Latar Belakang Keluarga Siswa Berkebutuhan Khusus Kemampuan Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Membaca

111 setidaknya berkurang tanggung jawab pendidikan anaknya. Dalam masa sekolah, tidak sedikit orang tua yang memandang bahwa gurulah yang sepenuhnya memiliki tanggung jawab mengenai pendidikan anaknya. Menurut Koswara dan Halimah 2008: 24, pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, sehingga wajar apabila antara guru dan orang tua diadakan kerjasama yang baik. Hal ini dikarenakan kedua pihak mempunyai kepentingan bersama, yakni membantu anak mencapai kemampuan yang baik agar mampu melaksanakan hidupnya sebagai manusia yang mandiri dan dewasa.

6.2 Faktor Siswa

Berdasarkan data penelitian, siswa juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan membaca puisi. Faktor penghambat pembelajaran membaca puisi yang ada pada siswa antara lain: latar belakang keluarga siswa berkebutuhan khusus; kemampuan siswa berkebutuhan khusus dalam pembelajaran membaca puisi; kesiapan siswa berkebutuhan khusus dalam pembelajaran membaca puisi; minat siswa berkebutuhan khusus dalam pembelajaran membaca puisi. Faktor-faktor siswa tersebut dijadikan sub-sub bab sebagai berikut.

6.2.1 Latar Belakang Keluarga Siswa Berkebutuhan Khusus

Latar belakang siswa berkebutuhan khusus sebagian besar berasal dari keluarga yang kurang mampu dan keluarga kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Orang tua atau wali siswa berkebutuhan khusus hanya bergantung pada sekolah inklusi untuk mendidik anak mereka. Padahal, waktu siswa lebih banyak dihabiskan di luar sekolah, sedangkan di sekolah hanya berkisar 6-7 jam per hari. 112 Perhatian orang tua sangat diperlukan bagi siswa berkebutuhan khusus, agar siswa mampu meningkatkan kemampuannya dengan tidak mengandalkan guru kelas. Apabila antara guru dan orang tuawali siswa terjalin kerjasama yang baik, tentunya akan mempermudah tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa berkebutuhan khusus tersebut. Menurut Pratiwi dan Murtiningsih 2013: 75, anak-anak yang tergolong berkebutuhan khusus perlu bimbingan, asuhan, dan pendidikan agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Tumbuh menjadi pribadi berkarakter yang mampu mandiri serta diterima oleh masyarakat. Bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang memang sulit untuk belajar mandiri, karena keterbatasan fisik dan psikis, peran orang tua seutuhnya diperlukan bagi keberlangsungan hidup mereka. Setiap siswa membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari orang tua, karena keluarga merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

6.2.2 Kemampuan Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Membaca

Puisi Dari segi faktor siswa yang menjadi faktor utama penghambat pembelajaran membaca puisi kelas V pada anak berkebutuhan khusus yakni kemampuan siswa. Kemampuan siswa berkebutuhan khusus dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelaksanaan pembelajaran tidak sebaik siswa normal atau reguler. Kurangnya kemampuan kognitif siswa, ditandai dengan sulitnya siswa menerima pembelajaran membaca puisi dari guru. Siswa kesulitan memahami materi membaca puisi yang diberikan oleh guru. Berdasarkan 113 wawancara, siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran membaca puisi memiliki kendala yakni siswa tidak dapat membaca dan menulis. Siswa yang tidak bisa membaca tentu saja mengalami kesulitan dalam membaca puisi yang memiliki berbagai kriteria penilaian khusus. Dalam hal kemampuan afektif, siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan sikap percaya diri pada saat pembelajaran membaca puisi. Berdasarkan hasil observasi, banyak siswa yang kurang percaya diri dalam melaksanakan penilaian membaca puisi di hadapan teman-temannya. Siswa merasa malu ketika diberi tugas oleh guru untuk maju dan membaca teks puisi. Ranah afektif menurut Rifa’i dan Anni 2011: 87, yaitu berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Dalam ranah afektif, siswa harus dapat mengembangkan sikap percaya diri, bertanggungjawab, serta sikap yang sesuai dalam interaksi sosial. Kemampuan psikomotor, yakni siswatidak aktif dalam pembelajaran membaca puisi. Pada pembelajaran membaca puisi biasanya terdapat gerakan tubuh untuk mengekspresikan isi teks puisi. Dalam pembelajaran membaca puisi membutuhkan gerak motorik. Namun, siswa yang membaca teks puisi sebagian besar hanya membaca tanpa ekspresi dan gerak tubuh. Ranah psikomotor menurut Rifa’i dan Anni 2011: 87, yaitu berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

6.2.3 Kesiapan Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Membaca