c Predatory  and  Exclusivenary  tactics;  strategi  ini  bersifat  ilegal  karena
bertujuan  mendorong  perusahaan  pesaing  untuk  keluar  dari  pasar.  Strategi ini  antara  lain  menetapkan  harga  di  bawah  biaya  marginal,  sehingga
perusahaan lain tidak dapat bersaing secara sehat.
2.6.3 Market Performance
Market  Performance,  atau  keragaan  pasar  yang  dapat  diukur  dengan beberapa  ukuran.  Mc  Kie  dalam  Asmarantaka  2009  secara  khusus
mengklasifikasikan ukuran tersebut sebagai berikut : a
Pricing  efficiency,  yaitu  ukuran  yang  didasarkan  pada  seberapa  jauh  harga mendekati biaya total.
b Cost efficiency or productive efficiency adalah ukuran yang digunakan dapat
dalam  jangka  pendek,  yaitu  efisiensi  pada  fungsi  produksi  dan  efisiensi alokasi sumber daya; sedangkan ukuran dalam jangka panjang adalah excess
capacity and optimal size. c
Sale promotion cost dengan ukuran dilihat dari volume penjualan. d
Technical  progressive  dinamic  product  efficiency,  yang  pengukurannya dilihat dari seberapa jauh menurunnya Long-run Average Total Cost.
e Rate  of  product  development,  atau  inovasi,  dengan  pengukurannya
bagaimana  memproduksi  how  to  produce  dengan  mutu,  efisiensi  dan higienitas,  sehingga  dihasilkan  produk  yang  memiliki  keunggulan
kompetitif. f
Exchange  efficiency;  meliputi  efisiensi  biaya  dalam  penentuan  harga  dan transportasi.
g Market  externality;  bagaimana  dapat  meminimalkan  market  externalities
negatif dan meningkatkan yang positif ? h
Conservation;  berkaitan  dengan  isu-isu  antara  lain  ekolabeling  dan greenpeace.
i Price  flexibility;  dalam  kaitan  dengan  bagaimana  penyesuaian  atau
perubahan harga dengan adanya perubahan biaya. Selain pendekatan  S-C-P ini, dikenal juga lima 5 pendekatan lain dalam
analisis pemasaran,
yaitu Pendekatan
Fungsi Functional
Approach,
Kelembagaan  Institutional  Approach,  Komoditas  Commodity  Approach, Sistem  System  Approach  dan  Permintaan-Penawaran  Demand-Supply
Approach  Purcell  1977;  Gonarsyah  1996;  Kohls  and  Uhl  diacu  dalam Asmarantaka 2009.
2.7 Konsep Integrasi Pasar
Integrasi  pasar  dapat  dipahami  melalui  dua  sisi.  Pertama,  integrasi  pasar merujuk  pada  integrasi  vertikal  dan  integrasi  horizontal.  Integrasi  vertikal
berhubungan  dengan  kealamiannya  usaha,  sementara  integrasi  horizontal  lebih berurusan dengan integrasi pasar spasial. Kedua, integrasi meliputi integrasi pasar
spasial, integrasi pasar temporal, integrasi lintas bentuk harga dan integrasi lintas bentuk produk.
Integrasi, atau keterpaduan pasar merupakan suatu indikator dari efisiensi pemasaran,  khususnya  efisiensi  harga.  Integrasi  didefinisikan  sebagai  suatu
ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi pada pasar acuan  pasar  di  tingkat  lebih  tinggi,  misalnya  di  tingkat  pedagang  eceran  akan
menyebabkan  terjadi  perubahan  pada  pasar  pengikutnya  misalnya,  pasar  di tingkat  petani.    Dengan  demikian  analisis  integrasi  pasar  erat  kaitannya  dengan
analisis struktur pasar. Dua  2  pasar  dikatakan  terpadu,  apabila  perubahan  harga  dari  salah  satu
pasar  disalurkan,  atau  ditransfer  ke  pasar  lain.  Dalam  struktur  pasar  persaingan sempurna,  perubahan  harga  dari  pasar  acuan  misalnya,  pasar  sentral,  atau  pasar
induk  diteruskan  secara  sempurna  ke  pasar  pengikut.  Keterpaduan  pasar  dapat terjadi  apabila  terdapat  informasi  pasar  yang  memadai  dan  informasi  ini
disalurkan dengan cepat ke pasar lain. Dengan demikian agar terjadi keterpaduan pasar, partisipan yang terlibat di antara pasar pasar acuan dengan pasar pengikut
memiliki  informasi  sama.  Ukuran  dari  integrasi  pasar  dapat  dilakukan  dengan beberapa  cara,  yaitu  a  pendekatan  dengan  metode  korelasi  r,  b  pendekatan
dengan regresi sederhana Ordinary Least Square, OLS yang akan menghasilkan elastisitas  ataupun  fleksibilitas  transmisi  dan  c  pendekatan  hubungan  lag
bersebaran  autoregresif  autoregressive  distribute  lag  antara  harga  pasar  acuan