Komponen Fisik dan Kimia Air

5.3.3. Komponen Fisik dan Kimia Air

Badan air di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang dapat berupa air permukaan maupun air tanah. Penyelidikan badan air dipusatkan pada air permukaan, yaitu air sungai. Sungai yang mengalir terdiri dari sungai-sungai kecil, yaitu : 1 Cihalarang, 2 Cimenyan, 3 Ciparungpung, 4 Ciawiruka, 5 Cipanengah, 6 Cisanggarung, 7 Ciwaru, 8 Cipanjalu, 9 Cijalupang, 10 Cihideung, 11 Cisungapan, 12 Susukan Legok, 13 Cigulung, 14 Cikawari, 15 Cikapunduh 16 Ciputri, 17 Cipukang. Sungai-sungai besar yang mengalir adalah sungai: 1 Cikapundung, 2 Cidurian, 3 Cisaranten, 4 Cilimus dan 5 Cipaheut. Air sungai yang diperiksa kualitas airnya adalah sungai Cihalarang, Ciparungpung, Cipaheut yang berada di ruas jalan PPH.Mustopa-Jatihandap Kecamatan Cimenyan yang memiliki penggunaan lahan perumahan dan permukiman. Sungai Cisaranten di ruas jalan Raya Ujung Berung-Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang dan sungai Cilimus di ruas jalan Raya Lembang- Setiabudhi Kecamatan Lembang yang memiliki penggunaan lahan perumahan dan permukiman. Pengujian kualitas air sungai dilakukan dilaboratorium Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB. Contoh air diambil pada bulan Oktober 2006 pada jam 08.00 pagi, 17.00 sore dan 21.00 malam. Parameter fisika yang dianalisis adalah : bau, zat padat terlarut TDS, zat padat tersuspensi, kekeruhan, rasa, temperatur, warna dan daya hantar listrik, sedangkan parameter kimia yang dianalisis adalah : besi Fe, kesadahan CaCO3, pH, Fenol, minyak lemak, MBAS, Zat organik KMnO4, BOD, COD, dan Amoniak NH 4 -N. Hasil pengujian air mengacu pada Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I. Hasil analisis air sungai Cihalarang, Ciparungpung, Cipaheut, Cisaranten, Cilimus menunjukkan parameter fisika dan kimia sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Dengan demikian secara faktual air sungai- sungai tersebut tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman, baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. • Hasil Analisis Fisik Kimia Air di Kecamatan Cimenyan Hasil Pengujian Air Sungai Cihalarang pada Jam 08.00 Hasil analisis air di hulu sebelum perumahan formal dan hilir Sungai Cihalarang sesudah perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik kekeruhan dan parameter kimia : besi Fe, fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD dan Amonia NH 3 -N telah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Dengan demikian secara faktual air sungai Cihalarang tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hulu dan hilir Sungai Cihalarang pada jam 08.00 dapat dilihat pada Tabel 42. Tabel 42. Hasil pengujian air di hulu dan hilir Sungai Cihalarang dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 08.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No. Parameter Analisis Satuan Maksimum Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Hulu Hilir 1. Bau - TB SMEWW-2150 Tidak Berbau Tidak Berbau 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 88,7 274 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 15 13 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 6,5 18 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C Deviasi 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 40 17,5 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 392 407 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 0,60 1,68 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 124,48 116,32 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,18 7,14 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,00 0,054 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 15,26 31,05 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 0,188 3,772 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 55,75 22,95 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 15,00 15,60 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 32,41 49,08 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,256 1,007 Hasil analisis air di hilir Sungai Cihalarang sesudah perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air hulu Sungai Cihalarang sebelum perumahan formal untuk parameter fisik zat padat terlarut dan kekeruhan serta parameter kimia besi Fe, fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD dan Amonia NH 3 -N serta telah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Dengan demikian secara faktual air sungai Cihalarang pada jam 08.00 pagi telah tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil Pengujian Air Sungai Cihalarang pada Jam 17.00 dan Jam 21.00 Hasil analisis air sungai di hilir sungai Cihalarang pada jam 17.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, kesadahan, fenol baru terdeteksi, minyak dan lemak, BOD, COD dan amonia melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Meskipun kadar MBAS dan Amonia NH 3 -N menurun, tetapi secara faktual air sungai Cihalarang tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air sungai di hilir sungai Cihalarang pada jam 21.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, BOD, COD serta Amonia NH 3 -N melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Secara faktual air sungai Cihalarang tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir Sungai Cihalarang pada jam 21.