Potensi Biomassa dan Karbon

Gambar 3 Jenis produk jati yang dijadikan bahan penelitian bangku kebun, kursi sudut dan lemari.

5.1.4 Potensi Biomassa dan Karbon

Biomassa merupakan jumlah total dari bahan organik hidup yang dinyatakan dalam berat kering oven ton per unit area Brown 1997. Estimasi biomassa tanaman hutan sering dilakukan dengan metode allometrik, dan persamaan fungsi allometrik yang bersifat bebas tapak site independent telah dibuat untuk beberapa spesies Ketterings et al. 2001. Hal ini diperlukan karena persamaan allometrik yang bersifat umum akan memudahkan pekerjaan estimasi biomassa tanaman yang tumbuh pada beberapa daerah geografi yang berbeda. Tabel 6 Potensi biomassa dan karbon tegakan jati Lokasi Diameter cm Tt m Biomassa tonha Karbon tonha Buvaneswaran et al. 2006 Purwanto Shiba 2005 Buvaneswaran et al. 2006 Purwanto Shiba 2005 HR 22,47 16,15 192,46 141,68 96,23 70,84 Perhutani 11,62 10,44 45,30 33,21 22,65 16,61 Keterangan: HR umur 20 tahun, Perhutani umur 9 tahun Pada Tabel 6 dapat dilihat estimasi biomassa pohon di hutan jati untuk setiap lokasi dengan menggunakan persamaan allometrik dari Purwanto dan Shiba 2005 dan Buvaneswaran et al. 2006. Dalam estimasi biomassa dengan menggunakan kedua model persamaan allometrik yang dicoba, penggunaan data diameter pohon mempengaruhi besaran nilai biomassa pada masing-masing model. Potensi biomassa dengan menggunakan persamaan allometrik Purwanto dan Shiba 2005 dihasilkan biomassa 141,68 tonha pada hutan rakyat dan 33,21 tonha pada Perhutani. Potensi biomassa dengan menggunakan persamaan allometrik Buvaneswaran et al. 2006 dihasilkan biomassa sebesar 192,46 tonha pada hutan rakyat dan 45,30 tonha pada Perhutani. Gambar 4 Potensi biomassa dan karbon tegakan jati. Biomassa tegakan dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujan dan suhu, selain itu juga dipengaruhi oleh umur tegakan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan Kusmana 1993. Dengan menggunakan faktor konversi 0,5 dari biomassa Brown 1997, perhitungan karbon berdasarkan Purwanto Shiba 2005 didapatkan hasil 70,84 tonha pada hutan rakyat dan 16,61 tonha pada hutan Perhutani. Sedangkan perhitungan berdasarkan Buvaneswaran et al. 2006 didapatkan hasil 96,23 tonha pada hutan rakyat dan 22,65 tonha pada hutan Perhutani Gambar 4. Panshin dan de Zeeuw 1980 menyebutkan bahwa dimensi sel akan bertambah nilainya sesuai dengan bertambahnya umur pohon sampai pada umur tertentu dan ada variasi struktur anatomi yang dipengaruhi oleh perubahan umur kambium dan umur pohon. Dari 2 2.4 7 1 6. 15 1 92 .4 6 1 4 1.6 8 9 6.2 3 7 0 .84 1 1.6 2 1 0. 44 4 5 .3 3 3. 21 22 .6 5 16 .6 1 50 1 00 1 50 2 00 2 50 D ia m eter cm T t m B io ma s sa to n h a B u v an es w aran et al. 2 0 0 6 B io m assa to n h a P u rw a n to Sh ib a 2 0 0 5 K ar b on to n h a B u v a n esw ar an et a l. 2 0 0 6 K a rb o n to n h a Pu r w an to Sh ib a 2 0 0 5 H R P e rhu ta n i hasil tersebut, semakin lama umur suatu tegakan akan berdampak pada semakin besar pula nilai serapan karbon pada tegakan tersebut dikarenakan diameter pohon yang semakin besar. Tabel 7 Potensi biomassa pada mebel ton Contoh Log a Papan b Limbah Papan c c=a-b Mebel d Komponen e Limbah Mebel f f= b- d+e Bangku Kebun 0,60 0,57 0,03 0,35 0,17 0,05 Kursi sudut 0,60 0,54 0,06 0,42 0,06 0,06 Lemari 0,62 0,50 0,12 0,38 0,06 0,06 Rata-rata 0,61 0,54 0,07 0,38 0,10 0,06 Pendugaan biomassa pada kayu log hingga produk akhir berupa mebel menggunakan metode pendekatan volume seperti yang diusulkan Brown 1997 yaitu dengan mengalikan volume dengan nilai kerapatan kayu. Berdasarkan uji laboratorium, nilai kerapatan kayu jati yang digunakan yaitu 0,59 grcm 3 . Pada Tabel 7 disajikan hasil dari perhitungan biomassa pada mebel, dapat dilihat bahwa dalam volume 1 m 3 log kayu tersimpan kandungan biomassa sebanyak 0.61 ton dan pengurangan jumlah biomassa terbesar dalam bentuk limbah terdapat pada sample lemari yaitu sebesar 0,12 ton. Contoh kursi sudut mampu menyimpan biomassa terbesar dibandingkan dengan sample lain yaitu 0,42 ton atau 69,03 Tabel 8 dari biomassa log, hal ini disebabkan karena contoh kursi sudut mempunyai volume yang besar dibandingkan dengan contoh lain 0,70 m 3 . Berdasarkan Table 8, sebanyak 88,19 biomassa log tersimpan dalam bentuk papan dan 63,07 tersimpan dalam bentuk mebel. Tabel 8 Persentase biomassa mebel terhadap biomassa log Contoh Log m 3 Papan Limbah Papan Mebel Komponen Limbah Mebel Bangku kebun 0,60 95,22 4,78 58,94 28,32 7,95 Kursi sudut 0,60 89,38 10,62 69,03 9,78 10,58 Lemari 0,62 79,96 20,04 61,23 9,41 9,33 Rata-rata 0,61 88,19 11,81 63,07 15,84 9,29 Berdasarkan Tabel 9, jumlah karbon yang terkandung dalam 1 m 3 log kayu adalah 0,30 ton Cm 3 dan 0,19 ton Cm 3 tersimpan dalam bentuk mebel sampai jangka waktu mebel tersebut melapuk dan teremisi ke udara. Pada penelitian ini, konservasi karbon pada mebel terbesar terdapat pada sample kursi sudut sebesar 0,21 ton Cm 3 , sedangkan konservasi karbon pada mebel terkecil terdapat pada sample bangku kebun sebesar 0,18 ton Cm 3 . Jumlah karbon 0,07 ton Cm 3 yang dihasilkan selama proses produksi dalam bentuk serbuk maupun potongan kecil yang sebagian dimanfaatkan sebagai bahan bakar oven mebel akan langsung teremisi menjadi CO 2 ke udara. Tabel 9 Potensi karbon pada mebel ton Cm 3 Contoh Log Papan Limbah Papan c Mebel Komponen Limbah Mebel f a b c=a-b d e f=b- d+e Bangku Kebun 0,30 0,29 0,01 0,18 0,09 0,02 Kursi sudut 0,30 0,27 0,03 0,21 0,03 0,03 Lemari 0,31 0,25 0,06 0,19 0,03 0,03 Rata-rata 0,30 0,27 0,04 0,19 0,05 0,03

5.1.5. Spesifikasi Model