Kebijakan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Di satu sisi, kebijakan dibutuhkan sebagai elemen perlindungan bagi pekerja. Namun, di sisi lain kebijakan yang berlebihan dan protektif dapat mengurangi daya serap pasar kerja. Pada akhirnya hal tersebut justru akan berdampak negatif bagi pekerja.

2.4.3. Kebijakan Penyediaan Lapangan Kerja

Pemerintah telah berupaya melakukan penanganan semakin meningkatnya tingkat penganguran. Penanganan dilakukan baik melalui: i Program Jaring Pengaman Sosial JPS, ii program penanggulangan pengangguran akut, iii program penanggulangan pengangguran baru dan iv program penanggulangan pengangguran marjinal Depnakertrans dan BPPS, 1999. Namun terkesan upaya- upaya tersebut hanya mampu mengalihkan tenaga kerja berlebih ke sektor-sektor padat karya dalam rangka memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dengan demikian, kebijakan penyediaan lapangan kerja yang telah diberlakukan hanya bersifat jangka pendek Hadi, 2002. Disamping itu untuk menciptakan lapangan kerja, yang utama dibutuhkan adalah pertumbuhan ekonomi. Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang jauh dari target maka adalah tepat jika pemerintah merasa perlu memikirkan strategi pertumbuhan melalui iklim usaha yang kondusif berupa pembenahan peraturan di pasar kerja dan bidang lainnya. Pengalaman masa lalu dimana sejumlah investor asing PT. Doson dan megaindustri elektronik Sony menutup usahanya di Indonesia jelas telah berakibat hilangnya sebahagian lapangan pekerjaan.

2.5. Tinjauan Studi Terdahulu

2.5.1. Kesempatan Kerja

Lucas 1969, telah menganalisis tentang upah riil, kesempatan kerja, dan inflasi Lucas dalam Mankiw, 2000. Ia menyimpulkan bahwa keputusan penawaran tenaga kerja sebagai pilihan yang dibuat pekerja antara bekerja atau menganggur. Pekerja mempunyai beberapa pemahaman mengenai upah riil yang akan mereka terima dari bekerja. Mereka kemudian memutuskan apakah akan bekerja atau tidak dengan membandingkan upah riil dengan keuntungan yang didapat dari waktu istirahatnya. Jika upah riil yang diharapkan lebih tinggi dari biasanya pekerja akan mempunyai semangat untuk bekerja. Sebaliknya jika upah lebih kecil dari biasanya pekerja akan memilih untuk menganggur dan menunggu sampai upah riil naik. Da1am pengertian ini, pengangguran diterangkan sebagai pilihan sukarela oleh pekerja yang menunggu naiknya upah riil sampai di atas tingkat normal. Calvo-Armengol dan Jackson 2004 mengembangkan sebuah model datam penelitiannya tentang dampak social net work pada kesempatan kerja dan ketidak adilan. Mereka menyimpulkan bahwa kesempatan kerja secara positif berkaitan dengan waktu dan agen. Mangkuprawira 2000 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja di wilayah Jawa tanpa DKI Jaya dan Bali. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesempatan kerja di setiap sektor umumnya dipengaruhi PDB regional masing-masing sektor. Kesempatan kerja sektor dipengaruhi faktor investasi untuk sektor-sektor jasa perkotaan, pertanian dan jasa pedesaan, sedangkan upah kerja menentukan kesempatan kerja sektor pertanian perkotaan.