai kemampuan reduksi sulfat tinggi. Perlakuan yang sama
diaplikasikan pada isolat yang diuji lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap kecepatan tumbuh bakteri pereduksi sulfat, kenaikan pH, kandungan sulfat, dan
kerapatan optik.
3.2.3. Pengolahan Air Asam Tambang dengan Reaktor Anaerob Bakteri Pereduksi Sulfat Tersuspensi
Pada kegiatan ini pengolahan air asam tambang dilakukan dengan menggunakan kolom pengolahan pada kondisi anaerob bakteri pereduksi sulfat
37
tersuspensi seperti pada Gambar 8. Kolom dibuat dari kaca dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 15, dan tinggi 20 cm, sehingga total volume kolom 3000
mL. Limbah asam tambang dimasukkan ke dalam kolom bersama-sama dengan ditambahkan nutrisi starter berupa asam laktat sebanyak 10 mLL limbah dan
isolat bakteri pereduksi sulfat yang telah ditumbuhkan. Tiga isolat yang digunakan dalam percobaan ini adalah isolat yang mampu tumbuh pada pH 3 dan
mempunyai kemampuan reduksi sulfat tinggi.
Gambar 8. Rancangan reaktor pengolahan air asam tambang secara anaerob
Parameter-parameter yang diukur dalam rangkaian pengolahan air asam tambang dengan bakteri pereduksi sulfat skala laboratorium ini adalah:
1. Kemampuan bakteri pereduksi sulfat dalam mereduksi sulfat 2. Total sulfida yang terbentuk
3. Peningkatan pH limbah 4. Kemampuan mereduksi logam- logam yang terkandung dalam air asam
tambang, terutama Fe dan Mn
3.2.4. Pengolahan Air Asam Tambang dengan Reaktor Biofilm Bakteri Pereduksi Sulfat