Model Vektor Data SIG

2.4.4.2. Fungsi Analisis Spasial Beberapa fungsi analisis spasial dalam

SIG sebagai berikut: • Fungsi pengukuran, query spasial dan fungsi klasifikasi Reclassify; fungsi pengukuran mencakup pengukuran jarak suatu obyek, luas area dalam 2 dimensi atau 3 dimensi. Query spasial berfungsi mengidentifikasikan obyek secara selektif, definisi pengguna, maupun melalui kondisi logika. Contoh query spasial adalah mencari suatu area yang kurang dari 40000 m2 pada area penutupan lahan Gambar 5.. Sedangkan fungsi klasifikasi bertugas untuk mengklasifikasikan kembali suatu data data spasial atau data atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. Misalnya penggunaan data spasial ketinggian muka bumi topografi untuk diturunkan menjadi data spasial seperti kemiringan lereng slope, arah hadap sebuah permukaan aspect, variasi bentukan dalan dalam degradasi kecerahan hillshade dan kontur. Fungsi ini merupakan fungsi yang meng-eksplore data tanpa membuat perubahan yang mendasar. Fungsi eksplore umumnya digunakan sebelum analisis data. Fungsi klasifikasi juga digunakan untuk menyederhanakan kelas data spasial Gambar 6.. Gambar 5 Query spasial untuk mencari luas penutupan lahan kurang dari 40000m 2 . Sumber: Prahasta 2001 • Jaringan network; fungsi jaringan merujuk data spasial titik-titik points atau garis-garis lines sebagai suatu jaringan yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya menghitung jarak titik awal dan titik akhir dan mengakumulasi jarak-jarak dari segmen yang membentuknya. Gambar 6 Klasifikasi data spasial dari 7 kelas a menjadi 5 kelas b. Sumber: Prahasta 2001 • Tumpang Susun overlay; fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi input-nya. Ilustrasi fungsi overlay ditunjukkan seperti Gambar 7. Fungsi overlay ini juga berlaku untuk model data raster. Prinsip overlay juga mengikuti operasi aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan dan perkalian, operasi statistik seperti minimum dan maksimum, operasi boolean seperti and dan or, kondisional if condition dan operasi lainnya. Gambar 7 Prinsip dasar overlay poligon. Dua buah poligon layer A dan B akan menghasilkan data spasial baru data atribut yang merupakan hasil interaksi layer A dan B. Sumber: Prahasta 2001 • Buffering; fungsi buffering akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi input-nya. Data spasial titik akan menghasilkan data spasial berupa lingkaran-lingkaran yang mengelilingi titik pusatnya. Data spasial garis akan