air. Sehingga dimungkinkan lemak yang terkandung dalam batang sagu sebagian besar tidak terekstrak.
Kadar lemak dalam tepung sagu maupun dalam pati sagu relatif kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan lemak bagi konsumsi sehari-
hari. Oleh karena itu, dalam konsumsi sagu perlu didampingi dengan konsumsi bahan pangan lain sebagai sumber lemak.
e. Kadar Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling utama bagi hampir seluruh manusia di dunia, khususnya negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Dalam setiap 1 gram karbohidrat akan dihasilkan energi sebesar 4 kkal, energi yang dihasilkan relatif rendah jika
dibandingkan dengan lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling murah jika dibandingkan dengan protein dan lemak. Serat-serat
makanan dietary fiber juga termasuk kedalam golongan karbohidrat. Dimana serat tersebut berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat dan turunannya digunakan secara luas dalam industri makanan dan minuman. Pati mempengaruhi beberapa sifat sensori produk
pangan misalnya mouthfeel , rasa, penampakan dan struktur Murphy, 2000. Beberapa jenis karbohidrat yang bersifat hidrokoloid dapat
berfungsi sebagai pengental saos, sop, es krim, salad dressing, pembentuk gel kudapan, jam, jely, pengikat produk daging olahan,
emulsifier saos, mayonnaise, stabilizer emulsi minuman, dan masih banyak lagi aplikasi karbohidrat dalam produk pangan Doublier dan
Cuvelier, 1996. Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang cukup tinggi.
Di Indonesia bagian timur sagu merupakan makanan pokok penghasil energi. Analisis kandungan karbohidrat dalam tepung sagu dilakukan
dengan metode by difference. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kandungan karbohidrat sagu adalah 93.74 bk. Srdangkan kadar
karbohidrat yang terkandung dalam pati sagu adalah 97.26 bk Ruddle et al., 1987; 98.49 bk Haryanto dan Pangloli, 1992, Djoefrie, 1996.
Karbohidrat yang terkandung dalam tepung sagu lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan karbohidrat dalam pati sagu. hal ini
wajar karena dalam tepung sagu terdapat komponen-komponen lain yang jumlahnya lebih tinggi dari pati sagu, misalnya kadar abu dan kadar lemak.
Sehingga kadar karbohidratnya lebih rendah. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sagu merupakan
sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Oleh karena itu sagu dapat digunakan sebagai bahan pangan penghasil karbohidrat. Dalam rangka
diversifikasi pangan pokok, sagu dapat dikembangkan menjadi makanan substitusi untuk beras. Jika sagu dikembangkan dengan baik maka
pemenuhan kebutuhan karbohidrat tidak akan tertumpu pada beras sebagai sumber utamanya.
f. Kadar Serat Makanan