2.1.3.6 Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap untuk menelaah dan memproses data yang
didapat saat pelaksanaan observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan tersebut baik peneliti utama
atau kolaborator mencatat kejadian-kejadian penting dengan memanfaatkan format observasi yang digunakan. Hasil observasi dan analisis yang digunakan oleh peneliti
utama selanjutnya dikompromikan dengan hasil yang diperoleh kolaborator.
2.2 Konsep Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktifitas jasmani yang pada umumnya dilakukan dengan tempo yang cukup tinggi dan terutama
gerakan-gerakan besar ketangkasan dan ketrampilan yang tidak terlalu tepat, terlalu halus, terlalu sempurna atau berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-
anak didik. Meskipun sarana pendidikan tersebut fisikal, manfaat bagi anak-anak didik mencakup bidang-bidang non fisik seperti intelektual, sosial, estetik, dalam
kawasan-kawasan kognitif maupun afektif.
2.2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan dan merupakan alat pendidikan. Dalam pengertiannya, pendidikan jasmani mempunyai makna yang
sangat beraneka ragam yang terdiri dari berbagai sumber. Menurut Adang Suherman 2000:14, pengertian pendidikan jasmani terdiri
dari 2 sudut pandang yaitu : 2.2.1.1
Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional menganggap bahwa manusia terdiri dari 2 komponen utama, yaitu jasmani dan rohani. Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan
jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani
hanya sebagai pelengkap saja. Pandangan pendidikan jasmani tersebut secara empirik menimbulkan salah
kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan dan penilaian pendidikan. Kenyataan menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani ini cenderung
mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat ketrampilan fisik, atau kemampuan jasmani saja. Selain itu, sering juga pelaksanaan pendidikan jasmani ini
justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri. Melalui analisis kritis dan penelitian ditemukan banyak hal-hal faktual yang
kurang mendukung dasar pandangan tersebut. Fakta dan temuan ini mendorong timbulnya pandangan baru yaitu pandangan modern atau pandangan holistik.
2.2.1.2 Pandangan Moderen
Pandangan modern atau holistik menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai
bagian yang terpadu. Oleh karena itu Pendidikan jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya pada kepentingan satu komponen saja.
2.2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan sarana jasmani yang merupakan saham khususnya yang tidak
diperoleh dari usaha-usaha pendidikan yang lain, karena tujuan dari pendidikan jasmani tidak terbatas pada perkembagan tubuh atau fisik. Istilah jasmani harus
dipandang dalam kerangka yang lebih abstrak dan lebih luas sebagai satu keadaan kondisi jiwa raga. Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga
yang mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang
mencakup semua kawasan baik organik, motorik, kognitif, maupun afektif manusia dipandang seutuhnya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan jasmani
tidak melulu hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual Adang Suherman, 2000: 22.
Menurut Adang Suherman 2000: 22, Secara umum tujuan pendidikan jasmani diklasifikasikan ke dalam 4 kategori, yaitu :
A. Perkembangan fisik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang
physical fitnes.
B. Perkembangan gerak
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna skillful.
C. Perkembangan mental
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke
dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
D. Perkembangan sosial
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Dari keempat aspek tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penjas dewasa ini tidak hanya
mengembangkan potensi individu dari segi jasmani saja tetapi dari berbagai aspek yang menyeluruh. Walaupun dalam kenyataannya banyak orang awam yang
beranggapan bahwa penjas semata-mata mengembangkan jasmani semata.
2.2.3 Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.