Kepadatan Jenis. Indeks Keanekaragaman H’. Indeks Keseragaman E’.

26 Tabel 2. Parameter lingkungan yang diamati beserta metodealat yang digunakan APHA, 1989 Parameter Unit MetodeAlat Fisika air laut a. Suhu b. Kekeruhan c. Kedalaman d. Tekstur Sedimen e. Kecerahan f. TSS ºC NTU m cm mgl Thermometer Turbidimeter Tali berpemberat Analisa segitiga MillerPipet Secchi diskvisual FilterGravimetrik Kimia air laut a. pH b. Salinitas c. Oksigen terlarut DO d. BOD 5 e. COD f. Logam berat Pb dan Cd - PSU mgl mgl mgl mgl Kertas lakmus Refraktometer Metode Winkler Metode Winkler dan inkubasi Metode Reflux AAS Atomic Absorption Spectrophotometric Fisika sedimen laut - Teksturfraksi sedimen Saringan bertingkat Biologi perairan - Plankton - Makrozoobentos indl indm 2 Mikroskopis Identifikasi secara visual Hidrodinamika - Kedalaman muara sungai - Penampang sungai - Debit sungai - Arus m m 2 m 3 dt mdt Skala metrik Skala metrik Pengukuran dan penghitungan Skala metrik

3.5.2. Struktur Komunitas Phytoplankton dan Makrozoobenthos.

Atribut biologi atau metrik yang digunakan dalam menentukan tingkat gangguan pada struktur komunitas fitoplankton dan makrozoobenthos adalah Indeks Diversitas dan Indeks Keseragaman.

3.5.2.1. Kepadatan Jenis.

Kepadatan jenis baik fitoplankton dan makrozoobenthos didefinisikan sebagai jumlah individu satu jenis per stasiun, biasanya dalam satuan meter persegi Odum, 1971 dan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : 27 b a K × = 10000 ………………….....……………………………........4 Dimana : K = Kepadatan jenis suatu spesies indm 2 a = Jumlah spesies yang dihitung ind b = Luas permukaan Petersen grab cm 2 Nilai 10000 adalah konversi dari cm 2 ke m 2

3.5.2.2. Indeks Keanekaragaman H’.

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menentukan keanekaragaman fitoplankton maupun makrozoobenthos yang ada dalam suatu komunitas. Rumus Indeks Diversitas Shannon-Wiener yang digunakan sebagai berikut Krebs, 1989. .........................................................................................5 Dimana: H’ = indeks diversitas bits per individual pi = niN proporsi spesies ke-i n i = jumlah individu dalam satu spesies N = jumlah total individu spesies yang ditemukan N = jumlah jenis Kriteria indek keanekaragam jenis H’ adalah sebagai berikut : H’1 menandakan komunitas tidak stabil atau kualitas air tercemar berat, 1H’3 menandakan stabilitas komunitas sedang atau kualitas air tercemar sedang, H3 menandakan stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima stabil atau kualitas air bersih .

3.5.2.3. Indeks Keseragaman E’.

Keseragaman menggambarkan komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas. Indeks Keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari Pielou 1966 dalam Fachrul et al. 2005 sebagai berikut: pi pi H n i 2 1 log ∑ = − = 28 Hmaks H E = ………………………………………………………..6 Dimana : H maks = Keragaman jenis maksimum = Ln S S = jumlah jenis dalam sampel yang ditemukan Untuk tingkat keseragaman benthos memiliki nilai kriteria sebagai berikut : E mendekati 0 berarti keseragaman antar spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda. Sedangkan E mendekati 1 berarti keragaman antar individu relatif seragam atau jumlah individu masing-masing spesies relatif sama. 3.5.3. Penetuan Status Perairan Status mutu airperairan adalah tingkat kondisi mutu airperairan yang menunjukkan kondisi tercemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan KepMen LH No.115 tahun 2003. Penentuan status suatu perairan dapat memakai metoda Store et Retrieval STORET atau metoda indeks pencemaran. Metoda STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan, karena penghitungan dengan metoda ini sangat mudah dilakukan, penentuan status mutu air menggunakan sistem nilai dari “US-EPA Environmental Protection Agency” dan dengan metoda ini, dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Klasifikasi mutu air dengan metode STORET berdasarkan ”US EPA” dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi mutu air berdasarkan metode STORET Kelas Kriteria Skor Status A baik sekali memenuhi baku mutu B baik -1 sd -10 tercemar ringan C sedang -11 sd -30 tercemar sedang D buruk -30 tercemar berat Sumber : Center, 1977 dalam KepMen LH No.115 tahun 2003 Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna 29 menentukan status mutu air. Penentuan status mutu air dengan menggunakan metoda STORET dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Dari data hasil pengukuran untuk setiap parameter dibuatkan tabulasi nilai kadar mimimum, maksimum dan rerata, kemudian dibandingkan dengan nilai baku mutu 2 Jika hasil pengukuran memenuhi baku mutu sesuai peruntukkannya hasil pengukuran baku mutu, diberi skor 0 3 Jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu sesuai peruntukkannya, diberi nilai sesuai dengan Tabel 4. 4 Jumlah negatif dari jumlah skor yang diperoleh dipergunakan untuk menentukan status airperairan sesuai dengan kriteria sistem nilai dari “US-EPA Environmental Protection Agency”. Tabel 4. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu perairan Parameter Jumlah Parameter Nilai Fisika Kimia Biologi 10 maksimum minimum rata-rata -1 -1 -3 -2 -2 -6 -3 -3 -9 10 maksimum minimum rata-rata -2 -2 -6 -4 -4 -12 -6 -6 -18 Sumber : Center, 1977 dalam KepMen LH No.115 tahun 2003. IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa