Sumber daya air di Kecamatan Cimenyan dapat diperoleh dari PAM dengan pengguna sebanyak 541 orang, Badan Pengelola Air dengan pengguna sebanyak 3.7
orang, pompa jet pompa tangan dengan pengguna sebanyak 2.359 orang serta sumur dengan pengguna sebanyak 1.611 orang Kecamatan Cimenyan, 2006.
3.6.4. Kecamatan Cilengkrang
Produksi rata-rata tanaman utama di Kecamatan Cilengkrang untuk padi adalah 4,5 ton dengan luas tanaman dan yang dipanen seluas 204 ha sehingga jumlahnya 208,5
ton. Produksi rata-rata tanaman jagung sebanyak 5 ton dengan luas tanaman dan yang dipanen seluas 72 ha sehingga jumlahnya 360 ton. Produksi rata-rata tanaman ketela
pohon sebanyak 20 ton dengan luas tanaman dan yang dipanen seluas 29 ha sehingga jumlahnya 580 ton. Produksi rata-rata tanaman ketela rambat sebanyak 12 ton dengan
luas tanaman dan luas yang dipanen 23 ha sehingga jumlahnya 276 ton. Produksi rata- rata tanaman kacang tanah sebanyak 2,5 ton dengan luas tanaman dan luas yang dipanen
9 ha sehingga jumlahnya 22,5 ton. Produksi rata-rata tanaman sayur-sayuran sebanyak 10 ton dengan luas tanaman dan luas yang dipanen seluas 20 ha sehingga jumlahnya 200
ton. Produksi rata-rata tanaman buah-buahan sebanyak 10 ton dengan luas tanaman dan luas yang dipanen seluas 24 ha sehingga jumlahnya 240 ton Kecamatan Cilengkrang,
2006. Produksi rata-rata tanaman komoditas di Kecamatan Cilengkrang untuk cengkeh
adalah 3 ton belum berproduksi, 8 ton sudah berproduksi dengan jumlah produksi 1.248 ton bunga basah. Tanaman tembakau sebanyak 80 ton sudah berproduksi dengan jumlah
produksi 72 ton. Tanaman kelapa sebanyak 2 ton belum berproduksi, 7 ton telah berproduksi dengan jumlah produksi 8.960 butir. Tanaman kopi sebanyak 20 ton belum
berproduksi, 5 ton sudah berproduksi dengan jumlah produksi 8 ton buah basah. Tanaman melinjo sebanyak 4 ton belum berproduksi, 2,5 ton sudah berproduksi dengan
jumlah produksi 5 ton buah basah. Tanaman lain-lain sebanyak 3 ton belum berproduksi, 1 ton sudah berproduksi dengan jumlah produksi 1,5 ton gula merah
Kecamatan Cilengkrang, 2006. Luas tanah sawah di Kecamatan Cilengkrang seluas 203 ha, yang terdiri dari
70,725 ha tanah sawah beririgasi ½ teknis, 178 ha tanah sawah beririgasi sederhana dan
42 ha tanah sawah tadah hujansawah rendengan. Luas tanah kering di Kecamatan Cilengkrang seluas 858 ha yang terdiri dari pekaranganbangunanemplasemen seluas
433 ha dan kebuntegalan seluas 425 ha. Luas lahan basah di Kecamatan Cilengkrang seluas 9 ha berupa balongempangkolam. Luas tanah hutan di Kecamatan Cilengkrang
seluas 1.067 ha berupa hutan lebat seluas 60 ha, 20 ha hutan belukar dan 987 ha hutan sejenis. Luas tanah perkebunan di Kecamatan Cilengkrang seluas 1.027,37 ha
Kecamatan Cilengkrang, 2006. Jumlah ternak di Kecamatan Cilengkrang terdiri dari 2.636 ekor sapi perah, 195
ekor sapi biasa, 59 ekor kerbau, 92 ekor kambing, 6.699 ekor domba, 179.745 ekor ayam dan 733 ekor itik Kecamatan Cilengkrang, 2006.
Sumber daya air di Kecamatan Cilengkrang dapat diperoleh dari PAM dengan pengguna sebanyak 1.040 orang, Badan Pengelola Air dengan pengguna sebanyak 51
orang, pompa jet pompa tangan dengan pengguna sebanyak 5.199 orang serta sumur dengan pengguna sebanyak 27.726 orang Kecamatan Cilengkrang, 2006.
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di tiga wilayah kecamatan di zona kawasan perumahan berkategori buruk untuk perumahan yang berada di Kawasan Bandung
Utara Kabupaten Bandung yaitu Kecamatan Lembang, Cimenyan dan Cilengkrang. Kegiatan Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2006 sampai dengan Januari
2007
.
4.2. Bahan dan Alat 4.2.1. Aspek Spasial
Obyek penelitian zonasi kawasan perumahan berwawasan lingkungan di Kabupaten Bandung menggunakan Sistem Informasi Geografik adalah
kondisi wilayah Kabupaten Bandung. Data spasial dan tekstual kondisi aktual wilayah Kabupaten Bandung dikumpulkan untuk dianalisis bagi kepentingan
zonasi kawasan perumahan berwawasan lingkungan. Batasan area tidak hanya bersifat batas ekologis saja yang ditonjolkan tetapi juga batas
administrasi sampai tingkat desa sehingga hasil analisis dapat diimplementasikan di lapangan, baik untuk kegiatan perencanaan maupun
pemantauan hasil-hasil pembangunan. Aspek spasial ini diperoleh dalam bentuk peta-peta analog atau peta-peta digital.
Peralatan yang digunakan untuk analisis spasial ini terdiri dari Mapinfo, ArcInfo, ArcView, printer, CPU dan monitor.
4.2.2. Aspek Fisik, Kimia Biologi Lingkungan
Obyek dari aspek fisik, kimia dan biologi lingkungan adalah lingkungan yang berkategori buruk untuk perumahan di Kawasan Bandung
Utara Kabupaten Bandung.