Kelembagaan  Institutional  Approach,  Komoditas  Commodity  Approach, Sistem  System  Approach  dan  Permintaan-Penawaran  Demand-Supply
Approach  Purcell  1977;  Gonarsyah  1996;  Kohls  and  Uhl  diacu  dalam Asmarantaka 2009.
2.7 Konsep Integrasi Pasar
Integrasi  pasar  dapat  dipahami  melalui  dua  sisi.  Pertama,  integrasi  pasar merujuk  pada  integrasi  vertikal  dan  integrasi  horizontal.  Integrasi  vertikal
berhubungan  dengan  kealamiannya  usaha,  sementara  integrasi  horizontal  lebih berurusan dengan integrasi pasar spasial. Kedua, integrasi meliputi integrasi pasar
spasial, integrasi pasar temporal, integrasi lintas bentuk harga dan integrasi lintas bentuk produk.
Integrasi, atau keterpaduan pasar merupakan suatu indikator dari efisiensi pemasaran,  khususnya  efisiensi  harga.  Integrasi  didefinisikan  sebagai  suatu
ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi pada pasar acuan  pasar  di  tingkat  lebih  tinggi,  misalnya  di  tingkat  pedagang  eceran  akan
menyebabkan  terjadi  perubahan  pada  pasar  pengikutnya  misalnya,  pasar  di tingkat  petani.    Dengan  demikian  analisis  integrasi  pasar  erat  kaitannya  dengan
analisis struktur pasar. Dua  2  pasar  dikatakan  terpadu,  apabila  perubahan  harga  dari  salah  satu
pasar  disalurkan,  atau  ditransfer  ke  pasar  lain.  Dalam  struktur  pasar  persaingan sempurna,  perubahan  harga  dari  pasar  acuan  misalnya,  pasar  sentral,  atau  pasar
induk  diteruskan  secara  sempurna  ke  pasar  pengikut.  Keterpaduan  pasar  dapat terjadi  apabila  terdapat  informasi  pasar  yang  memadai  dan  informasi  ini
disalurkan dengan cepat ke pasar lain. Dengan demikian agar terjadi keterpaduan pasar, partisipan yang terlibat di antara pasar pasar acuan dengan pasar pengikut
memiliki  informasi  sama.  Ukuran  dari  integrasi  pasar  dapat  dilakukan  dengan beberapa  cara,  yaitu  a  pendekatan  dengan  metode  korelasi  r,  b  pendekatan
dengan regresi sederhana Ordinary Least Square, OLS yang akan menghasilkan elastisitas  ataupun  fleksibilitas  transmisi  dan  c  pendekatan  hubungan  lag
bersebaran  autoregresif  autoregressive  distribute  lag  antara  harga  pasar  acuan
dengan  pasar  pengikut  Ravallion,  Heytens,  Simatupang  dan  Situmorang  serta Hutabarat diacu dalam Asmarantaka 2009.
Ukuran integrasi  pasar untuk  butir a dan b ini dilakukan pada analisis harga  di  tingkat  pasar  yang  satu  dengan  pasar  lainnya  terjadi  pada  waktu  yang
bersamaan  concurrent  method.  Sedangkan  pada  analisis  c  data  yang  dipakai merupakan  the  time  lag  method.  Cara  yang  pertama  menggunakan  metode
korelasi, cara yang kedua mempergunakan regresi sederhana OLS dan cara yang ketiga dengan pendekatan vektor autoregresi.
2.7.1  Integrasi Pasar Spasial dan Faktor Penyebab
Analisis  harga  spasial  pada  mulanya  didefinisikan  sebagai  „pergerakan bersama‟  harga  di  sejumlah  lokasi  pasar  yang  berbeda  contohnya:  ko-integrasi
seperti  pada  Goodwin  and  Schroeder  diacu  dalam  Vollarth  and  Hallahan  2006. Tahapan  dimana  pasar  secara  spasial  disebut  efisien  memiliki  implikasi  penting
terhadap liberalisasi pasar dan reformasi kebijakan lainnya. Dalam penelitiannya, Vollarth  and  Hallahan  2006  mengontrol  beberapa  faktor  yang  dianggap
menjelaskan  beberapa  isu  memengaruhi  spasial  harga  seperti,  keterlambatan penyerahan, biaya transaksi, siklus musiman dan kebijakan Pemerintah.
Integrasi  pasar  spasial  mencerminkan  pengaruh  perubahan  harga  di  satu pasar terhadap pasar lainnya. Secara teoritis, di bawah asumsi persaingan penuh,
ketika  terjadi  perdagangan  antara  dua  tempat,  maka  harga  produk  pada  tempat dimana  produk  tersebut  diimpor  sama  dengan  harga  ekspor  produk  tersebut
ditambah  dengan  biaya  transportasi.  Oleh  sebab  itu,  perubahan  harga  di  daerah ekspor akan menyebabkan perubahan harga di daerah impor pada arah dan derajat
yang  sama.  Pada  kondisi  seperti  itu,  kedua  pasar  disebut  terintegrasi  secara sempurna.
