Manfaat Taman Nasional Way Kambas

lainnya, bahkan dapat pula bersifat zoonosis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai keberadaan protozoa parasitik pada badak dan gajah sumatera di Taman Nasional Way Kambas. Tidak hanya pada satwaliar, protozoa parasitik juga perlu diidentifikasi pada hewan ternak yang dipelihara di desa-desa sekitar taman nasional. Sehingga dapat dilihat kemungkinan penularan protozoa ini dari hewan ternak ke satwaliar maupun sebaliknya. Dengan adanya informasi awal ini, pencegahan dapat dilakukan terhadap gangguan penyakit yang diakibatkan protozoa parasitik, maupun penularan protozoa antar hewan ternak dengan satwaliar.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan penyebaran protozoa parasitik pada badak sumatera Dicerorhinus sumatrensis, gajah sumatera Elephas maximus sumatranus, dan hewan ternak di Taman Nasional Way Kambas.

1.3 Manfaat

Dari penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai protozoa parasitik pada tinja badak sumatera, gajah sumatera, dan hewan ternak. Informasi ini akan berguna sebagai informasi awal mengenai kemungkinan penyakit yang ditimbulkan protozoa parasitik dan kemungkinan penularan protozoa parasitik dari satwaliar ke hewan ternak atau sebaliknya. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taman Nasional Way Kambas

Secara administratif, Taman Nasional Way Kambas terletak di Kecamatan Way Jepara, Labuan Meringgai, Sukadana, Purbolinggo, Rumbia dan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah, Propinsi Lampung 1 . Wilayah di sekitar kawasan antara lain 3 kabupaten yaitu Lampung Timur, Lampung Tengah dan Tulang Bawang, terdiri dari 10 kecamatan dan 35 desa 2 . Kawasan ini diumumkan oleh Menteri Kehutanan sebagai taman nasional pada tahun 1990 dan ditetapkan berdasarkan SK No. 670Kpts-II1999 dengan luas 125.621,3 hektar. Secara astronomi terletak pada 106° 32 - 106° 52 BT dan 04° 37 - 05° 15 LS. Taman Nasional Way Kambas terdiri dari ekosistem hutan dataran rendah diantaranya hutan payau atau pantai, padang alang-alang, semak belukar dan hutan rawa. Secara umum kawasan Taman Nasional Way Kambas 1 http:www.dephut.go.id [17 Maret 2007] 2 http:www.waykambas.or.id [11 September 2007] mempunyai topografi yang relatif datar sampai bergelombang dengan ketinggian antara 0 – 50 meter di atas permukaan laut. Di pesisir pantai dapat dijumpai dataran lumpur dan pasir yang cukup luas serta terbentang sepanjang garis pantai. Lebih dari 75 kawasan taman nasional merupakan areal bekas penebangan hutan tahun 1960 – 1970. Pada awal tahun 1970 telah dilakukan eksploitasi kayu meranti di kawasan tersebut yang mengakibatkan kerusakan hutan. Hutan sekunder yang terjadi kemudian membutuhkan waktu lama untuk pulih kembali. Akibat dari penebangan dan kebakaran hutan yaitu terdapat kantung-kantung padang alang-alang di dalam kawasan 1 . Taman Nasional Way Kambas memiliki curah hujan rata-rata 2.500-3.000 mm per tahun. kelembaban udara antara 70.1 sampai 93.1 dan suhu berkisar antara 16º C - 32.6 ºC. Menurut tipe iklim Schmidt dan Ferguson kawasan ini termasuk tipe iklim B. Vegetasi hutan tropis basah dataran rendah di taman nasional ini meliputi tumbuhan dari suku Dipterocarpaceae. Jenis tumbuhan lainnya yaitu api-api Avicennia marina, pedada Sonneratia sp., nipah Nypa fruticans, gelam Melaleuca leucadendron, salam Syzygium polyanthum, rawang Glochidion borneensis, ketapang Terminalia cattapa, cemara laut Casuarina equisetifolia, pandan Pandanus sp., puspa Schima wallichii, meranti Shorea sp., minyak Dipterocarpus gracilis, dan ramin Gonystylus bancanus Hewan mamalia yang dimiliki Taman Nasional Way Kambas berjumlah sekitar 50 spesies diantaranya badak sumatera Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis, gajah sumatera Elephas maximus sumatranus, harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, tapir Tapirus indicus, beruang madu Helarctos malayanus, rusa Cervus unicolor, ungko Hylobates agilis, lutung merah Presbytis rubicunda dan siamang Hylobates syndactylus syndactylus. Terdapat 406 spesies burung diantaranya bebek hutan Cairina scutulata, bangau tong-tong Leptoptilos javanicus, sempidan biru Lophura ignita, ayam hutan Gallus gallus, rangkong Buceros sp., kuau Argusianus argus argus, pecuk ular Anhinga melanogaster dan berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta 3 . Suaka Rhino Sumatra SRS merupakan penangkaran semi insitu untuk badak sumatera yang berada di Taman Nasional Way Kambas. Badak sumatera yang dipelihara di penangkaran di seluruh dunia semakin kecil jumlahnya, untuk 3 http:www.dephut.go.id [17 Maret 2007] itu dibangun Suaka Rhino Sumatera pada tahun 1996 untuk menyelamatkan badak sumatera yang masih tersisa di beberapa kebun binatang agar dapat bertahan hidup. Areal SRS memiliki luas 100 hektar, terdiri dari bangunan staf dan perkandangan. Kandang diminimalkan untuk tidak merusak hutan tropis yang sudah ada sebagai habitat badak sumatera 4 . SRS juga dibangun untuk mengetahui fakta dan informasi ilmiah mengenai badak sumatera sehingga dapat dijadikan pusat penelitian dan pusat pengembangbiakkan 5 . Satu diantara potensi wisata yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas yaitu Pusat Latihan Gajah PLG Karangsari. PLG yang pertama di Indonesia ini dibangun pada tahun 1985, terletak 9 kilometer dari gerbang Plang Ijo. PLG ini telah berhasil melatih 290 ekor gajah sumatera yang dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah.

2.2 Protozoa Parasitik

Dokumen yang terkait

STUDI PERILAKU BERKUBANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) DI SUAKA RHINO SUMATERA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

6 44 45

KAJIAN PAKAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI RESORT PEMERIHAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

9 54 47

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI PROTOZOA PARASITIK PADA SAMPEL FESES GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

7 66 63

IDENTIFIKASI NEMATODA DAN TREMATODA SALURAN PENCERNAAN PADA GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH (PKG) TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS, LAMPUNG

2 36 55

Kajian Kurikulum Pelatihan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung

0 6 76

Analisis habitat badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis fischer 1814) studi kasus taman nasional way kambas

0 2 234

Keberadaan Caplak (Parasitiformes : Ixodidae) di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung dan Kaitannya dalam Penularan Penyakit pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

3 31 85

Studi Perilaku Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) di Suako Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung

0 7 99

Kecacingan pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Nasional Way Kambas Lampung (semi insitu)

2 16 59

Hubungan kecacingan pada ternak sapi di sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan kemungkinan kejadian kecacingan pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera.

3 15 62