10
menonjolkan suatu hubungan terhadap apapun disekitarnya, baik masa lalu, masa yang akan dating secara nyata. Hal ini dapat dilihat antara lain mengenai sirkulasi
atau pergerakan, pembentukan permukaan, bentuk dan ruang untuk beberapa kebutuhan, lokasi serta bentuk bangunan Hakim, 1987.
2.1.3. Elemen Ruang Luar
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang lengkap, maka umumnya seorang arsitek haruslah mengingat atau memperhatikan elemen-elemen desain di
dalamnya. Hal ini bertujuan memberikan suatu kesan komposisi yang paling ideal di dalam suatu perancangan yang diinginkan Hakim, 1987.
Elemen-elemen perancangan secara visual yang menonjol untuk mendukung perancangan ruang luar atau desain lansekap dapat dikategorikan
menjadi 4 bagian, yaitu : skala, tekstur, bentuk, dan warna. Sedangkan elemen- elemen lingkungan yang harus dipertimbangkan dalam perancangan ruang luar
atau desain lansekap, diantaranya adalah pembatas ruang, sirkulasi, tata hijau Hakim, 1987.
2.1.4. Ruang Terbuka
Yoshinobu Ashihara 1974 dalam bukunya menyatakan Ruang luar merupakan definisi umum, termasuk di dalamnya ruang terbuka. Ruang terbuka
merupakan bagian ruang luar yang mempunyai batas-batas tertentu juga terdapat fungsi, maksud dan kehendak manusia. Batas-batas itu ditandai oleh frame yang
disebut di atas. Yoshinobu Ashihara 1974 juga menyebutkan bahwa pandangan kita ke dalam frame menjadi ruang positif. Dan ruang di luar frame tersebut
bersifat meluas dan tak terhingga, disebut sebagai ruang negatif.
Universitas Sumatera Utara
11
Yoshinobu Ashihara 1974 dalam Ardiansyah juga mengartikan ruang terbuka atau open space sebagai lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan atau
dengan jarak bangunan yang saling berjauhan; ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan, tempat olah raga, tempat bermain anak-anak atau playground,
perkuburan dan daerah hijau pada umunya yang biasa disebut dengan ruang terbuka hijau.
Sedangkan Rustam Hakim 1987 dalam buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap menyatakan ruang terbuka pada dasarnya merupakan suatu
wadah yang dapat menampung kegiatan aktivitas tertentu dari warga lingkungan tersebut baik secara individu atau secara berkelompok. Bentuk dari ruang terbuka
ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Batasan pola ruang umum terbuka adalah:
a. Bentuk dasar daripada ruang terbuka di luar bangunan
b. Dapat digunakan oleh publik
c. Memberi kesempatan untuk macam-macam kegiatan
Contoh ruang terbuka adalah jalan, pedestrian, taman, plaza, lapangan terbang dan lapangan olah raga.
Dalam buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Rustam Hakim 1987 menuliskan 4 jenis ruang terbuka, yaitu:
1. Ruang terbuka dalam lingkungan hidup Menurut Ian C. Laurit, ruang-ruang terbuka dalam lingkungan hidup, yaitu
lingkungan alam dan manusia yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
12
a. Ruang terbuka sebagai Sumber: produksi, antara lain berupa hutan,
perkebunan, pertanian, produksi mineral, peternakan, perairan, perikanan dan sebagainya.
b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan
manusia, misalnya cagar alam berupa hutan, kehidupan lautair, daerah budaya dan bersejarah.
c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan, yaitu
antara lain: 1
Untuk melindungi kualitas air tanah 2
Pengaturan, pembuangan air, sampah dan lain-lain 3
Memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara 4
Rekreasi, taman lingkungan, taman kota dan seterusnya.
2. Ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya Dibagi 2 jenis ruang terbuka yaitu:
a. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mengundang unsur-
unsur kegiatan di dalamnya, antara lain: bermain, olahraga, upacara, berkomunikasi dan berjalan-jalan. Ruang ini dapat berupa: plaza,
lapangan olah raga, tempat bermain, penghijauan di tepi sungai sebagai tempat rekreasi dan lain-lain.
b. Ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak
mengandung kegiatan manusia, antara lain berupa penghijauan atau taman sebagai Sumber: pengudaraan lingkungan, penghijauan sebagai
jarak terhadap rel kereta api dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
13
3. Ruang terbuka ditinjau dari bentuknya. Menurut Rob Meyer, ruang terbuka urban space secara garis besar dapat
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: a.
Berbentuk memanjang. Umumnya hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalnya : jalanan, sungai dan lain-lain.
b. Berbentuk mencuat. Yang dimaksud dengan bentuk mencuat adalah
ruang terbuka ini mempunyai batas-batas disekelilingnya, misalnya: lapangan, bundaran dan lain-lain.
4. Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya Berdasarkan sifatnya ada 2 jenis ruang terbuka, yaitu:
a. Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada
suatu lingkungan dan sifatnya umum. Adapun tata penyusunan ruang- ruang terbuka dan ruang-ruang tertutupnya akan mempengaruhi
keserasian lingkungan. b.
Ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka oleh dinding bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini bersifat umum atau
pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya. Alun-alun kota abad pertengahan, atau piazza, sering merupakan jantung
dari sebuah kota, ini adalah tempat tinggal luar dan tempat bertemu; sebuah lahan untuk berjualan, perayaan, dan eksekusi; dan tempat dimana seseorang
mendengarkan berita, membeli makanan, mengumpulkan air, membicarakan politik atau melihat-lihat aktivitas yang dilakukan orang lain. Kota-kota abad
Universitas Sumatera Utara
14
pertengahan diragukan dapat berfungsi tanpa piazza atau alun-alun kotanya. Namun saat ini, alun-alun kota abad pertengahan atau piazza Itali tidak lagi dapat
menyediakan model dari fungsi untuk ditiru, meskipun mungkin menawarkan pelajaran penting dalam bentuk, rasio tinggi dan lebar, sense of enclosure, dan
perabotan untuk meningkatkan penggunaan Marcus dan Francis, 1998. Di Amerika Utara, beberapa peneliti telah berargumentasi bahwa
privatisasi kehidupan kontemporer telah membuat ruang publik tidak lagi berfungsi. Chidister, 1988. Yang tersisa dari ruang terbuka perkotaan adalah
ruang terbuka yang terpisah dan tidak terhubung dan digunakan umumnya oleh satu segmen populasi pegawai kantor, dan hanya saat hari kerja selama jam
makan Marcus dan Francis, 1998. Kebanyakan orang tidak lagi pergi ke pasar terbuka untuk membeli
makanan, ke pompa air umum, atau ke ruang publik untuk mendengarkan berita. Mereka bersosialisasi didalam rumah mereka, dimana semua hal dari air dan
listrik untuk berita-berita, surat, dan iklan telah tersedia didalam Marcus dan Francis, 1998.
Seperti kebanyakan aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan didalam rumah bekerja, belajar, pernikahan, kelahiran dan ritual kematian telah
dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial, begitu juga dengan aktivitas- aktivitas publik dari piazza utama jual-beli, pertunjukan-pertunjukan, olahraga,
dan pertemuan juga telah dipindahkan ke tempat dengan fungsi spesial pusat perbelanjaan, stadium, hotel dan pusat konferensi, taman perumahan, dan
lapangan sekolah. Marcus dan Francis, 1998.
