Simulasi Model Analisis dan Perumusan Kebijakan

σ I = Standard deviasi faktual N = Jumlah pengamatan. Ps = Nilai hasil simulasi. Pi = Nilai faktual dt = Diferensial waktu KD 0,05 menyatakan grafik kurang tajam KD 0,05 menyatakan grafik tajam sekali 5 Durbin Watson DB DB = ∑ Pi-Ps 2 T -Pi-Ps 2 T-1 …………………..…………….5 ∑ T Pi-Ps 2 T T = Waktu pengamatan. Ps = Nilai hasil simulasi. Pi = Nilai faktual

4.6.3. Sensitivitas Parameter dan Model

Sensitivitas parameter yaitu suatu perbandingan perubahan satu satuan variabel sebab terhadap satu satuan variabel akibat.Semakin kecil nilai sensitivitas parameter maka semakin besar pengaruh perubahan yang diakibatkan oleh parameter variabel sebab. Semakin besar nilai sensitivitas parameter maka semakin kecil pengaruh perubahan yang diakibatkan oleh parameter variabel sebab. Sensitivitas model menurut Schnoor 1996 adalah nilai kumulatif sensitivitas parameter-parameter model. Semakin besar sensitivitas model maka model semakin peka terhadap perubahan lingkungan. Semakin kecil sensitivitas model maka model semakin tidak peka terhadap perubahan lingkungan.

4.6.4. Simulasi Model

Simulasi model adalah tiruan perilaku sistem nyata. Dengan menirukan perilaku sistem nyata, proses analisis akan lebih cepat, bersifat menyeluruh, hemat dan dapat dipertanggungjawabkan. Variabel-variabel atau parameter- parameter yang diubah dalam simulasi model keterkaitan perumahan terhadap perubahan lingkungan adalah: 1 Aspek sosial ekonomis : jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah pembangunan rumah, alokasi lahan perumahan, alokasi lahan kawasan lindung, alokasi dana pembangunan, jumlah lalu lintas; 2 Aspek fisik, kimia dan biologis lingkungan : indeks kualitas air, indeks kualitas udara, indeks biodiversity.

4.6.5. Analisis dan Perumusan Kebijakan

Analisis adalah suatu pekerjaan intelektual untuk memperoleh pengertian dan pemahaman, sedangkan kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kebijakan, upaya atau tindakan bersifat peka untuk mempengaruhi kerja sebuah sistem. Oleh karena sasarannya adalah mempengaruhi sistem, maka tindakan tersebut bersifat strategis, yaitu bersifat jangka panjang dan menyeluruh. Menurut Aminullah 2001, salah satu aspek penting dalam proses analisis kebijakan dengan metode sistem dinamis adalah simulasi model. Tahapan yang dilakukan dalam pengembangan ide kebijakan baru dengan simulasi model adalah dengan mengurutkan semua parameter dalam model dan sensitivitasnya. Parameter yang memiliki sensitivitas tinggi adalah parameter yang dapat mempengaruhi unjuk kerja sistem yaitu parameter yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam periode waktu tertentu. Selanjutnya adalah uji sensitivitas kombinasi parameter terpilih sehingga diperoleh bermacam kombinasi parameter terpilih untuk mempengaruhi unjuk kerja sistem Aminullah, 2001.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Zona Buruk untuk Lahan

Perumahan Analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis berbasis komputer untuk memperoleh zonasi kesesuaian lahan perumahan di kecamatan-kecamatan Kawasan Bandung Utara Kabupaten Bandung ditentukan berdasarkan : peta drainase, peta banjir, peta lereng permukaan, peta tekstur tanah, peta batuan, peta kedalaman efektif tanah dan peta erosi. Gambar peta-peta tematik input disajikan pada Lampiran 1 sampai 7. Selisih skor terbesar dan terkecil hasil analisis 31-7 adalah 24 atau sama dengan rentang. Selanjutnya adalah penentuan kesesuaian lahan untuk perumahan yang dibagi menjadi tiga kelas zona dengan panjang interval ρ sebesar 8 yaitu : 1 zona baik untuk kawasan perumahan dengan nilai antara 24 sampai dengan 31, 2 zona sedang untuk kawasan perumahan dengan nilai antara 16 sampai dengan 23 dan 3 zona buruk untuk kawasan perumahan dengan nilai antara 7 sampai dengan 15. Gambar peta tematik output peta zonasi kesesuaian lahan perumahan disajikan pada Gambar 6. Hasil analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis berbasis komputer untuk memperoleh zonasi lokasi perumahan di kawasan budidaya kecamatan- kecamatan Kawasan Bandung Utara Kabupaten Bandung menunjukkan 230,19 ha lahan berkategori baik untuk lahan perumahan, 3.450,64 ha lahan berkategori sedang untuk lahan perumahan dan 7.902,36 ha lahan berkategori buruk untuk lahan perumahan. Hasil analisis spasial zonasi lokasi-lokasi perumahan di Kecamatan Lembang, Cilengkrang dan Cimenyan disajikan pada Tabel 16 . Tabel 16. Hasil analisis spasial zonasi kesesuaian lahan perumahan di Kawasan Budidaya Kecamatan Lembang, Cilengkrang dan Cimenyan ha Luas Kesesuaian Lahan untuk Perumahan ha No Kecamatan Baik Sedang Buruk Jumlah 1. Lembang 230,19 2.966,78 2.523,62 5.720,60 2. Cilengkrang 482,51 1.117,07 1.599,58 3. Cimenyan 1,35 4.261,67 4.263,02 Jumlah 230,19 3.450,64 7.902,36 11.583,19 Persentase 1,99 29,79 68,22 100