4.2.3.3 Aspek Kognitif
Dari hasil pengamatan kognitif melalui tes soal menunjukan bahwa pemahaman siswa bertambah terhadap materi pembelajaran, terbukti dari
peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar relatif kecil, namun hasil belajar kognitif pada siklus I saja sudah sangat baik.
4.2.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II setelah dianalisis secara mendalam, diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh telah memenuhi indikator
ketuntasan hasil belajar sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan lagi. Karena dilihat dari hasil pengamatan psikomotor, afektif maupun kognitif sebagian besar siswa
sudah memenuhi standar ketuntasan hasil belajar dengan hasil yang cukup memuaskan karena kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dapat
diminimalisir pada siklus II ini. Peningkatan hasil belajar siswa ini disebabkan oleh meningkatnya
pemahaman tersebut dicapai dengan metode penyampaian materi secara verbal, visual, dan diskusi antara guru dengan siswa. Metode visual dilakukan dengan
menjadikan beberapa siswa sebagai contoh model sambil guru menerangkan, kemudian didiskusikan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
4.2.4 Perbedaan Siklus I dengan Siklus II
Antara siklus I dan siklus II tentulah terdapat perbedaan perlakuan kaitannya dengan penyempurnaan kekurangan maupun kelemahan yang terjadi pad siklus I,
yaitu :
4.2.4.1 Metode penyampaian materi pembelajaran Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, terutama siswa
perempuan pada siklus I yang dilakukan hanya dengan penjelasan verbal saja menjadi penyebabnya, Oleh karena itu dalam penyampaian materi pembelajaran pada
siklus II dilakukan dengan penjelasan verbal, visual dan diskusi. Metode visual yang peneliti maksud yaitu dengan menjadikan beberapa siswa sebagai contoh didepan
kelas untuk mempraktekan materi pembelajaran yang akan dilakukan, dan kemudian dengan metode diskusi dengan siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
4.2.4.2 Perubahan teknis permainan tolak peluru keseluruhan Perubahan teknis permainan ini berkaitan dengan keaktifan siswa. Pada
permainan tolak peluru keseluruhan siklus I, siswa sedikit terlalu lama menganggur sehingga terlihat membosankan bagi siswa. Pada siklus II disempurnakan dengan
menambah peraturan permainan, yaitu setelah siswa melakukan rangkaian gerakan tolak peluru, mereka berlari berpindah tempat dan diterapkan system kompetisi untuk
memicu semangat siswa. 4.2.4.3
Perubahan alat dalam permainan bola tolak berekor Alat yang dirubah adalah penggunaan net, yang pada siklus I menggunakan
tali raffia. Kekurangan dari penggunaan tali raffia sebagai net adalah sebagian besar siswa melempar bola lurus kedepan dan bukan melewati bagian atas net untuk
mendapat sudut tolakan sekitar 40 .
Dengan perubahan net tali raffia menggunakan net badminton, efektifitas sudut tolakan siswa dapat langsung terlihat. Tidak ada siswa yang menolak bola lurus
kedepan tetapi semuanya melewati bagian atas net dan tidak seperti pada siklus I.
4.2.5 Pembahasan Hasil Siklus Pengamatan
4.2.5.1 Hasil Pengamatan Unjuk Kerja Siswa Psikomotor
Pengamatan keterampilan psikomotor dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus penelitian, hasil pengamatan yang sudah dianalisis tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel. 12 Hasil Siklus Pengamatan Psikomotor
PSIKOMOTOR SIKLUS I
KET SIKLUS II
KET RATA-RATA
65,3
Tidak Berhasil 77,8
Berhasil PERSENTASE
KETUNTASAN 23,3 Tidak
Berhasil 83,3 Berhasil
Dari tabel diatas diketahui bahwa : 1
Rata-rata hasil keterampilan psikomotor pada siklus I sebesar 65,3 baik dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II menjadi 77,8 baik
2 Persentase ketuntasan hasil keterampilan psikomotor pada siklus I sebesar
23,3 rendah dan terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada siklus II menjadi 83,3 sangat tinggi.
Peningkatan hasil pengamatan psikomotor siswa pada siklus I dan siklus II digambarkan dalam grafik dibawah ini :
d p
k m
t
p m
4
t
Ga
Penin dapat dicap
permainan b kelemahan m
menyempurn tentang perm
ortodoks, pemahaman
menyamping 4.2.5.2 Hasi