Produktivitas Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 6. Perkembangan Produktifitas Sektoral di Era Otda Produktivitas Sektoral Pertumbuhan Produktivitas Sektoral Tahun Pertanian Industri Jasa Total Pertanian Industri Jasa Total 2001 2002 2003 2004 1.31 1.30 1.29 1.39 7.20 7.43 8.53 8.93 4.61 5.07 5.65 5.55 3.63 3.73 3.92 3.99 4.06 -0.23 -0.86 7.60 0.66 3.22 14.70 4.81 -9.44 10.10 11.26 -1.63 2.35 2.74 5.09 1.83 Rata-rata

1.32 8.02 5.22 3.82 2.65 5.52 2.57 3.00

Sumber: Data sekunder diolah. Tabel 6 memperlihatkan produktivitas rata-rata secara sektoral maupun secara total meningkat setelah memasuki era otda. Produktivitas terendah pada sektor pertanian yang hanya mencapai 1.30 juta rupiah per TK per tahun sebelum otda dan meningkat hanya menjadi 1.32 juta rupiah per TK per tahun pada era otda. Pertumbuhan produktivitas sektoral rata-rata pada era otda meningkat di banding sebelum memasuki era otda. Hasil kajian depnakertrans tentang produktivitas TK sektor pertanian menyimpulkan kecil kemungkinan dapat merealisasikan harapan rencana TK nasional bahwa sektor pertanian menjadi harapan mengurangi jumlah pengangguran. Rata-rata angka produktivitas sektor pertanian paling rendah diantara sektor lainnya di era otda. Beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas sektor pertanian dapat dianalisa dari segi umur dan tingkat pendidikan TK sektor pertanian. Hasil kajian Managara 2004 menyimpulkan sebaran tenaga kerja pertanian di luar perikanan dan kehutanan berdasarkan kelompok umur memperlihatkan bahwa, sebagian besar berada pada umur 25-44 tahun 46 persen, kemudian kelompok umur diatas 45 tahun 38 persen, dan kelompok umur kurang dari 25 tahun 16 persen. Mengamati komposisi umur tenaga kerja tersebut dikhawatirkan sektor pertanian akan kekurangan TK di masa depan. Sektor pertanian menunjukan tren aging agriculture , yaitu suatu kondisi dimana tenaga kerja yang berada di pertanian adalah tenaga kerja yang berusia lanjut. Dari sisi umur, TK pertanian sampai saat ini masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah, yang jumlahnya mencapai 81 dari tenaga kerja pertanian. Menurut Pindyck dan Rubinfeld 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan produktivitas dari sisi makro adalah pertumbuhan dalam persediaan modal dan perubahan teknologi. Persediaan modal stock of capital adalah jumlah total modal yang tersedia untuk digunakan dalam proses produksi. Adanya peningkatan modal menyebabkan setiap pekerja dapat memproduksi output lebih banyak. Perubahan teknologi menggambarkan perkembangan teknologi baru yang memungkinkan pekerja berproduksi lebih efektif dan menghasilkan output yang lebih berkualitas. Sebagai contoh perkembangan teknologi komputer pada dasarnya membuka peluang bagi pertumbuhan produktivitas. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi diperlukan pekerja yang lebih berkualitas pula.

b. Pemogokan Tenaga Kerja

Masih banyaknya pengusaha yang belum memenuhi ketentuan UMP dan tuntutan lainnya telah memicu terjadinya kasus pemogokan buruh di Indonesia. Sampai dengan tahun 2004, tercatat 112 kasus pemogokan yang melibatkan 48092 pekerja dan menyebabkan 497780 jam kerja hilang. Meskipun jumlah kasus pemogokan mengalami peningkatan, dampak pemogokan terhadap penurunan produktivitas mengalami penurunan karena jam kerja yang hilang lebih sedikit dibandingkan pada kasus pemogokan tahun 2003. Selain disebabkan oleh