Universitas Sumatera Utara
15
Pentingnya lingkungan pejalan kaki seperti di kota jauh lebih besar dari sekedar estetikanya, atau bahkan kesempatan untuk menghabiskan waktu di luar
rumah. Menurut psikoterapis Joanna Poppink, menghabiskan waktu di sebuah kafe outdoor atau belanja di jalan yang ramai lebih dari sekedar pengalih
perhatian yang menyenangkan, itu adalah elemen penting dari kehidupan perkotaan yang sehat. Dia percaya bahwa banyak ketakutan dan ketidakpercayaan
yang dialami oleh orang perkotaan secara langsung berhubungan dengan kurangnya ruang terbuka publik di mana kelompok-kelompok yang berbeda dapat
berinteraksi. “Jika kita tidak dapat meninggalkan rumah, kita mengisi diri kita dengan fantasi-fantasi yang diciptakan oleh televisi dan ketakutan diri kita
sendiri.” Sebaliknya, ketika kita “keluar kedunia, kita dapat melihat orang-orang seperti mereka benar-benar terdiri dari umur yang berbeda, ras yang berbeda,
hubungan yang berbeda yang bisa kita observasi secara langsung” Morgan 1996, 59; Marcus dan Francis, 1998.
Seperti zaman dulu, taman publik digunakan sebagai ruang yang bebas ditinggali oleh mereka yang tidak mempunyai rumah atau mereka yang tinggal
sendiri dalam keadaan penghematan. Beberapa taman yang terletak di tempat yang kurang menonjol sekarang menawarkan pelayanan kepada tuna wisma yang
sebelumnya mungkin telah disukai di taman publik. Walaupun untuk beberapa orang, taman masih merupakan sebuah tempat untuk olahraga, rekreasi, bermain,
dan perenungan, untuk yang lain itu telah menjadi tempat pertemuan penting dan tempat sosial; untuk yang lapar dan miskin, taman merupakan tempat untuk
makan, tidur dan merupakan rumah bagi mereka Marcus dan Francis, 1998.
Universitas Sumatera Utara
16
Walaupun tingkat penggunaan ruang terbuka kota sebagai tempat aktivitas sosial dan ekonomi lebih dibatasi daripada saat abad pertengahan, tetapi tingkat
penggunaannya dianggap lebih besar saat ini daripada saat tahun 1950. Pada saat yang sama, muncul bentuk baru dari ruang terbuka, disponsori baik oleh sektor
publik ataupun sektor swasta. Inilah yang mungkin dapat kita katakan sebagai ruang komunal atau ruang yang digunakan oleh kelompok tertentu yang
menggunakan sebuah bangunan dengan fungsi tertentu: sebagai contoh, ruang terbuka untuk berjalan, duduk dan bermain di sekitar perumahan untuk orang tua;
halaman dan taman yang digunakan oleh pengunjung rumah sakit, pasien dan pegawai; area untuk permainan outdoor, belajar dan berlatih di pusat penitipan
anak; dan ruang-ruang diantara bangunan yang digunakan untuk berelaksasi, bersosialisasi, dan belajar di kampus Marcus dan Francis, 1998.
Berikut adalah 7 jenis ruang terbuka perkotaan Marcus dan Francis, 1998:
1. Neighborhood park Didominasi oleh elemen lansekap lunak berupa rumput, pohon dan area
tanaman, biasanya terletak di sebuah perumahan dan detail dan diberikan perabotan untuk beberapa jenis aktivitas olahraga, bermain, berjalan dan
aktivitas pasif duduk, berjemur, beristirahat. 2. Minipark
Taman kecil dengan ukuran satu hingga tiga rumah, secara prinsip digunakan oleh pejalan kaki lokal. Digunakan terutama oleh anak-anak dan
remaja.
Universitas Sumatera Utara
17
3. Urban plaza Dominan berupa ruang terbuka dengan permukaan keras di daerah
perkotaan, umumnya didirikan sebagai bagian dari bangunan tinggi yang baru. Plaza sejenis ini biasanya bersifat privat tetapi umumnya dapat diakses oleh
publik. 4. Campus outdoor space
Elemen keras dan lunak dari lansekap kampus yang bisa digunakan untuk berjalan atau untuk belajar, relaksasi dan pertemuan sosial.
