Kelompok tani Definisi Efektivitas Kelompok

2.1.1.3 Kelompok tani

Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 93KptsOT. 210397, Tanggal 18 Maret 1997 kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya 5 . Pada Peraturan Menteri Pertanian No. 273 KptsOT.16042007 13 April 2007 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dijabarkan bahwa kelompok tani adalah kumpulan petanipeternakpekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya dan keakraban untuk meningkatan dan mengembangkan usaha anggota 6 . Kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar, unit produksi, wahana kerjasama dan sebagai wadah pembinaan petani. 2.1.2 Efektivitas Kelompok

2.1.2.1 Definisi Efektivitas Kelompok

Kajian tentang faktor penentu efektivitas kelompok mengacu kepada dua kepentingan. Pertama, kepentingan teoritis. Kepentingan teoritis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang mendalam tentang fungsi kelompok, baik bagi anggota maupun bagi masyarakat. Kepentingan praktis dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang produktivitas, efisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok. Kajian teoretis-praktis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang komprehensif dan mendalam tentang fungsi kelompok bagi produktivitas, efeisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok. Ukuran produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kelompok itu sendiri berbeda masing-masing kelompok, apalagi menuurut anggotanya Danim, 2004. David Krech, Richard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey Danim, 2004 memberikan jabaran tentang ukuran efektivitas kelompok. Secara umum, ukuran efektivitas kelompok adalah sebagai berikut: 1. Jumlah hasil yang bisa dikeluarkan oleh kelompok 5 Diakses dari www.deptan.go.id hari senin, 28 Februari 2011 jam 12.08 6 Diakses dari www.deptan.go.id hari senin, 28 Februari 2011 jam 12.08 Hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok itu. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan ratio antara masukan dengan keluaran, usaha dengan hasil, persentase pencapaian program kerja, dan sebagainya 2. Tingkat kepuasan yang diperoleh oleh anggota kelompok Kepuasan itu sukar diukur dan bervariasi untuk masing-masing anggota kelompok, seprti guru, staf tata usaha, dan sebagainya. Karakteristik kepuasan anggota kelompok antara lain tercermin dari keterbukaan berkomunikasi antar-anggota, kerajinan, tidak terlalu mempunyai “perhitungan” dalam bekerja, berkurangnya keluhan, berkurangnya pembicaraan mengenai kelemahan atasan dan kebutuhan rekan kerja, tingkat kehadiran tinggi, dan lain-lain. Ukuran efektivitas ini bisa kuantitatif dan bisa kualitatif. 3. Produk kreatif kelompok Banyak hal berkembang sendiri dalam dunia kerja jika kondisinya kondusif untuk itu. Oleh karena itu, salah satu ciri kelompok efektif adalah kemampuan kelompok itu menumbuhkan kreativitas anggota. Cara kerja seseorang dalam organisasi atau kelompok tidak sepenuhnya dapat dituangkan ke dalam format khusus. Cara kerja merupakan seni atau kiat art yang berbeda pada masing-masing individu. Itu sebabnya tutntutan akan konformitas yang berlebihan dapat menjadi bumerang organisasi atau kelompok. 4. Intensitas emosi yang dicapai oleh seseorang karena dia menjadi anggota kelompok Intensitas emosi diukur dengan ketaatan yang lebih tinggi karena menjadi anggota kelompok atau rasa memiliki dengan kadar tinggi karena termasuk kelompok yang ikut berjuang untuk memilikinya. Cartwright dan Zender dalam Marliati, 1996 mengemukakan bahwa keefektifan kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan besarnya kepuasan anggota dalam mencapai tujuan dan setelah tercapainya tujuan. Determinan keefektifan kelompok dapat bersumber dari 1 derajat pencapaian tujuan kelompok, 2 banyaknya usaha atau kegiatan yang efisien yang dilakukan oleh kelompok dalam mencapai tujuan dan mempertahankan kehidupannya, dan 3 tingkat kepuasan anggota terhadap tujuan yang dicapai dan usaha yang dilakukan kelompok Soedijanto, 1981. Dalam mengukur efektivitas kelompok, berbeda kelompok maka berbeda pula ukuran efektivitasnya. Oleh karena itu menurut Slamet dan Soedijanto dalam Marliati, 1996 komponen keefektifan kelompok tani terdiri dari: 1 perubahan perilaku petani, 2 perubahan produktivitas petani anggota kelompok, 3 wawasan keanggotaan, 4 tingkat keberhasilan anggota, 5 moral kelompok, dan 6 imbas kelompok. Keenam faktor tersebut selanjutnya dijelaskan sebagai berikut: 1. Perubahan perilaku petani anggota kelompok adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk menerapkan inovasi pertanian yang dianjurkan pemerintah yang meliputi: tingkat adopsi, lama adopsi, dan jumlah petani yang berhasil membiasakan diri. 2. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok adalah tingkat kenaikan produksi sesudah berkelompok dibanding sebelum berkelompok. 3. Wawasan keanggotaan adalah tingkat peran serta anggota kelompok tani dalam kegiatan kelompok baik dalam pertemuan berkala, kegiatan kelompok di luar pertemuan berkala dan kegiatan individual atas nama kelompok. 4. Tingkat keberhasilan kegiatan kelompok adalah mutu dan jumlah hasil kegiatan yang dicapai oleh kelompok. 5. Moral kelompok adalah tingkat kepuasan anggota kelompok terhadap hasil yang dicapai, kegiatan yang dilakukan dan rasa bangga serta cinta terhadap kelompok. 6. Imbas kelompok adalah pengaruh kelompok terhadap para petani di sekelilingnya yang meliputi jumlah petani yang meniru, produktivitas yang dicapai dan kepuasan terhadap produktivitas tersebut.

2.1.2.2 Kriteria Kelompok Efektif

Dokumen yang terkait

Analisis tataniaga ubi jalar di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

1 11 124

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Analisis Tingkat Partisipasi dan Loyalitas Anggota Pada Kelompok Tani Hurip Dengan Pendekatan Participatory Action Research /PAR (Kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

0 8 10

Studi kelayakan bisnis tanaman buah jambu kristal pada kelompok tani desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

9 47 64

Analisis kelayakan finansial usaha pupuk kompos (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 12 227

Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Kelompok Tani (Studi Kasus : Kelompok Tani Ternak Karya Sejahtera, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat)

5 20 77

Analisis Pemasaran Ubi Jalar (Studi Kasus: Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 46 125

Partisipasi Dan Perubahan Perilaku Anggota Kelompok Wanita Tani Di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

0 2 1

Kepemimpinan Kontaktani dalam Meningkatkan Efektivitas Kelompok Tani : Kasus pada Kelompok Tani di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 5 107

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN EFEKTIVITAS KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN

0 0 91