Integrasi  pasar  spasial  meliputi  integrasi  pasar  jangka  panjang  maupun pendek  Laping,  2001.  Integrasi  pasar  jangka  panjang  merujuk  kepada  kondisi
dimana  terdapat  suatu  hubungan  harga  yang  stabil  antara  dua  pasar  jangka panjang. Meskipun keseimbangan hubungan jangka panjang dapat terganggu pada
suatu  jangka  pendek,  namun  pada  akhirnya  keseimbangan  tersebut  akan terpulihkan. Integrasi jangka pendek menunjukkan perubahan harga di suatu pasar
pada beberapa waktu akan segera membawa perubahan harga pada pasar lainnya. Hal  ini  mencerminkan  penyebaran  sensitivitas  harga  produk  antar  pasar-pasar
tersebut. Integrasi  pasar  mencerminkan  keterkaitan  harga,  apabila  terdapat
perdagangan  antara  dua  pasar,  oleh  sebab  itu  studi  tentang  integrasi  pasar biasanya  menganalisis  harga-harga  dari  kedua  pasar  tersebut.  Transportasi
merupakan  faktor  terpenting  yang  memengaruhi  integrasi  pasar,  selain penyebaran informasi pasar, musim, inflasi dan kebijakan Pemerintah.  Intervensi
Pemerintah melalui kebijakan terkadang dapat membawa pada pemblokiran pasar regional,  sehingga  dapat  menurunkan  derajat  integrasi  pasar  dan  memotong
hubungan harga  antar pasar secara menyeluruh.  Namun  pada sisi  lain, intervensi Pemerintah dapat mengakibatkan perubahan harga yang sama pada pasar regional,
sehingga  derajat  integrasi  pasar  kelihatan  lebih  besar.  Faktor  musim  dan  inflasi mempengaruhi  integrasi  pasar,  terutama  pada  jangka  panjang.  Lebih  lanjut,
karakteristik produk, hadirnya kekuatan monopoli dan tercukupnya produksi juga dapat mengakibatkan integrasi pasar.
2.7.2 Analisis Integrasi Pasar
Para ekonom menggunakan definisi dan alat diagnosa yang berbeda untuk menganalisis  integrasi  pasar  melalui  waktu  dan  ruang.  Untuk  mengkonsepsikan
keterpaduan  pasar  yang  mecoba  mengukur  pengaruh  pada  harga-harga  setempat oleh  harga-harga  di  tempat  lain,  diterapkan  model  yang  dikembangkan  oleh
Ravallion  diacu  dalam  Hutabarat  1988.  Model  dimulai  dengan  membangun hubungan  lag  bersebaran  autoregresif  autoregressive  distributed  lag  antara
setiap harga mata dagangan suatu tempat dengan tingkat harga  acuan  yang tepat mungkin  harga  nasional,  atau  harga  pusat  pasar  setempat,  atau  harga  beberapa
tempat. Lebih terperinci model ditulis berikut : ………………………   β.5
Untuk α
i
= 1, β, …, k dan t = 1, β, …, n dimana H
it
adalah harga produk di pasar i pada waktu  t,   H
At
adalah harga produk di  pasar  acuan waktu  t,  X adalah vektor musiman  dan  peubah  lain  yang  relevan  di  pasar  i  pada  waktu  t  dengan  koleksi
peubah yang sama pada semua pasar pada semua waktu, μ
it
adalah galat, α
i
L,
i
L dan
i
L menggambarkan polinomial dalam operator lag L
i
H
t
= H
t-i
dibatasi sebagai :
- α
i
L = 1 – α
i1
L - … - α
in
L
n i
L =
i0
+
i1
L + … +
im
L
m i
L =
i0
+
i1
L + … +
in
L
n
Untuk digunakan dalam penelitian empirik, persamaan  2.5 perlu ditulis kembali sebagai perbedaan pertama dari harga setempat sebagai peubah tak bebas. Tetapi,
sebelumnya perlu dibatasi Δ sebagai operator perbedaan waktu misalnya  ΔH
it
= H
it
– H
it-1
dan Δ
i
adalah perbedaan harga berdasar jarak Δ
i
=  H
it
– H
At
.  Pada kasus n
≤ m, persamaan β.5 dapat ditulis : Δit =
Δ ………………   β.6
dapat diolah, sehingga perubahan harga pada periode saat ini merupakan suatu lag sebaran  dari  perbedaan  harga  berdasarkan  tempat  dan  waktu  dari  waktu-waktu
sebelumnya. Peubah-peubah harga ini dapat merupakan angka-angka mutlak, atau logaritma, sehingga Δ ini dapat dianggap sebagai perubahan  harga mutlak, atau
persentase. Persamaan 2.6 agak sulit ditafsirkan, sehingga perlu disederhanakan dalam satu lag untuk setiap beda harga pasar setempat dan pasar acuan n=m=1,
sehingga menjadi : ΔHit = α
i1
L- LΔ
i
H
t
+
i0
ΔHA
t
+ α
i1
+
i0
+
i1
-1HA
t-1
+
i
X + μ
it
..…..    2.7 Apabila tanda Δ dibuang, maka persamaan tersebut menjadi :
H
it
-H
it-1
=α
i
-1H
it-1
-H
At-1
+
i0
HA
t
–HA
t-1
+α
i
+
i0
+
i1
-1HA
t-1
+
i
X+μ
it
…   β.8 Persamaan  tersebut  menyatakan  bahwa  perubahan  harga  di  suatu  tempat
merupakan  fungsi  dari perubahan dalam selisih  harga dengan pasar acuan waktu sebelumnya,  perubahan  harga  pasar  acuan  pada  waktu  yang  sama  dan  ciri-ciri
pasar setempat. Dengan  mengolah  persamaan  di  atas  lebih  lanjut,  maka  akan  diperoleh
indikator  keterpaduan  pasar  yang  lebih  tepat  dan  umum.  Seandainya  koefisien dalam persamaan 2.8 dilambangkan sebagai berikut :
α
i
– 1 = b
1
,
i0
=  b
2
, α
i
+
i0
+
i1
-1=  b
3
dan  seterusnya,  maka  persamaan  tersebut dapat dituliskan sebagai :