Filum Apicomplexa a Genus Cryptosporidium

ditemukan pada sapi, kerbau, kambing, dan domba yaitu 8.3-19.9 µm, 9.9 µm, 8.3 µm dan 9.9-13.3 µm. berdasarkan kemiripan bentuk, struktur, dan ukuran, protozoa pada Gambar 3c-f termasuk dalam anggota genus Entamoeba. Protozoa pada Kerbau Trofozoit Entamoeba coli Sumber: www.dpd.cdc.gov 8 Keterangan: 1: dinding kista 2: inti sel Gambar 4 Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Kerbau dengan Trofozoit Entamoeba Bentuk trofozoit Entamoeba dapat ditemukan dalam tinja lembek atau cair Gandahusada et al. 1998. Trofozoit berukuran besar 10-60 µm dengan pseudopodia yang bergerak aktif Tampubolon 2004. Protozoa pada Gambar 4 yang ditemukan di tinja kerbau memiliki kemiripan morfologi dengan trofozoit genus Entamoeba. Terlihat jelas satu inti dengan endosoma di tengahnya, sesuai dengan ciri trofozoit Entamoeba yang berinti tunggal. Gambar ini merupakan foto yang diambil dari hasil pemeriksaan dalam waktu kurang dari 1 minggu setelah pengambilan tinja. Tampubolon 2004 menyatakan bahwa trofozoit dapat tahan berada di tinja pada suhu 6-8 C lebih dari satu hari.

