Identifikasi Model Prosedur Analisis
4.2.1. Identifikasi Model
Indentifikasi model ditentukan atas dasar “order condition” sebagai syarat keharusan dan “rank condition” sebagai syarat kecukupan. Menurut Koutsoyiannis 1977, rumusan identifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition ditentukan oleh: K - M G - 1 Keterangan: K = Total peubah dalam model, yaitu peubah endogen dan peubah predetermined . M = Jumlah peubah endogen dan eksogen yang termasuk dalam satu persamaan tertentu dalam model, dan G = Total persamaan dalam model, yaitu jumlah peubah endogen dalam model. Jika dalam suatu persamaan dalam model menunjukkan kondisi sebagai berikut. K – M G – 1 = maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara berlebih overidentified K – M = G – 1 = maka persamaan tersebut dinyatakan teridentifikasi secara tepat exactly identified , dan K – M G – 1 = maka persamaan tersebut dinyatakan tidak teridentifikasi unidentified . Hasil identifikasi untuk setiap persamaan struktural haruslah exactly identified atau overidentified untuk dapat menduga parameter-parameternya. Kendati suatu persamaan memenuhi order condition, mungkin saja persamaan itu tidak teridentifikasi. Karena itu, dalam proses identifikasi diperlukan suatu syarat perlu sekaligus cukup. Hal itu dituangkan dalam rank condition untuk identifikasi yang menyatakan, bahwa dalam suatu persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika dimungkinkan untuk membentuk minimal satu determinan bukan nol pada order G-1 dari parameter struktural peubah yang tidak termasuk dalam persamaan tersebut. Kondisi rank ditentukan oleh determinan turunan persamaan struktural yang nilainya tidak sama dengan nol Koutsoyiannis, 1977 Model yang dirumuskan terdiri 52 peubah endogen G, dan 71 peubah predetermined variable terdiri dari 34 peubah eksogen dan 37 lag endogenous variabel . Sehingga total peubah dalam model K adalah 123, jumlah maksimum peubah dalam persamaan M adalah 7 peubah. Maka berdasarkan kriteria order condition maka setiap persamaan struktural yang ada dalam model adalah over identified .4.2.2. Metode Pendugaan Model
Parts
» Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
» Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
» Permasalahan Hubungan Industrial di Era Otda
» Kesempatan Kerja Keragaan Pasar Tenaga Kerja di Indonesia
» Indonesia Produktivitas Tenaga Kerja
» Upah Minimum Kebijakan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
» Kesempatan Kerja Tinjauan Studi Terdahulu
» Tingkat Pengangguran Tinjauan Studi Terdahulu
» Kebijakan Ketenagakerjaan Tinjauan Studi Terdahulu
» Pasar Tenaga Kerja KERANGKA TEORI
» Pasar Tenaga Kerja yang Bersaing
» Dampak Kebijakan Upah minimum di Indonesia
» Shock di Pasar Tenaga Kerja dan Transmisinya
» Pengangguran Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro
» Inflasi Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro
» Kurva Phillips Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro
» Bagan Alur Penelitian KERANGKA TEORI
» Identifikasi Model Prosedur Analisis
» Metode Pendugaan Model Validasi Model
» Simulasi Kebijakan Prosedur Analisis
» Variabel Endogen Defenisi Operasional Variabel
» Variabel Eksogen Defenisi Operasional Variabel
» Kebijakan Upah Minimum Kebijakan Ketenagakerjaan Era Otda
» Ketentuan PHK dan Pembayaran Uang Pesangon
» Pengaturan Ketenagakerjan di Tingkat Perusahaan
» Kebijakan Fiskal Kebijakan Terkait Pasar Tenaga Kerja di Era Otda
» Kebijakan Moneter Kebijakan Terkait Pasar Tenaga Kerja di Era Otda
» Kebijakan Investasi Kebijakan Terkait Pasar Tenaga Kerja di Era Otda
» Penawaran Tenaga kerja Kinerja Pasar Tenaga Kerja
» Keragaan Umum Model Berpendidikan Rendah
» Berpendidikan Menengah HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Upah Rata-rata Berpendidikan Tinggi
» Kinerja Fiskal HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Kinerja Penawaran Agregat HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Kinerja Permintaan Agregat HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Kinerja Moneter HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Kinerja Keseimbangan Makro HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Upah Minimum Tetap Msing-masing Sebesar Nilai Tahun 2000
» Kenaikan Upah Minimum Masing-masing Sebesar 10 Persen
» Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 25 persen Kombinasi Simulasi 4 dan 5
» Penurunan Suku Bunga 6 Persen Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 40 Persen
» Kombinasi Simulasi 4 dan 5 Kombinasi Simulasi 7 dan 8
» Kombinasi Simulasi 4, 5 dan 8 Kombinasi Simulasi 6, 7 dan 8
» Analisis Komprehensif Dampak Kebijakan Ketenagakerjaan
» Simpulan SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
» Implikasi Kebijakan SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
» Produktivitas Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA
» Pemogokan Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA
» Upah Minimum Kebijakan Ketenagakerjaan
» Kebijakan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
» Kebijakan Penyediaan Lapangan Kerja
» Inflasi Kurva Phillips Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro
» Permintaan Tenaga Kerja 5-20 Tingkat Pengangguran 21-24
» Blok Moneter Model Ekonomi Pasar Tenaga Kerja dan Perekonomian Indonesia
» Metode Pendugaan Model Prosedur Analisis
» Validasi Model Prosedur Analisis
» Keragaan Umum Model HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
» Berpendidikan Rendah Berpendidikan Menengah
Show more