Ruang dan waktu dan kaitannya dengan landscape design

9

2.1.2. Ruang dan waktu dan kaitannya dengan landscape design

Menurut Imanuel Kant, ruang bukanlah sesuatu yang obyektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia. Perasaan persepsi masing-masing individu melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan penafsirannya Hakim, 1987. Menurut Aristoteles dan the Phythagoreans, waktu merupakan realitas yang terus berlangsung, tidak terganggu dari obyek-obyek lain dan tanpa hubungan langsung dengan fenomena lain. Waktu secara subyektif sebagai sesuatu yang tidak punya keadaan terpisah dari pengamat Hakim, 1987. Sedangkan menurut Van Doesburg, bentuk dasar Sejarah Arsitektur, yaitu garis, permukaan, isi, ruang dan waktu kenyataannya tidak mungkin diceraikan atau dipisahkan begitu saja Hakim, 1987. Ruang dalam Landscape Design adalah hasil daripada landscape design yang berupa tiga dimensi, yang cara mendefinisikannya memberi tingkatan pada nilai ruang itu sendiri. Ruang secara keseluruhan dapat berupa elemen-elemen alam dan bentuk tanah dan tanaman Hakim, 1987. Sedangkan pengertian landscape design itu sendiri merupakan perluasan dari site planning, meliputi proses perencanaan tapak, berhubungan dengan pemilihan dari elemen-elemen perancangan atau design, dimana suatu desain lansekap ini memungkinkan ruangan dibuat dari kombinasi elemen alam dan struktur-struktur buatan manusia Hakim, 1987. Secara singkat, design atau perancangan adalah suatu cara kerja yang sangat kompleks dengan banyak alternative. Suatu design yang berhasil, akan Universitas Sumatera Utara 10 menonjolkan suatu hubungan terhadap apapun disekitarnya, baik masa lalu, masa yang akan dating secara nyata. Hal ini dapat dilihat antara lain mengenai sirkulasi atau pergerakan, pembentukan permukaan, bentuk dan ruang untuk beberapa kebutuhan, lokasi serta bentuk bangunan Hakim, 1987.

2.1.3. Elemen Ruang Luar