5. Elderly housing outdoor space Ruang terbuka untuk berjalan, duduk, melihat-lihat, berkebun, dan
sejenisnya, terhubung dengan – dan untuk penggunaan ekslusif dari – perumahan
untuk orang tua. 6. Child care open space
Area bermain luar dari pusat penitipan anak, biasanya termasuk didalamnya area dengan permukaan keras dan lunak dan beberapa perlengkapan
bermain yang tetap dan dapat dipindahkan. Fokus utamanya adalah sekolah anak usia dini tiga hingga lima tahun.
7. Hospital outdoor space Sebuah halaman, kebun, atau taman yang merupakan bagian dari rumah
sakit. Ruang sejenis ini biasanya disediakan untuk digunakan oleh pasien, pengunjung, staff, dan masyarakat umum. Mereka mempunyai fungsi terapis dan
sosial. Mereka dapat didominasi oleh permukaan keras atau lunak atau kombinasi, tergantung lokasi dan banyaknya penggunaan.
Universitas Sumatera Utara
18
Tidak ada satupun dari ruang tersebut secara teknis merupakan ruang publik, namun ruang tersebut berkontribusi untuk sebuah perasaan dari kehidupan
publik, memungkinkan pertemuan dengan orang lain, pemandangan, dan berkomunikasi dengan orang-orang yang bukan berasal dari keluarga mereka
sendiri. Ruang publik pada dasarnya harus bersifat responsif – adalah dirancang
dan dikelola untuk melayani kebutuhan dari penggunanya; demokratis – dapat
diakses oleh semua kelompok dan menyediakan kebebasan dalam berkegiatan; dan bermakna
– memungkinkan orang untuk membuat koneksi yang kuat antara tempat, kehidupan pribadinya, dan dunia yang lebih besar Carr et al. 1992, 19-20;
Marcus dan Francis, 1998. Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, Marcus dan Francis 1998 dalam
bukunya People Places mengasumsikan: 1.
Kehidupan publik berkembang di kota industri kontemporer 2.
Ukuran penting dari keberhasilan ruang terbuka publik adalah penggunaannya 3.
Penggunaan dan popularitas dari sebuah ruang paling besar tergantung pada lokasi dan detail dari perancangannya.
4. Kita harus bisa mengkomunikasikan pada pengguna apa yang saat ini diketahui
tentang hubungan antara desain, lokasi dan penggunaan. Sedangkan untuk kriteria ruang terbuka oleh Marcus dan Francis 1998,
antara lain: 1.
Berlokasi ditempat yang mudah diakses dan bisa terlihat oleh pengguna. 2.
Menyampaikan secara jelas pesan bahwa tempat tersebut dapat digunakan dan dimaksudkan untuk digunakan.
Universitas Sumatera Utara
19
3. Cantik dan menarik baik bagian dalam maupun luarnya.
4. Memiliki perabot untuk mendukung aktivitas yang paling banyak disukai dan
diinginkan. 5.
Menciptakan perasaan aman kepada calon pengguna. 6.
Menciptakan kelegaan dari stress dan meningkatkan kesehatan mental dan jasmani dari penggunanya.
7. Disesuaikan dengan kebutuhan dari kelompok pengguna yang paling
mungkin untuk menggunakan ruang. 8.
Mendorong penggunaan oleh subkelompok yang berbeda dari populasi pengguna, tanpa kegiatan salah satu kelompok mengganggu yang lain.
9. Menciptakan lingkungan yang secara psikologis nyaman pada saat
penggunaan, dalam hal matahari dan bayangan, angin dan sejenisnya. 10.
Dapat diakses oleh anak-anak dan orang berkebutuhan khusus. 11.
Menggabungkan komponen yang dapat dimanipulasi atau diubah oleh pengguna.
12. Mudah dan ekonomis dipelihara dalam batas-batas apa yang biasanya
diharapkan dari jenis tertentu ruang.
2.2. Campus Outdoor Space Ruang Terbuka Kampus