4.1.2 Filum Apicomplexa a Genus Cryptosporidium

Menurut Richardson dan Kendall 1964 genus Cryptosporidium dicirikan dalam bentuk ookista. Ookista matang mengandung 4 sporokista. Menurut Levine 1985, Ookista berbentuk bundar dan berdinding tebal dengan diameter 1.5-5 µm. Sedangkan menurut Bowman et al. 2003, diameter dapat mencapai 8 µm. Sporulasi menghasilkan 4 sporozoit yang memanjang. Hasil penelitian pada semua hewan yang diperiksa ditemukan protozoa berbentuk bundar, seperti 8 http:www.dpd.cdc.govdpdxHTMLImageLibraryA- FAmebiasisbody_Amebiasis_il4.htm. [8 September 2006] 1 2 1 2 terdapat area luar yang transparan, dan bagian dalam merefraksikan cahaya mikroskop, Tidak terlihat jelas sporozoit di bagian dalam. Kisaran diameter protozoa ini yaitu 3.32-6.64 µm. Berdasarkan persamaan bentuk dan ukuran, protozoa pada gambar 5a-f termasuk famili Eimeriidae dengan genus Cryptosporidium. Protozoa pada Badak Perbesaran Objektif 40 kali Cryptosporidium parvum, pig genotype I Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5a Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Badak dengan Genus Cryptosporidium Protozoa pada Gajah Perbesaran Objektif 40 kali Cryptosporidium parvum, pig genotype I Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5b Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Gajah dengan Genus Cryptosporidium Pada tinja badak sumatera, ditemukan protozoa bulat berwarna kekuningan dengan area jernih di sekelilingnya Gambar 5a. Kisaran diameter protozoa ini yaitu 3.3-6.6 µm. Pada tinja gajah, protozoa serupa berdiameter 3.3- 8.3 µm banyak ditemukan seperti mutiara yang memantulkan cahaya. Penelitian oleh Majewska et al. 1997 di Kebun Binatang Poznan, Polandia menemukan sebanyak 9.1 persen tinja hewan yang diperiksa mengandung ookista Cryptosporidium diantaranya terdapat di kukang, badak putih, gajah India, dan rusa. Cryptosporidium parvum pernah dilaporkan terdapat di gajah Afrika Fowler dan Mikota 2006. Gomez et al. 2000 dan Gracenea et al. 2002 menemukan genus Cryptosporidium pada beberapa spesies primata dan herbivora termasuk gajah di Kebun Binatang Barcelona. Bentuk, ukuran, dan keberadaan genus Cryptosporidium pada badak dan gajah dapat dijadikan dasar penggolongan protozoa yang ditemukan pada badak dan gajah sumatera tersebut Gambar 5a,b ke dalam famili Cryptosporidiidae genus Cryptosporidium. Protozoa pada Sapi Perbesaran Objektif 40 kali Cryptosporidium parvum Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5c Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Sapi dengan Genus Cryptosporidium Protozoa pada Kerbau Perbesaran Objektif 40 kali Cryptosporidium parvum Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5d Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Kerbau dengan Genus Cryptosporidium Protozoa pada Kambing Perbesaran Objektif 40 kali Cryptosporidium parvum Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5e Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Kambing dengan Genus Cryptosporidium Protozoa pada Domba Perbesaran Objektif 45 kali Cryptosporidium parvum Sumber: Xiao et al. 2004 Gambar 5f Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Domba dengan Genus Cryptosporidium Levine 1985 menyebutkan genus Cryptosporidium menyebabkan diare pada beberapa hewan seperti sapi dan domba. Kuczynska dan Shelton 1999 dan Davies et al. 2003 menyatakan bahwa ternak seperti sapi, domba, babi, dan kuda rentan terinfeksi Cryptosporidium parvum. Genus ini tercantum dalam daftar parasit yang terdapat pada kambing dan domba di New Zealand oleh McKenna 1998. Penelitian di Lisbon Zoo, Portugal oleh Delgado et al. 2003 menghasilkan sebanyak 3.6 persen ruminansia di kebun binatang tersebut terinfeksi Cryptosporidium sp. C. parvum juga ditemukan di anak kerbau di Brazil Ribeiro et al. 2000. Pada hewan ternak, ditemukan protozoa berbentuk bundar, mengkilap, dengan area jernih transparan di sekelilingnya Gambar 5c-f. Ukurannya berkisar 3.3-6.6 µm. Pada protozoa di kambing Gambar 5e, Cryptosporidium tidak diukur karena hanya ditemukan saat foto dan penghitungan. Berdasarkan kemiripan bentuk dan ukuran, maka protozoa pada hewan ternak tersebut dimasukan dalam genus Cryptosporidium. b Genus Eimeria Wenyon 1965 mencirikan genus Eimeria dalam bentuk ookista dengan bentuk bulat, elipsoidal, atau seperti ovoid. Ookista matang mengandung 4 sporokista. Menurut Reginsson dan Richter 1997 spesies Eimeria diidentifikasi berdasarkan ukuran ookista, keberadaan mikropil, ukuran sporokista, warna, dan tekstur. Hasil penelitian pada tinja hewan ternak yaitu semua sampel mengandung protozoa dengan bentuk, ukuran, dan struktur bagian dalam bervariasi Gambar 6a-d. Umumnya terlihat jelas lapisan dinding sel dan isi sel. Bentuk yang