13 mengendap adalah partikel yang berukuran besar. Sebaliknya pada tempat yang
arusnya lemah maka yang akan mengendap adalah lumpur halus. Partikel yang berukuran lebih halus biasanya akan terbawa jauh oleh arus. Tipe substrat suatu
perairan akan menentukan kehidupan dan komposisi makrozoobenthos. Penyebaran dan kepadatan makrozoobenthos berhubungan dengan diameter rata-
rata butiran sedimen, kandungan debu dan liat serta adanya cangkang-cangkang biota yang telah mati.
Pada daerah estuari yang memiliki arus yang kuat, umumnya memiliki substrat berpasir. Hal ini terjadi akibat pengaruh arus sehingga partikel-partikel
yang berukuran besar akan mengendap lebih cepat. Sedangkan partikel yang berukuran lebih kecil akan lama dipertahankan dalam suspensi dan terbawa ke
suatu tempat mengikuti arus dan gelombang. Endapan lumpur banyak mengendap di pantai, terutama jika air laut terdorong ke luar estuari karena aliran air tawar
yang besar Nybakken, 1988. Klasifikasi sedimen dasar menurut butiran dapat
dilihat pada Tabel 1. Tabel 1
. Klasifikasi sedimen dasar menurut ukuran diameter butiran Hutabarat dan Evan, 1986
Jenis Diameter butiran mm
Batuan 256 Kerikil 2-256
Pasir sangat kasar 1-2
Pasir kasar 0,5-1
Pasir 0,25-0,5 Pasir halus
0,125-0,25 Pasir sangat halus
0,0625-0,125 Lumpur 0,0020-0,0625
Liat 0,0005-0,0020 Bahan terlarut
0,0005
2.2.10. Bahan Organik dalam Sedimen
Bahan organik dalam ekosistem dapat berasal dari perairan itu sendiri autocthonous maupun berasal dari luar allochthonous. Bahan organik yang
14 berasal dari luar didapat dari adanya proses alami yang terbawa oleh air tanah dan
air permukaan tanah serta berasal dari aktivitas manusia yang langsung memasukkan bahan organik ke dalam air melalui kegiatan pertanian dan industri
Hidayah, 2003. Bahan organik yang mengendap di dasar perairan merupakan sumber
makanan bagi organisme benthik, sehingga laju penambahannya dalam sedimen mempunyai pengaruh yang besar terhadap populasi dasar. Bahan organik dalam
sedimen berasal dari dekomposisi organisme, kotoran hewan, hasil sekresi dan masukan dari darat Hidayah, 2003.
2.2.11. Logam Berat
Logam berat adalah logam-logam yang memiliki spesifikasi gravity yang sangat besar 4, terletak pada nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur
lantanida dan aktinida serta mempunyai respon biokimia khas spesifik pada organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya
menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh
makhluk hidup. Namun demikian, meski semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari logam-logam berat
tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan dalam jumlah yang sangat kecil
itu tidak terpenuhi, maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan maka
logam-logam tersebut dinamakan sebagai logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh Palar, 2004.
a. Timbal Pb Timbal atau dalam kesehariannya lebih dikenal dengan nama ilmiah timah
hitam. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom NA 82 dengan bobot
atau berat atom BA 207,2. Penyebaran logam timbal sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat di seluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002 dari jumlah
15 seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
kandungan logam berat lainnya yang ada di bumi. Logam Pb mempunyai sifat- sifat yang yang khusus yaitu, merupakan logam lunak, sehingga dapat dipotong
dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah, merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat,
mempunyai titik lebur rendah 327,5 °C, mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa kecuali emas dan merkuri dan
merupakan penghantar listrik yang buruk Palar, 2004. Timbal dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara
alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air
hujan. Disamping itu proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan
masuk ke dalam badan air. Badan perairan yang telah kemasukan logam Pb dengan jumlah konsentrasi melebihi yang semestinya dapat menyebabkan
kematian pada biota. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mgl dapat membunuh ikan-ikan, konsentrasi Pb 2.75-49 mgl dapat membunuh crustacea sedangkan
konsentrasi Pb 3.5-64 mgl akan membunuh biota golongan insecta Palar, 2004. b. Kadmium Cd
Logam Cd atau kadmium mempunyai penyebaran yang luas di alam. Hanya ada satu jenis mineral kadmium di alam, yaitu greennockite CdS yang selalu
ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite ZnS. Mineral greennockite ini sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd, biasanya
merupakan produksi sampingan dari kegiatan peleburan logam Zn seng. Seperti halnya unsur-unsur kimia lainnya terutama golongan logam, logam Cd
mempunyai sifat fisika dan kimia tersendiri. Berdasarkan pada sifat fisikanya, Cd merupakan logam yang lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam
ini akan kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan cepat mengalami kerusakan bila dikenai oleh uap ammonia NH
3
dan sulfur hidroksida SO
2
. Sedangkan berdasarkan sifat kimianya, logam Cd
16 didalam persenyawaan yang dibentuknya pada umumnya mempunyai bilangan
valensi 2+, sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+ Palar, 2004. Logam kadmium sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
manusia, terutama merupakan hasil efek samping dari aktivitas yang dilakukan manusia. Dalam strata lingkungan, logam Cd dan persenyawaanya ditemukan
dalam banyak lapisan. Secara sederhana dapat diketahui bahwa kandungan logam Cd akan dapat dijumpai di daerah-daerah penimbunan sampah dan aliran air
hujan, selain dalam air buangan. Seperti halnya merkuri dan logam berat lainnya, logam Cd membawa sifat racun yang sangat merugikan bagi semua organisme
hidup, bahkan juga sangat berbahaya untuk manusia. Dalam badan perairan, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan. Biota-
biota yang tergolong bangsa udang-udangan crustacea akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-504 jam bila dalam badan perairan dimana biota
ini hidup terlarut logam atau persenyawaan Cd pada rentang konsentrasi 0.005- 0.15 ppm. Untuk biota yang tergolong dalam bangsa serangga insecta akan
mengalami kematian dalam selang waktu 24-672 jam dengan rentang konsentrasi 0.003-18 ppm dan untuk golongan biota oligichaeta akan mengalami kematian
dalam selang waktu 24-96 jam dengan rentang konsentrasi 0.0028-4.6 ppm Palar, 2004 .
2.3. Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi Perairan