9 selain dipengaruhi oleh sinar matahari juga dipengaruhi oleh resultan dari
percampuran antara air tawar dengan air laut yang berbeda suhunya Nybakken, 1988. Perairan estuari bersifat dinamik sehingga kemungkinan terjadinya
stratifikasi suhu pun menjadi sangat kecil.
2.2.2. Salinitas
Nontji 1987 mendefinisikan salinitas sebagai jumlah berat semua garam
dalam gram yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan per mil atau gram per liter. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Di Indonesia nilai salinitas rata-rata tahunan yang terendah sering dijumpai di perairan
Indonesia bagian barat dan semakin ke timur nilai rata-rata tahunannya semakin meningkat. Hal ini disebabkan pengaruh massa air yang mempunyai salinitas
lebih tinggi dari Samudra Pasifik sepanjang musim dan lebih sedikitnya pengaruh massa air dari daratan disebabkan oleh sedikitnya sungai-sungai besar di
Indonesia bagian timur dibanding bagian barat. Kondisi salinitas yang rendah di daerah khatulistiwa disebabkan tingginya curah hujan. Ketika pergerakan pasang
surut terjadi, seluruh massa air di estuari bergerak, sehingga terjadi pergeseran antara massa air dengan dasar estuari yang menghasilkan pergolakan. Pergolakan
ini memiliki kecenderungan untuk mencampur kolom air dengan lebih baik. Meskipun tidak terdapat pergerakan vertikal air tetapi terdapat sebuah perubahan
salinitas. Pergolakan di atas tidak hanya mencampurkan massa air garam ke permukaan lapisan yang lebih tawar, tetapi juga mencampur massa air sungai di
bagian dasar. Keberadaan salinitas di estuari mencirikan adanya gradient salinitas, mulai
dari dominasi air laut sampai ke dominasi air tawar di hulu estuari. Gradien salinitas tersebut berubah secara dinamik, sesuai dengan perubahan debit air
sungai, pasang surut serta arus perairan pantai Nybakken, 1988.
2.2.3. Kecerahan dan Kekeruhan
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan yang diamati secara visual dengan alat bantu yang disebut “secchi disc”. Keadaan cuaca dan waktu
10 pengukuran sangat berpengaruh terhadap hasil nilai kecerahannya. Pengaruh
kandungan lumpur terutama di daerah muara dapat mengakibatkan tingkat kecerahan air menjadi rendah Nybakken, 1988.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air APHA, 1989. Menurut Mason 1981, kekeruhan air biasanya disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi dan koloid yang terdapat di dalam air,
misalnya partikel-partikel lumpur, bahan organik, plankton, dan mikroorganisme. Perairan yang keruh tidak disukai oleh organisme air karena mengganggu sistem
pernafasan sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan terutama untuk makrozoobenthos.
2.2.4. Oksigen Terlarut DO