ditemukan yaitu bulat, lonjong, dan menyerupai telur. Protozoa pada Sapi Perbesaran Objektif 40 kali Eimeria zurnii dan E. bovis Sumber: Morgan dan Hawkins 1955, Levine 1978 Keterangan: 1: dinding ookista 2: sporont belum bersporulasi 3: sporokista Gambar 6a Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Sapi dengan Genus Eimeria Protozoa pada Kerbau Perbesaran Objektif 40 kali Eimeria zurnii dan E. bovis Sumber: Morgan dan Hawkins 1955, Levine 1978 Keterangan: 1: dinding ookista 2: sporont belum bersporulasi 3: sporokista Gambar 6b Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Kerbau dengan Genus Eimeria Protozoa pada Kambing Perbesaran Objektif 40 kali Eimeria ovina Sumber: Levine 1978 1 2 3 1 3 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 3 Keterangan: 1: dinding ookista 2: sporokista Gambar 6c Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Kambing dengan Genus Eimeria Protozoa pada Domba Perbesaran Objektif 45 kali Eimeria parva Sumber: Reginsson dan Richter 1997 Keterangan: 1: dinding ookista 2: sporont belum bersporulasi Gambar 6d Perbandingan Foto Protozoa pada Tinja Domba dengan Genus Eimeria 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 Genus Eimeria merupakan anggota famili Eimeriidae yang memiliki banyak variasi spesies Wenyon 1965. Levine 1988 menyebutkan terdapat 1162 spesies Eimeria yang telah ditemukan pada berbagai hewan. Protozoa yang mempunyai sinonim coccidia ini merupakan parasit di saluran pencernaan pada baik hewan berdarah panas maupun hewan berdarah dingin. Semua hewan ternak rentan terhadap infeksi Eimeria, tetapi tidak semua spesies dari genus Eimeria bersifat patogen Quigley 2001 9 . Morgan dan Hawkins 1955 menyebutkan setidaknya terdapat 12 spesies Eimeria sp. pada sapi. Ukuran bervariasi yaitu panjang 9-54 µm dan lebar 8-34 µm. Hasil penelitian menemukan protozoa pada Gambar 4a dengan ukuran panjang 14.9-49.8 dan lebar 11.6-49.8 µm. Penelitian oleh Ribeiro et al. 2000 menemukan 6 spesies Eimeria terdapat di anak kerbau di Brazil. McKenna 1998 menyebutkan terdapat 14 spesies Eimeria di kambing dan 10 di domba. Yang terkecil yaitu Eimeria pallida 12-20 x 8-15 µm dan terbesar yaitu E. Intricata 39-53 x 27-34 µm. Barutzki dan Gothe 1988 diacu dalam Reginsson dan Richter 1997 menyebutkan pada domba terdapat 15 spesies Eimeria yang tersebar luas di dunia. Pada hasil penelitian ditemukan protozoa berukuran 38.2-53.1 x 26.6-38.2 µm pada kambing dan 14.9-33.2 x 14.9-31.5 µm pada domba Gambar 6c,d. Berdasarkan persamaan bentuk dan ukuran, protozoa pada hewan ternak tersebut Gambar 6a-d termasuk dalam genus Eimeria dari famili Eimeriidae. Pada hasil pengamatan di sapi, kerbau dan kambing, terlihat protozoa memiliki isi berjumlah 4 buah yang disebut sporokista. Keberadaan sporokista menunjukkan ookista sudah bersporulasi. Perkembangan atau sporulasi Eimeria berada di luar tubuh inang. Sporulasi dapat terjadi pada suhu kamar 25-29 o C dengan kelembaban dan oksigen yang cukup Tampubolon 2004. Kemungkinan yang terjadi tinja sempat berada di suhu ruang selama waktu antara pengambilan tinja dan penyimpanan tinja. 4.1.3 Filum Ciliophora 4.1.3.1 Ordo Vestibuliferida

Dokumen yang terkait

STUDI PERILAKU BERKUBANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) DI SUAKA RHINO SUMATERA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

6 44 45

KAJIAN PAKAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI RESORT PEMERIHAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

9 54 47

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI PROTOZOA PARASITIK PADA SAMPEL FESES GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

7 66 63

IDENTIFIKASI NEMATODA DAN TREMATODA SALURAN PENCERNAAN PADA GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH (PKG) TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS, LAMPUNG

2 36 55

Kajian Kurikulum Pelatihan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung

0 6 76

Analisis habitat badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis fischer 1814) studi kasus taman nasional way kambas

0 2 234

Keberadaan Caplak (Parasitiformes : Ixodidae) di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung dan Kaitannya dalam Penularan Penyakit pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

3 31 85

Studi Perilaku Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) di Suako Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung

0 7 99

Kecacingan pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Nasional Way Kambas Lampung (semi insitu)

2 16 59

Hubungan kecacingan pada ternak sapi di sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan kemungkinan kejadian kecacingan pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera.

3 15 62