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air Sungai Cihalarang pada jam 17.00 untuk parameter fisik zat padat terlarut dan daya hantar listrik serta parameter kimia besi Fe, BOD, COD dan Amonia NH 3 -N. Sementara itu, Fenol, minyak dan lemak serta MBAS mengalami penurunan. Hasil analisis air sungai Cihalarang pada jam 17.00 dan jam 21.00 dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Hasil pengujian air di hilir Sungai Cihalarang dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 17.00 dan jam 21.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No. Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Jam 17.00 Jam 21.00 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 235 282 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 15 13 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 7,6 6,5 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 15 70 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 126,7 403 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 1,26 1,63 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 61,22 126,53 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 6,68 7,18 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,09 0,069 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 17,89 17,37 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 3,522 2,988 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 7,15 23,25 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 15,3 17,8 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 49,1 69,45 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 1,719 2,224 Hasil Pengujian Air Sungai Cipaheut Hasil Pengujian Air di hulu dan hilir Sungai Cipaheut pada Jam 08.00 Hasil analisis air di hulu sungai Cipaheut sebelum perumahan formal pada jam 08.00 pagi menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I walaupun kadar Amonia NH 3 -N lebih rendah dari sungai Cihalarang. Hal ini menunjukkan secara faktual air sungai Cipaheut tersebut tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Cipaheut sesudah perumahan formal pada jam 08.00 pagi menunjukkan parameter parameter fisik untuk kekeruhan dan kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, MBAS, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini berarti, air di hilir sungai Cipaheut tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hulu dan hilir sungai Cipaheut pada jam 08.00 dapat dilihat pada Tabel 44. Tabel 44. Hasil pengujian air di hulu dan hilir Sungai Cipaheut dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 08.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Hulu Hilir 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS Mgl 1000 SMEWW-2540-C 54,4 143,30 3. Zat padat tersuspensi Mgl 50 SMEWW-2540-D 10 16 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 8 19 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C Deviasi 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 25 10 8. Daya hantar listrik UScm - SMEWW-2510 205 213 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 0,93 1,34 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 85,71 75,5 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 6,73 6,96 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,00 0,0027 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 17,89 25,26 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 0,07 1,761 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 14,01 20,27 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 16,60 17,8 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 30,56 41,67 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,226 0,252 Dari Tabel 44, air di hilir Sungai Cipaheut pada jam 08.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air hulu Sungai Cipaheut untuk parameter fisik zat padat terlarut, zat padat tersuspensi dan kekeruhan serta parameter kimia besi Fe, fenol, minyak dan lemak, MBAS, KmnO 4 , BOD, COD dan Amonia NH 3 -N. Hasil Pengujian Air Sungai Cipaheut pada Jam 17.00 dan 21.00 Hasil analisis air di hilir sungai Cipaheut pada jam 17.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia NH 3 -N sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Meskipun kadar MBAS dan minyak menurun dibandingkan dengan aktivitas jam pagi, secara faktual air sungai Cipaheut sudah tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Cipaheut pada jam 17.00 dan Jam 21.00 dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45. Hasil pengujian air di hilir Sungai Cipaheut dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 17.00 dan jam 21.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Jam 17.00 Jam 21.00 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 149,3 148,2 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 16 8 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 19 9,1 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 20 10 8. Daya hantar listrik UScm - SMEWW-2510 77,7 212 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 0,93 1,30 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 40,82 81,63 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,16 6,67 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,00 0,00 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 23,68 21,58 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 1,47 1,006 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 4,17 14,6 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 18,4 16,9 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 53,67 40,18 10 Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,875 0,233 Dari Tabel 45, air di hilir sungai Cipaheut pada jam 21.