Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

2.3 Hipotesis Penelitian

1. Faktor individu ketua kelompok berhubungan nyata dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam kelompok. 2. Faktor kelompok berhubungan nyata dengan gaya kepemimpinan ketua. 3. Gaya kepemimpinan ketua kelompok berhubungan nyata dengan efektivitas kelompok.

2.4 Definisi Operasional

1. Faktor individu pemimpin dapat diartikan sebagai hal atau keadaan yang melekat pada pribadi pemimpin secara fisiologi. Faktor individu dari seorang pemimpin dapat dilihat dari sifat, watak, dan perilaku kepemimpinan. Sifat, watak, dan perilaku kepemimpinan dapat ditentukan melalui tujuh elemen yaitu tingkat ketoleransian, tingkat keuletan, tingkat rasa kesungguhan, tingkat ketenangan, tingkat keterarah, tingkat ketanggapan dan keterampilan, kemudian tingkat kecakapan dan keluwesan. Ketujuh indikator diukur berdasarkan penilaian anggota kelompok menggunakan skala pengukuran ordinal dalam tiga sekala: setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Elemen-elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Toleransi adalah terbuka bagi segala pandangan atau gagasan dengan asumsi bahwa setiap pengusul gagasan bertanggung-jawab dan dapat menjelaskan atau mempertahankan sifat kepraktisan dari gagasan yang dimajukan. Toleransian diukur berdasarkan keterbukaan terhadap pandangan dan gagasan, kemauan menerima perbedaan, dan perilaku yang tidak memaksakan kemauannya. b. Keuletan adalah kepercayaan terhadap diri sendiri dan menguasai dirinya sendiri, sekalipun tidak dalam segala hal. Kedudukannya sebagai pemimpin mendorong sifatnya serba ingin tahu. Keuletan diukur berdasarkan usaha memajukan kelompok, memberikan informasi, dan menggunakan keahliannya dalam memajukan kelompok. c. Rasa kesungguhan adalah keteguhan untuk berpegang pada tugas, belajar serta menarik pengalaman sebaik-baiknya dari pekerjaannya dan melatih secara baik-baik bawahannya untuk dapat diserahi tanggung jawab. Rasa kesungguhan diukur berdasarkan kemampuan menjalankan tugas, menjadi pemimpin yang baik, dan minat pada posisinya sebagai pemimpin. d. Tenang adalah kemampuan mengendalikan emosi pada situasi tertentu, terutama situasi kritis seperti bila diperolok-olokkan. Pemimpin bisa juga marah akan tetapi dengan cara yang dapat dikendalikan. Hambatan dan tantangan dalam tugas, dianggapnya sebagai yang wajar dan harus diperhitungkan dalam setiap perjuangan hidupnya. Tenang diukur berdasarkan kemampuan mengendalikan emosi, tidak mudah terprovokasi, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. e. Terarah adalah cakap mengarahkan para pekerja dan pekerjaannya. Mempunyai wibawa, kesetiaan dan dukungan kerjasama dari bawahannya. Mempunyai reputasi sebagai pemimpin tangguh, teguh pendirian tetapi adil. Mempunyai nama baik dalam menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif. Terarah diukur berdasarkan kemampuan mengarahkan anggota, dukungan dan kerjasama dari bawahan dalam menyusun kinerja kelompok, dan nama baik pemimpin dalam menyelesaikan tugas. f. Tanggap dan terampilan adalah cepat dalam memahami, mengikuti dan merespon instruksi dan penjelasan. Cepat menilai situasi, kondisi dan lingkungan baru secara tepat. Cepat menentukan fakta dan situasi serta berdasarkan itu membuat putusan yang tepat. Tanggap dan terampil diukur berdasarkan kecepatan pemimpin mengerti dan menangkap instruksi dan penjelasan, menilai situasi dan kondisi, merespon permasalahan. g. Cakap dan luwes adalah kemampuan teknis dan adaptasi terhadap berbagai perkembangan. Mampu mengubah perhatian dari permasalahan yang satu kepada yang lain, sehingga semua memperoleh perhatian manajemen secara merata. Memiliki imajinasi, menyetujui pertanggung-jawab, melaksanakan dan menjamin prestasi pekerjaan serta memilih para pembantunya yang cakap. Cakap dan luwes diukur berdasarkan kemampuan mensukseskan tanggung jawab, menyesuaikan diri terhadap permasalahan, memilih orang-orang yang cakap untuk membantu dalam mengurus kelompok. 2. Faktor Kelompok adalah hal atau keadaan yang melekat pada kelompok. Faktor kelompok terdiri dari jenis kelompok, tujuan kelompok, struktur kelompok, dan karakteristik anggota kelompok. Faktor kelompok dijabarkan sebagai berikut: 2.1 Jenis kelompok adalah kategori kelompok berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota kelompok. Jenis kelompok terdiri dari primer- sekunder, ingroup-outgroup, rujukan-keanggotaan, deskriptif-preskriptif Rakhmat, 2005. Dalam peneltian ini akan diteliti dua penggolongan kelompok yaitu kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif dikarenakan ingin diketahui penghayatan anggota terhadap kelompok. Skala yang digunakan adalah skala ordinal. Penentuan kelompok deskriptif dan preskriptif diukur berdasakan partisipasi dan rasa memiliki dalam kelompok. Pengukurannya dilakukan dengan skala ordinal: setuju, ragu- ragu, tidak setuju. 