Pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT terdapat unsur kerja sama, saling ketergantungan yang positif, dan
tanggung jawab individual yang mendorong ke arah terjadinya interaksi di antara peserta didik. Ketergantungan yang positif dibangun pada struktur ini. Jika
beberapa peserta didik mengetahui jawaban maka kemampuan dari peserta didik ditingkatkan. Tanggung jawab individual juga dibangun pada tahap berpikir
bersama. Fungsi akademik dan sosial NHT antara lain untuk meringkas dan mengecek pengetahuan serta pemahaman peserta didik. Penerapan NHT juga
berfungsi untuk melatih peserta didik menjadi tutor bagi peserta didik lainnya karena pada model pembelajaran ini peserta didik dilatih untuk saling berbagi
pengetahuan. Sesuai pendapat Rahmi 2008: 87, NHT merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang sangat bermanfaat karena NHT lebih banyak menuntut
keterlibatan peserta didik dan setiap peserta didik harus dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang peserta didik dengan menyebutkan salah
satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sehingga masing-masing angggota kelompok harus paham dengan
hasil kerja kelompoknya.
2.1.6 Fase-Fase Pembelajaran Model Van Hiele
Menurut Van Hiele, sebagaimana dikutip oleh Soedjoko 1999: 14, setiap peserta didik dalam mempelajari geometri melalui tingkat-tingkat berpikir
geometri dengan urutan yang sama. Akan tetapi, saat kapan peserta didik
memasuki suatu tingkat dapat berbeda. Dimungkinkan bahwa pada suatu bagian tertentu, seorang peserta didik sudah mencapai tingkat yang agak tinggi
sedangkan pada bagian yang lain ia masih berada pada tingkat yang lebih rendah. Dikatakan pula oleh Van Hiele bahwa kemajuan tingkat perkembangan berpikir
seorang peserta didik tidak banyak bergantung pada kedewasaannya, tetapi banyak dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Dengan demikian, organisasi yang
baik antara metode, waktu, materi, dan rencana pembelajaran yang digunakan pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada
materi pembelajaran tersebut. Menurut Van Hiele, sebagaimana dikutip oleh Mason 2010: 5, seorang
peserta didik mengalami perkembangan tingkat berpikir sebagai hasil pengajaran yang disusun dalam lima fase pembelajaran. Fase-fase tersebut adalah sebagai
berikut. Information: Through discussion, the teacher identifies what students
already know about a topic and the students become oriented to the new topic.
Guided orientation: Students explore the objects of instruction in carefully structured tasks such as folding, measuring, or constructing.
The teacher ensures that students explore specific concepts. Explicitation: Students describe what they have learned about the
topic in their own words. The teacher introduces relevant mathematical terms.
Free Orientation: Students apply the relationships they are learning to solve problems and investigate more open-ended tasks.
Integration: Students summarize and integrate what they have learned, developing a new network of objects and relations.
Seorang peserta didik mungkin membutuhkan lebih dari sekali siklus untuk
melewati lima fase tersebut pada suatu topik tertentu.
Senada dengan uraian di atas, menurut Van Hiele, sebagaimana dikutip oleh Soedjoko 1999: 14, terdapat lima fase urutan pembelajaran sebagai berikut.
Fase 1: Informasi information
Para peserta didik dikenalkan dengan cakupan materi. Guru membahas materi tersebut untuk mempelajari materi sehingga peserta didik memahami cakupan
materi tersebut.
Fase 2: Orientasi terbimbing guided orientation
Pada fase ini peserta didik diperkenalkan dengan objek-objek yang sifat-sifatnya akan diabstraksikan peserta didik dalam pembelajaran. Tujuan fase ini agar
peserta didik aktif terlibat dalam mengeksplorasi objek-objek tersebut. Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk melakukan eksplorasi yang
tepat melalui tugas-tugas yang terstruktur secara cermat.
Fase 3: Eksplisitasi explicitation
Pada fase ini pengetahuan intuitif yang telah dimiliki peserta didik dielaborasi kembali menjadi lebih eksplisit. Pada fase ini peserta didik secara jelas menyadari
konseptualisasi materi geometri yang sedang ia pelajari dan mendeskripsikannya dalam bahasanya sendiri. Guru memperkenalkan istilah-istilah matematis yang
relevan.
Fase 4: Orientasi bebas free orientation
Pada fase ini peserta didik menyelesaikan masalah yang solusinya memerlukan sintesis, utilisasi konsep-konsep, dan relasi-relasi yang telah dielaborasi
sebelumnya. Peranan guru adalah menyeleksi materi dan masalah geometri yang tepat, mengenalkan istilah-istilah yang relevan sebagaimana yang diperlukan.
Fase 5: Integrasi integration
Pada fase ini peserta didik membuat ringkasan tentang segala sesuatu yang telah dipelajari konsep, relasi dan mengintegrasikan pengetahuan yang mereka miliki
ke dalam jaringan yang koheren yang dapat dengan mudah dideskripsikan dan diterapkan. Bahasa dan konseptualisasi terhadap matematika digunakan untuk
mendeskripsikan jaringan ini. Akhirnya, ide-ide diringkas dan diintegrasikan dalam struktur matematika yang formal. Pada akhir dari fase 5 ini tingkat berpikir
peserta didik yang baru telah dicapai untuk materi yang dibicarakan.
2.1.7 Lembar Kerja Peserta Didik LKPD