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Meskipun kadar MBAS dan amonium menurun, tetapi secara faktual air sungai Cipaheut tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir Sungai Cipaheut pada jam 17.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air Sungai Cipaheut pada jam 2100 untuk parameter fisik zat padat terlarut, zat padat tersuspensi dan kekeruhan serta parameter kimia Minyak dan Lemak, MBAS, BOD, COD dan Amonia NH 3 -N. Sementara itu, Fe, CaCO3 dan KMnO 4 mengalami kenaikan. Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Ciparungpung Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Ciparungpung pada jam 08.00 Hasil analisis air di hulu sungai Ciparungpung sebelum perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, MBAS, BOD, serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini menunjukkan, secara faktual air sungai Ciparungpung tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Ciparungpung pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia NH 3 -N sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Dengan demikian secara faktual air sungai Ciparungpung tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir Sungai Ciparungpung pada jam 08.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air hulu Sungai Ciparungpung untuk parameter fisik zat padat terlarut, zat padat tersuspensi dan kekeruhan serta parameter kimia besi Fe, fenol, minyak dan lemak, MBAS, KmnO 4 , BOD, COD dan Amonia NH 3 -N. Hasil analisis air di hulu dan hilir sungai Ciparungpung pada jam 08.00 dapat dilihat pada Tabel 46. Tabel 46. Hasil pengujian air di hulu dan hilir Sungai Ciparungpung dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 08.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No. Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Hulu Hilir 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 76,3 209 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 15 22 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 19 50 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 12,5 10 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 298 275 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 1,16 2,33 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 79,59 89,79 3. pH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,0 7,13 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,000 0,0027 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 23,68 30,53 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 0,102 2,90 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 24,45 20,57 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 13,80 17,0 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 23,15 60,19 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,169 2,302 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Ciparungpung pada jam 17.00 dan jam 21.00 Hasil analisis air di hilir sungai Ciparungpung pada jam 17.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia NH 3 -N sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini menunjukkan, bahwa air sungai Ciparungpung tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Ciparungpung pada jam 17.00 dan jam 21.00 dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Hasil pengujian air di hilir Sungai Ciparungpung dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 17.00 dan jam 21.00 bulan Oktober 2006 Acuan: Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Jam 17.00 Jam 21.00 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 192,8 167 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 40 62 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 55 70 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 15 15 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 108,8 241 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 2,54 4,14 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 57,14 75,5 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,4 7,22 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,097 0,014 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 25,26 20,00 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 2,859 1,30 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 8,650 20,57 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 17,20 17,80 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 93,74 46,30 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 1,75 0,618 Dari Tabel 47, hasil analisis air sungai di hilir sungai Ciparungpung pada jam 21.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia NH 3 -N melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini berarti secara faktual air sungai Ciparungpung tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir Sungai Ciparungpung pada jam 17.