2.2 Tujuan kelompok adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok diukur berdasarkan pemahaman anggota terhadap tujuan, tercerminnya tujuan individu pada tujuan kelompok, tujuan kelompok yang baik, persetujuan anggota terhadap tujuan kelompok, dan pelaksanaan tujuan. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal: setuju, ragu-ragu, tidak setuju. 2.3 Struktur kelompok adalah susunan dari kelengkapan kelompok yang meliputi pengurus, uraian kerja, pengetahuan anggota tentang susunan pengurus, dan waktu pergantian pengurus. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal: setuju, ragu-ragu, tidak setuju. 2.4 Karakteristik anggota kelompok adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh anggota kelompok. Ciri-ciri khusus tersebut terkait karakteristik internal petani anggota kelompok diukur dengan skala rasio. Untuk keperluan pengolahan dan anailisis data maka karakteristik kelompok dijadikan sebagai skala ordinal. Karakteristik anggota kelompok terdiri dari: 2.4.1 Umur petani anggota adalah lama hidup petani sejak dilahirkan sampai saat wawancara dilakukan. Skala yang digunakan pada kuesioner adalah skala nominal. Untuk kepentingan pengolahan dan analisis data maka digunakan skala ordinal dengan pengkategorian sebagai berikut: 1 Muda 2 Sedang 3 Tua 2.4.2 Pendidikan formal petani anggota adalah jenjang sekolah formal tertinggi yang pernah diikuti sampai saat wawancara dilakukan. Skala yang digunakan pada kuesioner adalah skala nominal. Untuk kepentingan pengolahan dan analisis data maka digunakan skala ordinal dengan pengkategorian sebagai berikut: 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 2.4.3 Pendidikan non-formal petani anggota adalah jumlah hari lamanya kontak tani telah mengikuti kursuslatihan, yaitu dengan menghitung jumlah hari dari setiap kursuslatihan yang pernah diikutinya. Skala yang digunakan pada kuesioner adalah skala nominal. Untuk kepentingan pengolahan dan analisis data maka digunakan skala ordinal dengan pengkategorian sebagai berikut: 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 2.4.4 Masa keanggotaan adalah lamanya petani menjadi anggota kelompok yang dihitung dalam tahun sejak masuk menjadi anggota sampai saat wawancara dilakukan. Skala yang digunakan pada kuesioner adalah skala nominal. Untuk kepentingan pengolahan dan analisis data maka digunakan skala ordinal dengan pengkategorian sebagai berikut: 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 3. Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan perilaku yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran kelompok tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering digunakan oleh seorang pemimpin. Terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu direktif, suportif, partisipatif, achievement-oriented. Empat gaya kepemimpinan diukur dengan skala ordinal: tinggi, sedang, rendah. Masing-masing gaya kepemimpinan dengan indikator sebagai berikut: a. Direktif diukur berdasarkan kemampuan pemimpin dalam pembuatan keputusan, pengarahan tugas, kontrol terhadap pengerjaan tugas, dan hubungan dengan anggota. b. Suportif diukur berdasarkan cara pemimpin memperlakukan anggota, sikap terhadap anggota, kepedulian terhadap anggota, dan bantuan terhadap anggota. c. Partisipatif diukur berdasarkan pemberian kesempatan dari pemimpin kepada anggota untuk membuat keputusan, pelaksanaan diskusi dengan anggota, pemberian motivasi kepada anggota, cara memperlakukan anggota, dan menghargai anggota. d. Achievement-Oriented diukur berdasarkan pemberian kesempatan kepada anggota, pemberian tugas pada anggota, pembuatan keputusan, dan penerimaan idesaran dari anggota. 4. Efektivitas kelompok adalah tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan besarnya kepuasan anggota dalam mencapai dan setelah tercapainya tujuan kelompok. Efektivitas kelompok diukur menggunakan skala ordinal: tinggi, sedang, rendah. Penjabaran variabelnya sebagai berikut, a. Perubahan perilaku petani diukur berdasarkan tingkat penerimaan dan penerapan teknologi pertanian. b. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok diukur berdasarkan produksi padi yang diusahakan selama satu tahun terakhir yang mampu dicapai oleh anggota dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. c. Wawasan keanggotaan diukur berdasarkan tingkat peran serta anggota dalam pertemuan berkala dengan PPL, pertemuan di luar pertemuan berkala dengan PPL dan dalam kegiatan-kegiatan kerjasama di dalam kelompok. d. Tingkat keberhasilan anggota diukur berdasarkan banyaknya kuantitas dan mutu kualitas hasil yang telah mampu dicapai oleh kelompok tani. e. Moral kelompok diukur berdasarkan tingkat kepuasan anggota kelompok terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan kelompok, terhadap hasil- hasil kegiatan yang telah mampu dicapai kelompok tani dimana mereka menjadi anggotanya.

