Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

31 persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu dalam hal faktor penghambat. Berdasarkan kajian dari penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti melakukan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Peneliti melakukan penelitian dalam bidang bahasa Indonesia yaitu mengenai analisis faktor-faktor penghambat guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca puisi pada siswa berkebutuhan khusus di SD Inklusi Kota Tegal.

3.3 Kerangka Berpikir

Menurut Pratiwi dan Murtiningsih 2013: 16, anak berkebutuhan khusus ABK memiliki 2 sifat yakni permanen menetap dan temporer sementara. ABK permanen menetap yakni anak dengan karakteristik berbeda dengan anak normal lainnya yang disebabkan kelainan bawaan atau kelainan yang diperoleh setelah kelahiran. Contohnya tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, autis, dan kesulitan belajar. ABK temporer sementara yakni anak dengan karakteristik berbeda dengan anak normal yang disebabkan ketidakmampuan diri menyesuaikan perubahan sosial atau lingkungan. Contohnya anak berkebutuhan khusus akibat perceraian, akibat bencana atau trauma kecelakaan, dan sebagainya. Anak berkebutukhan khusus tersebut bersifat sementara, karena dapat disembuhkan dengan terapi-terapi dari psikolog. Keterbatasan fisik ataupun mental hendaknya bukan menjadi alasan pemerintah untuk mengesampingan hak pendidikan yang mestinya diterima oleh warga negara yang memiliki keterbatasan. Pendidikan inklusif diterapkan menjadi 32 altenatif pendekatan baru sebagai upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan, dengan memperhatikan hak pendidikan bagi semua warga negara. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut yaitu berbicara, mambaca, menulis, dan menyimak. Keempat keterampilan ini memerlukan pengalaman belajar, agar keterampilan yang dikuasai siswa maksimal. Pemberian pengalaman harus memperhatikan berbagai hal agar pembelajaran dapat diberikan secara tepat oleh guru. Pembelajaran akan lebih bermakna dan menjadi pengetahuan jangka panjang, jika dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran dan penerapan metode pembelajaran yang tepat. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan layaknya anak normal lainnya. Mereka perlu memperoleh pendidikan supaya aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya dapat tercapai dengan baik. Serta tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik pula. Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti memandang perlu adanya pengamatan mengenai faktor-faktor yang menghambat guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca puisi bagi siswa berkebutuhan khusus. Mengetahui apa saja faktor penghambat yang muncul seiring penerapan pembelajaran tersebut di sekolah dasar Inklusi Kota Tegal, dan bagaimana penanganannya. 33 Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut: Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca puisi kelas V Guru Penghambat dalam pembelajaran Faktor guru Faktor siswa Faktor proses pembelajaran 34 34

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bagian ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian pada dasarnya cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada bagian ini terdiri dari jenis penelitian, desain penelitian, subyek penelitian, tempat penelitian, data penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, validitas dan keabsahan data, serta teknik analisis data.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni metode survei di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif. Metode survei merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif Sukardi, 2013: 193. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Sukardi, 2013: 157. Metode yang cocok digunakan dalam penelitian survei ini yakni penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan sistematika fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat Sukardi, 2013: 162. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Penekanan analisis ini lebih banyak menganalisis permukaan data dengan memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, tanpa mengurangi tingkat kepentingan data yang bersifat mendalam. Hal inilah yang banyak dilakukan dalam penelitian