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air Sungai Ciparungpung pada jam 2100 untuk parameter fisik zat padat terlarut dan parameter kimia untuk fenol, Minyak dan Lemak, MBAS, COD dan Amonia NH 3 -N. Sementara itu, kekeruhan, Fe, CaCO3 dan KMnO 4 menunjukkan kenaikan pada jam 21.00 . Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai di Kecamatan Cimenyan Hasil pengukuran parameter kualitas air sungai menunjukkan adanya perbedaan kandungan antara hulu dan hilir sungai pada waktu pengamatan pagi dan mengalami kenaikan kadar kandungan setelah adanya aktivitas perumahan yang melampaui batas persyaratan baku mutu untuk beberapa parameter. Parameter TDS walaupun belum melampaui baku mutu tetapi mengalami kenaikan pada jam 07-09.00, bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Kesadahan selain dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa saluran juga dapat menimbulkan sulitnya sabun membusa. Parameter kekeruhan selain sudah melampaui baku mutu juga mempunyai nilai yang berbeda antara di hulu dan di hilir serta memiliki pola fluktuasi yang meningkat pada jam 08.00-21.00 terutama di sungai Ciparungpung. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat anorganik lapukan batuan atau logam maupun yang organik lapukan tanaman atau hewan. Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini berbahaya bagi kesehatan bila mikroba tersebut bersifat patogen. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter TDS dan kekeruhan di Kecamatan Cimenyan dapat dilihat pada Gambar 32. 76.3 209 192.8 167 54.40 143.30 149.30 148.20 88.70 274.00 235.00 282.00 50 100 150 200 250 300 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nila i Pe nga ma ta n Ciparungpung Cipaheut Cihalarang 19 25 55 70 8.00 12.00 19.00 9.10 6.50 18.00 7.60 6.50 10 20 30 40 50 60 70 80 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai Pengamatan Ciparungpung Cipaheut Cihalarang Gambar 32. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter TDS dan Kekeruhan di Kecamatan Cimenyan Parameter MBAS di hulu sungai masih dibawah baku mutu, tetapi mengalami kenaikan di hilir sungai pada waktu pengamatan pagi dikarenakan aktivitas pemakaian air pada jam tersebut banyak digunakan dan mengalami penurunan pada waktu pengamatan malam jam 21.00 karena pada waktu tersebut hampir tidak ada aktivitas rumah tangga. Parameter MBAS dalam air dapat menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut berada di atas permukaan gelembung udara dan relatif tetap. Zat ini menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air dan mengganggu kehidupan biologis atau mikroorganisme. Selain itu, MBAS mempermudah absorpsi racun melalui insang sehingga dapat mempertinggi toksisitas racun dalam tubuh ikan. Parameter Fe dari hulu sampai hilir sudah melampaui batas persyaratan baku mutu. Parameter Fe memiliki pola meningkat di sungai Ciparungpung dan pola naik turun di sungai Cipaheut dan Cihalarang. Kandungan Fe selain dapat menyebabkan kekeruhan dan kesadahan pada air, juga dapat menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan dinding pipa saluran serta pertumbuhan bakteri besi. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus karena tubuh tidak dapat mengekskresikan Fe. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter MBAS dan Fe di Kecamatan Cimenyan dapat dilihat pada Gambar 33. 0.102 2.900 2.859 1.30 0.188 3.522 1.761 1.47 1.006 2.988 3.772 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Hulu Pagi Sore Malam Waktui Pengamatan N ilai Pengamatan Ciparungpung Cipaheut Cihalarang 1.16 2.33 2.54 4.14 0.93 1.34 0.89 1.30 0.60 1.68 1.26 1.63 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Ni la i P e nga ma ta n Fe Ciparungpung Cipaheut Cihalarang Gambar 33. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter MBAS dan Fe di Kecamatan Cimenyan Hasil pengamatan parameter BOD, COD, Minyak dan Lemak dari hulu sampai hilir sudah melampaui batas persyaratan baku mutu. Nilai BOD yang tinggi dari limbah cair akan mengurangi kandungan oksigen terlarut dalam sungai dan berdampak pada kehidupan makhluk air karena kebutuhan oksigen bagi kehidupannya tidak tersedia. Perairan akan mengandung senyawa organik dan bakteri yang tidak dibutuhkan sehingga tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan makhluk hidup. Sementara itu, COD merupakan tolok ukur yang lain untuk menyatakan kebutuhan oksigen dalam menguraikan kandungan senyawa organik secara kimiawi. Nilai COD mencakup kebutuhan oksigen untuk reaksi biokimiawi karena senyawa organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisma dapat pula mengalami oksidasi melalui reaksi kimiawi. Parameter minyak dan lemak mengalami kenaikan yang berarti pada jam 08.00 dikarenakan aktivitas rumah tangga pada jam tersebut tinggi sehingga pembuangan limbah rumah tangga parameter ini banyak dibuang ke sungai dan memiliki pola yang menurun pada waktu pengamatan malam jam 21.00 karena pada waktu itu hampir tidak ada aktivitas rumah tangga. Minyak dan lemak dapat mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan biologis atau mikroorganisme. Selain itu, minyak dan lemak dapat menyebabkan jumlah oksigen terlarut menurun. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter BOD, COD, Minyak dan Lemak di Kecamatan Cimenyan dapat dilihat pada Gambar 34. 