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan pada Kelompok Tani Mekarsari yang berlokasi di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan karena berdasarkan informasi dari BP3K Kecamatan Dramaga Kelompok tani Mekarsari yang sudah berdiri sejak tahun 1987 terletak di Desa Purwasari. Kelompok Tani Mekarsari masuk dalam kategori Utama dan produksi padi dan palawija kelompok tani tersebut cukup besar. Kelompok tani tersebut juga memiliki berbagai prestasi dalam bidang pertanian. Pengumpulan data sekunder dilakukan pada bulan April 2011, sedangkan pengumpulan data primer dikumpulkan pada bulan April-Mei 2011. Pengolahan data dan penulisan laporan dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi literatur yang terkait, sedangkan data primer didapatkan dari hasil pengambilan data secara langsung di lapangan. Proses penyusunan penelitian mengenai Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kelompok ini dilakukan melalui beberapa tahap. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari lima bagian. Lima bagian tersebut adalah karakteristik individu, faktor kelompok, faktor individu pemimpin, gaya kepemimpinan, dan efektivitas kelompok. Pada kuesioner bagian faktor kelompok dibagi lagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari jenis kelompok dengan dua pertanyaan, tujuan kelompok dengan lima pernyataan, dan struktur kelompok dengan lima pernyataan. Terdapat 24 pernyataan pada bagian faktor individu pemimpin, 20 pernyataan pada bagian gaya kepemimpinan, dan 11 pernyataan pada bagian efektivitas kelompok. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengetahui faktor

Dokumen yang terkait

Analisis tataniaga ubi jalar di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

1 11 124

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Analisis Tingkat Partisipasi dan Loyalitas Anggota Pada Kelompok Tani Hurip Dengan Pendekatan Participatory Action Research /PAR (Kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

0 8 10

Studi kelayakan bisnis tanaman buah jambu kristal pada kelompok tani desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

9 47 64

Analisis kelayakan finansial usaha pupuk kompos (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 12 227

Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Kelompok Tani (Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak Karya Sejahtera, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat)

5 20 77

Analisis Pemasaran Ubi Jalar (Studi Kasus: Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 46 125

Partisipasi Dan Perubahan Perilaku Anggota Kelompok Wanita Tani Di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

0 2 1

Kepemimpinan Kontaktani dalam Meningkatkan Efektivitas Kelompok Tani : Kasus pada Kelompok Tani di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 5 107

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN EFEKTIVITAS KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN

0 0 91