18 Keragaman fitoplankton merupakan jumlah individu per spesies
fitoplankton dan merupakan ciri khas struktur komunitas spesies tersebut yang berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dimana biota tersebut hidup. Menurut
Basmi 1998, kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh angin, arus, kandungan hara, cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, pH, air masukan dan
kedalaman perairan. Kelimpahan fitoplankton pada suatu perairan dapat memberikan informasi tentang produktivitas perairan.
2.5. Organisme Makrozoobenthos
Menurut Odum 1971, benthos adalah organisme yang hidup di permukaan atau di dalam dasar perairan, baik yang hidup pada lumpur, pasir, batu, kerikil
ataupun sampah di dasar kolam, sungai dan danau atau waduk atau situ. Benthos yang hidup di atas permukaan dasar perairan disebut sebagai organisme epifauna
sedangkan benthos yang hidup di dalam dasar perairan disebut sebagai organisme infauna. Benthos dapat dibedakan atas organisme nabati yang disebut fitobenthos
dan organisme hewani yang disebut zoobenthos. Menurut ukurannya, organisme benthos dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: makrobenthos berukuran 1 mm,
meiobenthos berukuran 0,1-1 mm, dan mikrobenthos berukuran 0,1 mm. Benthos yang hidup di dasar perairan berdasarkan cara makannya dibagi
dua, yaitu filter feeder yang mengambil makanan dengan menyaring air dan deposit feeder
yang mengambil makanan dalam substrat dasar Odum, 1971. Kemudian oleh Lin 1979 dijelaskan bahwa substrat untuk habitat benthos ada
yang berupa lumpur, pasir dan batuan. Nybakken 1988 menyatakan bahwa kelompok pemakan bahan tersuspensi filter feeder dominan di substrat pasir
seperti moluska bivalvia, beberapa echinodermata dan krustasea. Sedangkan pemakan deposit deposit feeder banyak terdapat pada substrat lumpur, seperti
jenis-jenis polychaeta.
2.5.1. Peranan Makrozoobenthos di Perairan
Dalam ekosistem perairan, makrozoobenthos memegang beberapa peran penting seperti dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik dan posisinya
dalam rantai makanan terutama rantai makanan detritus. Selain itu
19 makrozoobenthos juga dapat digunakan sebagai indikator biologi tingkat
pencemaran perairan. Perubahan-perubahan kualitas air sangat mempengaruhi kehidupan makrozoobenthos, baik komposisi maupun ukuran populasinya.
Disamping itu kemampuan mobilitasnya yang rendah serta adanya beberapa jenis organisme makrozoobenthos yang mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
kondisi kualitas air yang buruk menjadikan makrozoobenthos sebagai salah satu indikator biologi yang baik Hawkes, 1979.
2.5.2. Struktur Komunitas Makrozoobenthos
Menurut Odum 1971 komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang hidup di daerah tertentu atau habitat fisik tertentu dan merupakan satu satuan yang
terorganisir dan mempunyai hubungan timbal balik. Lebih lanjut disebutkan bahwa konsep komunitas ini dapat digunakan dalam menganalisa lingkungan
perairan karena komposisi dan karakter organisme di dalam suatu komunitas merupakan indikator yang cukup baik untuk melihat keadaan lingkungan dimana
komunitas tersebut berada. Krebs 1989 menambahkan bahwa untuk mengetahui kondisi suatu struktur komunitas terdapat lima karakteristik komunitas yang dapat
diukur yaitu : 1 keanekaragaman; 2 dominansi; 3 bentuk dan struktur pertumbuhan; 4 kelimpahan relatif dan 5 struktur trofik.
Diversitas adalah suatu keragaman atau perbedaan diantara anggota-anggota suatu kelompok. Dalam ekologi, umumnya diversitas mengarah ke diversitas
spesies, melalui pengukuran jumlah spesies dalam komunitas dan kelimpahan relatifnya. Ide diversitas spesies berdasarkan asumsi bahwa populasi dari spesies-
spesies yang secara bersama-sama terbentuk, berinteraksi satu dengan yang lainnya dan adanya interaksi dengan lingkungan Bakus, 1990.
Diversitas dari Shannon-Wiener merupakan indeks yang paling umum digunakan bagi manajemen lingkungan dan berfungsi sebagai alat bantu dalam
menggambarkan struktur komunitas dan mendeteksi besarnya degradasi pada ekosistem. Indeks diversitas menggabungkan tiga komponen utama dari struktur
komunitas yaitu : kelimpahan, jumlah taksa, dan kemerataan distribusi organisme diantara spesies atau evenness Krebs, 1989. Lebih lanjut Krebs 1989
20 memberikan alasan tentang fleksibilitas penggunaan indeks diversitas yang dapat
diterima secara luas bagi pengambil keputusan yang berlatar belakang non biologi, karena kemampuannya dalam menurunkan kompleksitas pengukuran
struktur komunitas ke dalam sebuah nilai tunggal. Kelimpahan makrozoobenthos di suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan baik fisika, kimia maupun faktor biologi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah suhu, pH, kekeruhan, kecerahan, gas-gas terlarut dan interaksi
dengan organisme lain. Secara umum perairan yang belum tercemar dicirikan dengan keanekaragaman yang tinggi, tidak ada dominasi suatu spesies tertentu
dan jumlah individu masing-masing spesies cenderung merata sehingga nilai diversitas yang didapatkan akan maksimum. Rendahnya indeks tersebut biasanya
mencirikan adanya stress dari komunitas yang cenderung tidak stabil Krebs, 1989.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan
contoh air dan sedimen untuk pengukuran kualitas perairan, fitoplankton dan makrozoobenthos dilakukan pada tiga stasiun yaitu stasiun I berjarak 50 m muara
sungai, stasiun II berjarak 500 m dan stasiun III berjarak 1000 m. Pengamatan dan analisa dilakukan secara in situ dan ex situ. Analisa ex situ untuk contoh air
dilakukan di Laboratorium Lingkungan Teknologi dan Manajemen Akuakultur, FPIK-IPB dan identifikasi sampel makrozoobenthos dilaksanakan di
Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan MSP, FPIK-IPB. Peta
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 . Lokasi penelitian studi kapasitas asimilasi dan beban
pencemaran di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta.
Lokasi Penelitian