13.80 17.00 17.20 17.80 16.60 18.40 17.80 16.90 15.00 15.60 15.30 17.80 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Ciparungpung Cipaheut Cihalarang 23.15 60.19 93.74 46.30 30.56 41.67 53.57 40.18 32.41 49.08 49.1 69.45 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Ciparungpung Cipaheut Cihalarang 17.37 30.53 25.26 20.00 17.89 25.26 23.68 21.58 15.26 31.05 17.89 17.37 5 10 15 20 25 30 35 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan N ila i Pe n g a ma ta n Ciparungpung Cipaheut Cihalarang Gambar 34. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter BOD, COD, Minyak dan Lemak di Kecamatan Cimenyan • Hasil Analisis Fisik Kimia Air di Kecamatan Cilengkrang Hasil Pengujian Kualitas Air di hulu dan hilir Sungai Cisaranteun jam 08.00 Hasil analisis kualitas air di hulu sungai Cisaranteun sebelum perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini menunjukkan, bahwa secara faktual air sungai Cisaranteun tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hulu dan hilir sungai Cisaranteun pada jam 08.00 dapat dilihat pada Tabel 48. Tabel 48. Hasil pengujian kualitas air di hulu dan hilir Sungai Cisaranteun dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 08.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Hulu Hilir 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 165 219 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 20 24 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 27 37 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 7,5 15 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 236 313 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 0,972 1,48 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 109,45 99,45 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 6,94 7,22 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,040 0,055 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 0,52 2,0 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 0,080 1,388 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 15,65 23,62 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 22,50 58,80 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 43,73 79,08 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,053 1,46 Dari Tabel 48, air di hilir sungai Cisaranteun sesudah perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia telah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini berarti, secara faktual air sungai ini tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Cisaranteun jam 17.00 dan jam 21.00 Hasil analisis air sungai Cisaranteun pada jam 17.00 menunjukkan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD dan Amonia NH 3 -N sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Kadar MBAS atau pemakaian detergen dan kadar amonium mengalami kenaikan, hal ini berarti secara faktual air sungai Cisaranteun tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air sungai Cisaranteun pada jam 21.00 menunjukkan parameter parameter fisik untuk kekeruhan dan kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD, COD serta Amonia sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Meskipun kadar MBAS menurun dan Amonia menurun, tetapi secara faktual air sungai Cisaranteun tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Cisaranteun pada jam 17.00 menunjukkan nilai lebih besar daripada hasil analisis air Sungai Ciparungpung pada jam 2100 untuk parameter fisik zat padat terlarut dan parameter kimia untuk fenol, Minyak dan Lemak, MBAS, COD dan Amonia NH 3 -N. Sementara itu, kekeruhan, Fe, CaCO3 dan KMnO 4 menunjukkan kenaikan pada jam 21.00. Hasil analisis air sungai Cisaranteun pada jam 21.00 dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Hasil pengujian air Sungai Cisaranteun dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 17.00 dan jam 21.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No. Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Jam 17.00 Jam 21.00 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 292 200 3. Zat padat tersuspensi TSS MgL 50 SMEWW-2540-D 17 20 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 35 27 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C Deviasi 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 10 10 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 417 286 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 1,747 1,398 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 179,1 119,4 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,28 7,07 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,097 0,048 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 3,15 2,10 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 2,479 0,233 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 18,10 30,37 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 30,0 30,00 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 46,52 79,08 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 2,405 0,673 • Hasil Analisis Fisik Kimia Air di Kecamatan Lembang Hasil Pengujian Kualitas Air di hulu dan hilir Sungai Cilimus pada jam 08.00 Hasil analisis air di hulu sungai Cilimus sebelum perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan kimia untuk besi Fe, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Hal ini menunjukkan bahwa secara faktual air sungai Cilimus hulu tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hilir sungai Cilimus sesudah perumahan formal pada jam 08.00 menunjukkan parameter fisik untuk kekeruhan dan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, MBAS, Minyak dan Lemak, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Parameter-parameter fisik dan kimia mengalami kenaikan, terutama minyak dan lemak serta MBAS, secara faktual air sungai Cilimus tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air di hulu dan hilir sungai Cilimus pada jam 08.00 dapat dilihat pada Tabel 50. Tabel 50. Hasil pengujian air di hulu Sungai Cilimus dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 08.