Studi Pustaka Kadar Abu AOAC, 1984 Kadar Protein Metode Mikro Kjeldahl AOAC,1984

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah inti batang sagu metroxylon sp diperoleh dari perkebunan milik BPPT yang berada di Cilubang, Desa Balumbang Jaya. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, heksan, HgO, HCl 0.02 N, H 2 SO 4 pekat, indikator kjeldahl, minyak parafin, NaCl, α-amilase, enzim amiloglukosidase, enzim neutrase, alkohol 80, petroleum eter, buffer fosfat, etil alkohol 75, etil alkohol 95, aseton, 2.5 amonium oksalat, 2.5 asam oksalat, NaOH 4 wv, NaOH 17.5 wv dan NaClO 2 . Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan tepung sagu adalah pisaugolok, mesin pemarut, saringan, tempat pengendapan, disk mill, ayakan, baskom, brabender amilograph, buret, gelas ukur, termometer, timbangan, lap basah, pengaduksendok, gelas piala, oven, cawan, desikator, erlenmeyer, cabinet drier dan neraca analitik.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.

1. Studi Pustaka

Studi pustaka ini bertujuan untuk menyediakan data tentang penelitian tepung-tepungan yang sudah dilakukan dan sejauh mana penelitian tersebut dilakukan. Setelah diperoleh data semua hasil penelitian tentang tepung-tepungan maka dapat diambil jenis tepung yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Studi pustaka yang dilakukan meliputi bahan-bahan tepung yang berasal dari umbi-umbian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan lain-lain. Meliputi proses penepungan, aplikasi produk, dan karakteristik tepung. Sehingga dapat diketahui potensi dari bahan tersebut dan dapat digunakan untuk acuan pada penelitian lanjutan.

2. Penelitian Lanjutan a. Proses pembuatan tepung sagu

Pohon sagu Ditebang dan diambil empulurnya Di potong kecil dan tipis chips Direndam dalam larutan Natrium metabisulfit 0.3 Dikeringkan dengan kabinet dryer pada suhu 55 C selama 48 jam Digiling Diayak 100 mesh Tepung sagu Gambar 4. Alur Proses Pembuatan Tepung Sagu

b. Karakterisasi Pengeringan

Sampel berupa empulur batang sagu dibuat menjadi potongan- potonngan kecil, kemudian direndam dalam larutan metabisulfit 0.3. Setelah direndam dalam larutan metabisulfit empulur tersebut dibuat menjadi sawut dengan menggunakan alat penyawut slicer sehingga diperoleh empulur batang sagu dalam bentuk sawutan. Alat pengering yang akan digunakan disiapkan. Dalam percobaan ini digunakan fluidized bed dryer. Sawut empulur batang sagu dimasukan ke dalam alat pengering dengan katebalan 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. kemudian set suhu inlet pada alat pengering tersebut pada 60 C, 70 C. Blower dan ventilasi dinyalakan maksimum. [ ] 100 1 3 1 3 2 x W W W W W − − − 100 x Ws Wa Waktu dicatat setelah alat pengering dinyalakan. Pengambilan sampel dilakukan pada 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit, dan 105 menit. Sampel yang diperoleh diukur kadar airnya dengan menggunakan metode oven.

c. Analisis Sifat Kimia Tepung Sagu 1. Kadar Air AOAC, 1984

Cawan alumunium dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Timbang sampel kurang lebih sebanyak 2 gram dalam cawan. Cawan beserta isi dikeringkan dalam oven 100 C selama 6 jam. Pindahkan cawan ke dalam desikator lalu didinginkan dan ditimbang. Cawan beserta isinya dikeringkan kembali sampai diperoleh berat konstan. Perhitungan : Kadar Air berat basah = W 1 = Berat cawan gram W 2 = Berat sampel gram W 3 = Berat cawan dan sampel setelah dikeringkan gram

2. Kadar Abu AOAC, 1984

Disiapkan cawan untuk melakukan pengabuan, kemudian dikeringkan dalam oven selama 15 menit. Lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 3 gram di dalam cawan, kemudian dibakar dalam ruang asap sampai tidak mengeluarkan asap lagi. Kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400 – 600 o C selama 4–6 jam sampai terbentuk abu berwarna putih atau memiliki berat yang tetap. Sampel beserta cawan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Perhitungan : Kadar abu = contoh HCl blanko sampel mg x x xN mlHCl mlHCl 100 007 . 14 − Wa = berat abu gram Ws = berat sampel gram

3. Kadar Protein Metode Mikro Kjeldahl AOAC,1984

Sampel sebanyak 100 mg ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml. Ditambahkan 1,9 + 0,1 g K 2 SO 4 , 40 + 10 mg HgO, dan 3,8 + 0,1 ml H 2 SO 4 . Tambahkan batu didih pada labu lalu didihkan sampel selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih. Labu beserta sampel didinginkan dengan air dingin. Dipindahkan isi labu dan air bekas pembilasnya ke dalam alat destilasi. Labu erlenmeyer 125 ml di isi dengan 5 ml larutan H 3 BO 4 dan ditambahkan dengan 4 tetes indikator, kemudian diletakkan di bawah kondensor dengan ujung kondensor terendam baik dalam larutan H 3 BO 4 . Larutan NaOH- Na 2 S 2 O 3 sebanyak 8-10 ml ditambahkan ke dalam alat destilasi dan dilakukan destilasi sampai didapat destilatnya + 15 ml dalam erlenmeyer. Destilat dalam erlenmeyer tersebut kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,02 N hingga terjadi perubahan warna hijau menjadi biru. Dilakukan perhitungan jumlah nitrogen setelah sebelumnya diperoleh jumlah volume ml blanko. Perhitungan : Jumlah N = Kadar Protein = jumlah N x faktor konversi 6.25

4. Kadar Lemak AOAC, 1984