Makanan Ternak Industri kimia, dll.
Bahan Bangunan
1999, sedangkan menurut Bintoro 2000 pati dari pohon sagu sekitar 153 – 345 kg setiap pohonnya. Djoefrie 2000 juga mengatakan bahwa jika pohon sagu ditebang secara reguler setiap bulan maka produksinya akan
menurun sampai 25 – 50 kg.Tepung sagu kering hasil pengolahan industri pengolahan sagu hanya dapat memanfaatkan 16 sampai 28 dari berat batang sagu. Prosentase pemanfaatan sagu tersebut relatif sangat kecil
dan merupakan pemborosan sumberdaya alam Kurnia, 1991. Sebagian besar material berupa kulit dan ampas sebesar ± 85 terbuang sebagai sisa produk.
Pemanfaatan dan penggunaan sagu cukup luas seiring dengan berkembangnya teknologi seperti terlihat pada skema jaringan pengolahan sagu Gambar 2.
Perkebunan Industri Pengolahan
KonsumenPengguna pertanian
transportasi, iklan, kemasan
Gambar 2. Jaringan Industri Pengolahan Sagu Pangloli dan Satari, 1985 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992
C. KOMPOSISI KIMIA
Pati merupakan penyusun makanan yang memiliki peran penting tehadap sifat makanan seperti yang diharapkan, misalnya untuk
mengawetkan puding, saos, pasta. Komponen yang paling banyak terdapat pada tepung sagu adalah pati. Pati sagu diperoleh dari proses ekstraksi inti
batang sagu empulur batang. Menurut Flach 1983, empulur batang sagu mengandung 20.2 – 29 persen pati, 50 – 66 persen air dan 13.8 – 21.3 persen
bahan lain atau ampas. Dihitung dari berat kering, empulur batang sagu mengandung 54 – 60 persen pati dan 40 – 46 persen ampas.
Secara mikroskopik bahwa granula pati terkonsentrasi pada empulur dalam bentuk sel-sel atau ”vascular bundles” dengan diameter sel berkisar
antara 40 – 50 mikron Flach, 1983. Bentuk granula pati sagu adalah oval Sagu
Tepung sagu Sagu mutiara
Dextrin Cyclodextrin
Glukosa
SCP Briket arang
Fruktosa Industri makanan dan
minuman Etanol
Industri kimia Asam-asam organik
Bahan energi Senyawa kimia lain
Industri kimia Industri tekstil, kosmetik,
farmasi, pestisida, dan industri perekat.
Industri makanan Industri makanan
bulat telur. Untuk melepaskan granula pati dari jaringan pengikatnya dilakukan pemarutan atau dengan penggilingan, proses pelepasan granula
pati akan lebih efektif dengan arah tegak lurus susunan serat ”vascular bundles” Flach, 1983.
Menurut Flach 1983 pati sagu mengandung amilosa 27 persen dan amilopektin 73 persen. Wirakartakusumah et al., 1984 mengemukakan
bahwa pati sagu mengandung amilosa 27.4 persen dan amilopektin 72.6 persen. Perbandingan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi sifat
kelarutan dan derajat gelatinisasi pati. Semakin besar kandungan amilopektin maka pati akan lebih basah, lengket dan cenderung sedikit menyerap air.
Hasil analisa komposisi kimia tepung sagu dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1. Komposisi kimia dalam 100 gram pati sagu dalam basis kering
Komposisi kimia
Rudle et al. 1978
Haryanto dan Pangloli 1992
Djoefrie 1996 Kalori
Air Protein
Karbohidrat Serat kasar
Lemak Abu
Kalsium Besi
285.0 kkal 36.99
0.27 97.26
0.41 g Sedikit
-- 0.04
0.009 353.0 kkal
16.28 0.81
98.49 --
0.23 --
0.01 0.017
357 kkal 15.87
0.81 98.49
0.23 0.23
0.46 --
--
Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan 1 – 4 α – glukosa,
sedangkan amilopektin mempunyai ikatan 1 – 4 α – glukosa dengan cabang
yang ikatannya 1 – 6 α – glukosa. Jumlah unit glukosa yang berada dalam
amilosa berkisar antara 500 – 1000 unit, sebanding dengan berat molekul antara 80.000 – 240.000. Sedangkan glukosa yang terdapat dalam
amilopektin jumlahnya jauh lebih besar, yaitu antara 5.000 – 40.000 unit, sebanding dengan berat molekul 800.000 sampai jutaan Haryanto dan
Pangloli, 1992.
D. PATI SAGU