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Hulu Hilir 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 162,8 308 3. Zat padat tersuspensi TSS MgL 50 SMEWW-2540-D 7 25 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 11 37 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 7,5 10 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 233 440 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 0,570 0,925 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 109,45 181,09 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 6,67 7,10 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,002 0,069 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 0,0 2,10 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 0,080 2,66 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 7,36 14,42 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 18,6 23,8 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 37,22 65,13 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,0 0,234 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Cilimus pada jam 17.00 dan jam 21.00 Hasil analisis air sungai Cilimus pada jam 17.00 menunjukkan parameter kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD dan COD melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Walaupun parameter tersebut menurun tetapi tetap melebihi kadar maksimum baku mutu. Secara faktual air sungai Cilimus sudah tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Hasil analisis air sungai Cilimus pada jam 17.00 dan jam 21.00 dapat dilihat pada Tabel 51. Tabel 51. Hasil pengujian air Sungai Cilimus dengan penggunaan lahan perumahan dan permukiman jam 17.00 dan jam 21.00 bulan Oktober 2006 Acuan : Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 20 th Edition 1998 SMEWW dan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 kelas I No Parameter Analisis Satuan Maks Metode Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Fisika Jam 17.00 Jam 21.00 1. Bau - TB SMEWW-2150 TB TB 2. Zat padat terlarut TDS MgL 1000 SMEWW-2540-C 284 280 3. Zat padat tersuspensi MgL 50 SMEWW-2540-D 25 44 4. Kekeruhan NTU 5 SMEWW-2130 36 55 5. Rasa - TB SMEWW-2160-B TB TB 6. Temperatur o C 3 SMEWW-2550 25 25 7. Warna TCU 15 SMEWW-2120-B 5 5 8. Daya hantar listrik uScm - SMEWW-2510 406 400 Kimia 1. Besi Fe MgL 0,3 SMEWW-3500-Fe 1,609 1,359 2. Kesadahan CaCO 3 MgL 500 SMEWW-2340-C 181,09 173,13 3. PH - 6-9 SMEWW-4500-H + 7,26 6,98 4. Fenol MgL 0,001 SMEWW-5530-D 0,083 0,112 5. Minyak Lemak MgL 1 SMEWW-5520-D 5,26 1.,5 6. MBAS MgL 0,2 SMEWW-5540-C 1,55 1,23 7. Zat Organik KmnO 4 MgL 10 SMEWW-4500- KmnO 4 15,95 15,03 8. BOD MgL 2 SMEWW-5210-D 42,14 37,5 9. COD MgL 10 SMEWW-5220-D 125,6 79,08 10. Amonia NH 3 -N MgL 0,5 SMEWW4500NH3 0,529 0,213 Dari Tabel 46, menunjukkan air di hilir sungai Cilimus pada jam 21.00 untuk parameter fisik kekeruhan dan kimia untuk besi Fe, Fenol, minyak dan lemak, MBAS, BOD serta COD sudah melampaui kadar maksimum baku mutu PP No.82 tahun 2001 kelas I. Terjadi penurunan kadar minyak dan lemak tetapi masih melampaui baku mutu. Secara faktual air sungai Cilimus tercemar oleh buangan limbah perumahan dan permukiman baik berupa limbah dapur, limbah cucian, air seni dan tinja dari kamar mandi. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang Hasil pengukuran parameter kualitas air di sungai Cisaranteun kecamatan Cilengkrang dan sungai Cilimus di Kecamatan Lembang menunjukkan adanya perbedaan kandungan kualitas air antara hulu sebelum perumahan dan hilir sesudah perumahan pada waktu pengamatan yang sama pagi. Parameter kualitas air mengalami kenaikan kadar kandungan setelah adanya aktivitas perumahan yang melampaui batas persyaratan baku mutu. Parameter TDS di Kecamatan Lembang lebih besar dari Kecamatan Cilengkrang, walaupun belum melampaui baku mutu tetapi mengalami kenaikan pada jam 08.00 dan menurun pada waktu pengamatan sore dan malam jam 17.00 dan jam 21.00. Sementara itu, kekeruhan sungai di Kecamatan Lembang selain lebih besar dari Kecamatan Cilengkrang memiliki pola meningkat dari pagi sampai malam. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter TDS dan kekeruhan di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 35. 165.0 219.00 292.00 200.00 162.8 308 284 280 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus 27.00 34.00 35.00 27.00 11 37 36 55 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus Gambar 35. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter TDS dan Kekeruhan di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang Parameter MBAS di hulu sungai sebelum ada perumahan formal di Kecamatan Cilengkrang maupun Lembang masih di bawah baku mutu, dan mengalami kenaikan puncak di hilir sungai Cilimus pada waktu pengamatan pagi dikarenakan aktivitas pemakaian air pada jam tersebut banyak dipergunakan dan mengalami penurunan pada waktu pengamatan malam jam 21.00 karena pada waktu tersebut aktivitas rumah tangga berkurang. Hal ini, berbeda dengan sungai Cisaranteun yang mengalami kenaikan puncak pada jam pengamatan sore. Parameter MBAS dalam air dapat menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut berada di atas permukaan gelembung udara dan relatif tetap. Zat ini menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air dan mengganggu kehidupan biologis atau mikroorganisme. Parameter Fe dari hulu sampai hilir sudah melampaui batas persyaratan baku mutu. Parameter Fe memiliki pola meningkat di sungai Cilimus dan Cisaranteun pada waktu pengamatan sore, dan menurun kembali pada waktu pengamatan malam. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter MBAS dan Fe di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 36. 0.08 1.388 2.479 0.233 0.08 2.66 1.55 1.23 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus 0.972 1.48 1.747 1.398 0.57 0.925 1.609 1.359 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan N ilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus Gambar 36. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter MBAS dan Fe di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang Hasil pengamatan parameter Fenol, BOD dan COD dari hulu sampai hilir sudah melampaui batas persyaratan baku mutu. Parameter Fenol di hilir sungai Cilimus maupun Cisaranteun sesudah ada perumahan mengalami kenaikan yang berarti pada waktu pengamatan sore jam 17.00 dikarenakan aktivitas rumah tangga pada jam tersebut tinggi sehingga pembuangan limbah rumah tangga parameter ini ikut terbuang ke sungai dan memiliki pola menurun pada waktu pengamatan malam jam 21.00. Fenol adalah zat yang bersifat racun dan menimbulkan bau terutama bila berikatan dengan khlorin dari desinfektan. Hasil pengamatan parameter BOD dan COD berbeda pola dalam perubahan kenaikannya, di sungai Cisaranteun mengalami kenaikan yang berarti pada jam 08.00 sedangkan di sungai Cilimus memiliki pola meningkat pada waktu pengamatan sore jam 17.00. BOD ini merupakan tolok ukur dari adanya kandungan senyawa organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Nilai BOD yang tinggi dari limbah cair akan mengurangi kandungan oksigen terlarut dalam sungai dan berdampak pada kehidupan makhluk air karena kebutuhan oksigen bagi kehidupannya tidak tersedia. Perairan akan mengandung senyawa organik dan bakteri yang tidak dibutuhkan sehingga tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan makhluk hidup. COD merupakan tolok ukur yang lain untuk menyatakan kebutuhan oksigen dalam menguraikan kandungan senyawa organik secara kimiawi. Nilai COD mencakup kebutuhan oksigen untuk reaksi biokimiawi karena senyawa organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisma dapat pula mengalami oksidasi melalui reaksi kimiawi. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter BOD, COD dan Fenol di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 37. 22.50 58.80 30.00 30.00 18.6 23.8 42.14 37.5 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai P e n g a m a tan Cisaranteun Cilimus 43.73 79.08 46.52 79.08 37.22 65.13 125.6 79.08 20 40 60 80 100 120 140 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai P e n g a m a tan Cisaranteun Cilimus 0.040 0.055 0.097 0.048 0.062 0.069 0.112 0.083 0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai P e n g a m a tan Cisaranteun Cilimus Gambar 37. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter BOD, COD, dan Fenol di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang Hasil pengamatan parameter minyak dan lemak serta amonia di hulu masih di bawah batas persyaratan baku mutu dan melampaui batas persyaratan baku mutu ketika sudah melewati perumahan hilir. Parameter minyak dan lemak mengalami kenaikan yang berarti pada waktu pengamatan sore jam 17.00 dikarenakan aktivitas rumah tangga pada jam tersebut tinggi sehingga pembuangan limbah rumah tangga parameter ini banyak dibuang ke sungai dan memiliki pola menurun pada waktu pengamatan malam jam 21.00 karena aktivitas rumah tangga sudah berkurang. Minyak dan lemak ini dapat mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan biologis atau mikroorganisme, selain itu dapat menyebabkan jumlah oksigen terlarut menurun. Parameter amonia mengalami kenaikan yang berarti pada waktu pengamatan sore jam 17.00 dan menurun pada waktu pengamatan malam jam 21.00. Amonia terdapat dalam air sebagai hasil perombakkan senyawa-senyawa organik nitrogen oleh mikroorganisme pengurai. Amonia selain menimbulkan bau yang mengganggu dan beracun juga dapat mengganggu proses pengolahan air secara biologis. Semakin tinggi pH dan temperatur, ammonia bebas yang dihasilkan semakin tinggi sehingga gangguan yang ditimbulkan semakin besar. Pola fluktuasi kualitas air sungai untuk parameter minyak dan lemak serta amonium di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 38. 