Teori bermain yang tersebutkan tadi merupakan sebagian dari acuan dan usaha penelaahan peneliti tentang bermain sebagai kajian utama yang kiranya dapat
digunakan dalam skripsi ini. Teori yang bermacam-macam diatas berbeda pemikiran antara yang satu dengan yang lain, tetapi mempunyai makna dan tujuan yang sama
bahwa pembelajaran yang paling efektif bagi anak-anak adalah dengan bermain. Perkembangan teori bermain sebagai wahana pendidikan banyak sedikitnya didorong
atau dijiwai oleh teori-teori klasik ini.
2.6 Uraian Materi Tolak Peluru Gaya Ortodoks
2.6.1 Definisi Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik nomor lempar. Berat peluru:
1 Untuk senior putra = 7.257 kg
2 Untuk senior putri = 4 kg
3 Untuk yunior putra = 5 kg
4 Untuk yunior putri = 3 kg
Penelitian ini dikhususkan pada tolak peluru gaya lama atau ortodoks karena kaitannya dengan anak usia dini, karena materi tolak peluru yang diajarkan adalah
tolak peluru gaya menyamping.
2.6.2 Teknik Dasar Tolak Peluru
2.6.2.1 Pengenalan peluru.
1 peluru dipegang dengan satu tangan dan dipindahkan ke tangan yang lain.
2 peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakan di batas leher dan
pundak bahu. 3
peluru dipegang oleh tangan dengan sikap berdiri agak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah
belakang dan peluru digelindingkan ke depan.
Gambar. 1 Pengenalam peluru
2.6.2.2 Teknik Memegang peluru
Cara memegang peluru ada tiga macam yaitu: 1
Jari jari renggang. jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari
tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
2 Jari jari agak rapat,ibu jari di samping,jari kelingking berada di samping
belakang peluru. jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru
ditolakkan. cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
3 Bagi mereka yang tamgannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak
peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
Gambar. 2 Cara memegang peluru
2.6.2.3 Teknik Tolakan Tanpa Awalan
Cara melakukan tolakan tanpa awalan adalah sebagai berikut : 1
Setelah peluru dipegang dengan benar, badan berada dalam lingkaran tepat di belakang balok tolakan.
2 Badan menghadap ke kanan sehingga arah tolakan ada disamping kiri
3 Kaki kanan dilangkahkan satu langkah ke samping kanan, tangan kiri
diangkat setinggi bahu, siku dilipat dan jari-jari dilemaskan. 4
Badan direbahkan kesamping kanan, sehingga berat badan bertumpu pada kaki kanan.
5 Lutut kanan dilipat setengah jongkok, bahu kanan mendekati lutut kanan.
2.6.2.4
Cara Melakukan Gerakan Tolak Peluru Gaya Menyamping
Dalam gaya menyamping ini arah tolakan berada di samping kiri penolak. a.
Gerakan Awalan
1 Kaki kanan diletakan dimuka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakan
disamping kiri selebar badan dan segaris arah lemparan. 2
Peluru dipegang dengan tangan kanan 3
Peluru diletakan pada batas antara leher dan pundak, di bawah telinga, ketiak membuka, dan lengan terlentang segaris dengan bahu.
4 Lengan kiri dimuka dan dada sedikit ditekuk.
5 Kaki kiri mengendor dan menapak pada ujung kaki
b.
Gerakan menolak peluru
1
Pandangan mata ditujukan kira-kira 4 meter ke depan
2
Pusatkan pikiran, kalau sudah merasa cukup, kaki kiri diayunkan ke muka agak menyamping.
3
Setelah ayunan kaki kiri yang merupakan persiapan awalan dirasa cukup, kaki kanan ditekuk lebih rendah.
4
Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak kearah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran, kemudian peluru
ditolakan.
5 Sudut tolakan kurang lebih 40 derajat.
c.
Gerak akhir lanjutan
Gerakan lanjutan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan `dan agar
badan tidak terjerumus ke luar lingkaran.
1 Setelah peluru didorong kedepan, buat gerakan lompatan untuk menukar
kaki kanan ke depan. 2
Agar tidak jatuh diluar lingkaran, ujung kaki diusahakan menyentuh balok tolakan.
3 Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditarik kebelakang,
demikikan pula dengan lengan kiri untuk menjaga keseimbangan.
Gambar. 3 Cara menolak peluru gaya ortodoks
d. Ketentuan diskualifikasikegagalan peserta tolak peluru :
1 Menyentuh balok batas sebelah atas
2 Menyentuh tanah di luar lingkaran
3 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
4 Dipangil selama 3 menit belum menolak
5 Peluru di taruh di belakang kepala
6 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
7 Menginjak garis lingkar lapangan
8 Keluar lewat depan garis lingkar
9 Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
10 Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
Beberapa hal yang disarankan : 1 bawalah tungkai kiri merendah, 2 dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri
memimpin di belakang, 3 menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak, 4 hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada
tungkai kanan, 5 putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran,6 pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama
mungkin, 7 Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan dan tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri.
Beberapa hal yang harus dihindari : 1 tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan, 2 melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki
kanan, 3 mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran, 4 tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan, 5 mendarat dengan kaki kanan
menghadap ke belakang, 6 menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping, 7 terlalu awal membuka badan, 8 mendarat dengan badan
menghadap ke samping atau ke depan. e.
Lapangan Tolak Peluru Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata
bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen ,
aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas
lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o
Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu
atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busurlengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o
Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
Gambar. 4 Lapangan tolak peluru
Meskipun cabang olahraga ini termasuk event atau nomor lempar , akan tetapi istilah yang yang dipergunakan bukan lempar peluru tetapi tolak peluru. Hal ini
sesuai dengan cara melepaskan peluru, ialah dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Istilah bahasa inggrisnya adalah the shot put.
Uraian materi tolak peluru gaya ortodoks diatas merupakan aturan-aturan standar yang pastinya membosankan bagi anak-anak dan sudah semestinya tidak
diterapkan dalam pembelajaran tolak peluru di sekolah dasar, perlu adanya
modifikasi pembelajaran agar siswa tertarik dan merasa senang mempelajari tolak peluru.
2.7 Permainan Bola Tolak Berekor