Belajar Pembelajaran Matematika Landasan Teori

13

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan Hamalik, 2008: 36. Menurut Slameto 2003: 2-5, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok yaitu perubahan perilaku, pengalaman, dan lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Gagne 1977:1979, sebagaimana dikutip oleh Anni 2007: 16, perubahan perilaku berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh pembelajar dalam bentuk kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemahiran motorik, dan sikap. Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Perubahan ini terjadi karena adanya pengalaman dan bersifat relatif lama. Perubahan ini dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku seseorang.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tugas guru yang paling utama dalam pembelajaran adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Sesuai pendapat Briggs 1992, sebagaimana dikutip oleh Sugandi 2007: 10, pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang memengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Selain itu, menurut Suherman 1993: 25, proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara pembelajaran dan pembelajar, antarpembelajar, dan antara pembelajar dengan sumber belajar yang lain. Menurut Hudojo 2003, matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur serta hubungan- hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu. Dengan demikian, belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Selanjutnya menurut beliau, hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-hubungan yang diatur menurut ketentuan yang logis. Jadi, pembelajaran matematika berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Berdasarkan pengertian pembelajaran dan matematika tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang sengaja dilakukan dalam rangka memperoleh perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman tentang struktur- struktur dan hubungan-hubungan yang ada dalam matematika. Tujuan pembelajaran matematika tertuang dalam peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika yang menyatakan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.1.3 Teori yang Mendasari Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 3 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 2 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PERSIAPAN PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER).

9 188 210

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUNDTABLE

0 1 10

fase fase pembelajaran kooperatif tipe

0 0 2

BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH PESERTA DIDIK MI AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH KALIOMBO KOTA KE

0 0 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN METODE SNOWBALL

0 0 6