0.053 1.46 2.405 0.673 0.234 0.529 0.213 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan N ilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus 0.52 2.0 3.15 2.10 2.1 5.26 1.05 1 2 3 4 5 6 Hulu Pagi Sore Malam Waktu Pengamatan Nilai Pengamatan Cisaranteun Cilimus Gambar 38. Pola Fluktuasi Kualitas Air Sungai untuk Parameter Amonia, Minyak dan Lemak di Kecamatan Cilengkrang dan Lembang Pola Perubahan Kualitas Air Sungai di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Kawasan Bandung Utara Kabupaten Bandung Hasil pengukuran parameter kualitas air sungai di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Kawasan Bandung Utara Kabupaten Bandung pada periode tahun 2004-2006 menunjukkan angka parameter kualitas air mengalami kenaikan. Pola ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air sungai di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Kawasan Bandung Utara Kabupaten Bandung. Laju kenaikan kadar kandungan parameter air sungai di Kecamatan Cimeyan, Cilengkrang dan Lembang tahun 2004-2006 dapat dilihat pada Tabel 52. Tabel 52. Laju Kenaikan Kadar Kandungan Parameter Air Sungai di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Kawasan Bandung Utara Laju Kenaikan No. Parameter Satuan Cimenyan Cilengkrang Lembang 1. TDS Total Disolved Solid Mgl 0.033 0.042 0.082 2. Kekeruhan Skala NTU 0.176 0.267 0.056 3. Temperatur C 0.040 0.016 0.027 4. Daya Hantar Listrik umhoscm 0.197 0.156 0.149 5. Besi Fe Mgl 0.141 0.086 0.148 6. pH Mgl 0.034 0.023 0.015 7. Fenol Mgl 0.417 0.410 0.344 8. MBAS Mgl 0.277 0.314 0.154 9. BOD Mgl 0.218 0.244 0.205 10. COD Mgl 0.352 0.297 0.294 11. Amonium Mgl 0.231 0.258 0.039 12. Minyak Lemak Mgl 0.254 0.203 0.465 13. Fecal Coli MPN100ml 0.477 0.546 0.599 Berdasarkan hasil analisis Paired Sample T Test untuk komponen fisik kimia air diperoleh angka signifikansi P value sebesar 0,026 atau lebih kecil dari α 0,05 dan -t hitung -2,309 -t tabel -2,021 dengan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95 berbeda secara nyata, yang berarti Ho diterima artinya bahwa ada perbedaan perubahan untuk komponen fisik kimia air yang berarti antara sebelum dan sesudah pembangunan perumahan di zona buruk untuk perumahan di Kecamatan Lembang, Cimenyan dan Cilengkrang. Hasil pengamatan kualitas air untuk parameter TDS memiliki pola perubahan meningkat tetapi masih dibawah baku mutu sedangkan untuk parameter kekeruhan selain memiliki nilai diatas baku mutu yang ditetapkan juga memiliki kecenderungan pola meningkat. Pola perubahan kualitas air untuk parameter TDS dan kekeruhan di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 39. Waktu Tahun Nilai Paramet e r T D S TDS_Cimenyan 1 TDS_Cilengkrang 2 TDS_Lembang 3 Baku_Mutu_TDS_1000 4 1 2 3 500 1,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 4 Waktu Tahun Nilai Kekeruhan Kekeruhan_Cimenyan 1 Kekeruhan_Cilengkrang 2 Kekeruhan_Lembang 3 Baku_Mutu_Kekeruhan 4 1 2 3 20 40 60 80 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 Gambar 39. Pola Perubahan Kualitas Air Sungai untuk Parameter TDS dan Kekeruhan di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Hasil pengamatan kualitas air untuk parameter Besi Fe dan Deterjen MBAS selain memiliki nilai diatas baku mutu yang ditetapkan juga memiliki kecenderungan pola meningkat. Pola perubahan kualitas air untuk parameter Besi Fe dan Deterjen MBAS di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 40. Waktu Tahun Nilai F e Fe_Cimenyan 1 Fe_Cilengkrang 2 Fe_Lembang 3 Baku_Mutu_Fe 4 1 2 3 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4 Waktu Tahun Nilai MBAS MBAS_Cimenyan 1 MBAS_Cilengkrang 2 MBAS_Lembang 3 Baku_Mutu_MBAS 4 1 2 3 2 4 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Gambar 40. Pola Perubahan Kualitas Air Sungai untuk Parameter Besi Fe dan MBAS di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Hasil simulasi kualitas air untuk parameter BOD dan COD selain memiliki nilai diatas baku mutu yang ditetapkan juga memiliki kecenderungan pola meningkat. Pola perubahan kualitas air untuk parameter BOD dan COD di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 41. Waktu Tahun Nilai B O D BOD_Cimenyan 1 BOD_Cilengkrang 2 BOD_Lembang 3 Baku_Mutu_BOD 4 1 2 3 20 40 60 80 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Waktu Tahun COD_Cimenyan 1 COD_Cilengkrang 2 COD_Lembang 3 Baku_Mutu_COD 4 1 2 3 40 80 120 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 4 Gambar 41. Pola Perubahan Kualitas Air Sungai untuk Parameter BOD dan COD di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang Hasil pengamatan kualitas air untuk parameter Minyak dan Lemak serta Bakteri Coli selain memiliki nilai diatas baku mutu yang ditetapkan juga memiliki kecenderungan pola meningkat. Pola perubahan kualitas air untuk parameter Minyak dan Lemak serta Bakteri Coli di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang dapat dilihat pada Gambar 42. Waktu Tahun N ilai Miny ak Lemak Minyak_Lemak_Cimenyan 1 Minyak_Lemak_Cilengkrang 2 Minyak_Lemak_Lembang 3 Baku_Mutu_MInyak_Lemak 4 1 2 3 5 10 15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Waktu Tahun Nilai Coli Coli_Cimenyan 1 Coli_Cilengkrang 2 Coli_Lembang 3 Baku_Mutu_COLI 4 1 2 3 4 8 12 16 20 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4 Gambar 42. Pola Perubahan Kualitas Air Sungai untuk Parameter Minyak dan Lemak serta Coli di Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang dan Lembang

5.3.4. Komponen Fisik dan Kimia Tanah