Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi.

24

3.5.1. Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi.

Analisis beban pencemaran dilakukan dengan perhitungan secara langsung dari kualitas air Sungai Ciliwung yang bermuara di Pelabuhan Sunda Kelapa maupun kualitas perairan Pelabuhan Sunda Kelapa sendiri. Cara penghitungan beban pencemaran ini didasarkan atas pengukuran langsung debit sungai dan konsentrasi limbah di muara sungai-sungai yang menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, berdasarkan model berikut: BP = Q x C i x 1 x 10 -6 x 30 x 24 x 3600..............................................1 Keterangan : BP= Beban pencemar yang berasal dari suatu sumber tonbulan Q = Debit sungai yang masuk perairan Pelabuhan Sunda Kelapa m 3 detik C i = Konsentrasi parameter ke-imgl Total beban pencemar dari suatu sumber yang bermuara ke Pelabuhan Sunda Kelapa, sebagai berikut: ∑ = = n i BP TBP 1 .........................................................................................2 Keterangan : TBP = Total Beban Pencemar yang masuk ke perairan n = Jumlah sungai i = Beban limbah dari sungai ke-i Nilai kapasitas asimilasi didapatkan dengan cara membuat grafik hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter limbah di perairan dengan total beban limbah pencemaran parameter tersebut di muara sungai dan selanjutnya dianalisa dengan cara memotongkannya dengan garis baku mutu air yang diperuntukkan bagi biota dan budidaya. Pola hubungan antara konsentrasi limbah dengan beban pencemaran direferensikan terhadap standar baku mutu. Nilai kapasitas asimilasi didapat dari titik perpotongan antara garis hubungan beban pencemar dengan konsentrasi polutan dengan nilai baku mutu untuk parameter yang diuji Gambar 3. 25 Gambar 3 . Grafik hubungan antara beban pencemaran dan konsentrasi polutan Selanjutnya nilai kapaitas asimilasi dianalisis dengan melihat seberapa besar peran masing-masing parameter terhadap beban pencemarannya. Dengan asumsi dasar yakni: 1 Nilai kapasitas asimilasi hanya berlaku di wilayah pesisir pada batas yang telah ditetapkan dalam penelitian 2 Nilai hasil pengamatan baik di perairan pesisir maupun di muara sungai diasumsikan telah mencerminkan dinamika yang ada di perairan tersebut 3 Perhitungan beban pencemaran dilakukan baik berasal dari land based, pencemaran dari kegiatan di perairan pelabuhan maupun dari lautnya sendiri. Data yang diamati merupakan data pencemaran yang mempengaruhi kualitas air muara sungai dan perairan. Hubungan yang ingin dilihat adalah nilai parameter tersebut yang ada di pelabuhan dan analisis yang digunakan adalah regresi linear. bx a Y + = .............................................................................................3 Keterangan : x = nilai parameter di muara sungai jarak 50 m y = nilai parameter di perairan jarak 500 dan 1000 m a = interseps b = koefisien regresi untuk parameter di sungai. Peubah x merupakan nilai parameter tertentu hasil pengamatan di muara sungai dan y merupakan nilai parameter pelabuhan dianggap tepat untuk mewakili seluruh nilai parameter yang ada di Pelabuhan Sunda Kelapa. Beban Pencemaran tonbln Baku Mutu Konsentrasi Polutan Pelabuhan m gl 26 Tabel 2. Parameter lingkungan yang diamati beserta metodealat yang digunakan APHA, 1989 Parameter Unit MetodeAlat Fisika air laut a. Suhu b. Kekeruhan c. Kedalaman d. Tekstur Sedimen e. Kecerahan f. TSS ºC NTU m cm mgl Thermometer Turbidimeter Tali berpemberat Analisa segitiga MillerPipet Secchi diskvisual FilterGravimetrik Kimia air laut a. pH b. Salinitas c. Oksigen terlarut DO d. BOD 5 e. COD f. Logam berat Pb dan Cd - PSU mgl mgl mgl mgl Kertas lakmus Refraktometer Metode Winkler Metode Winkler dan inkubasi Metode Reflux AAS Atomic Absorption Spectrophotometric Fisika sedimen laut - Teksturfraksi sedimen Saringan bertingkat Biologi perairan - Plankton - Makrozoobentos indl indm 2 Mikroskopis Identifikasi secara visual Hidrodinamika - Kedalaman muara sungai - Penampang sungai - Debit sungai - Arus m m 2 m 3 dt mdt Skala metrik Skala metrik Pengukuran dan penghitungan Skala metrik

3.5.2. Struktur Komunitas Phytoplankton dan Makrozoobenthos.