Gambar 1 Distribusi kayu untuk industri mebel skala kecil di Jepara. Pergerakan kayu jati sebagai bahan baku industri mebel mulai dari hutan
jati, penjual log, sawmill, industri mebel, brokershowroom sampai dengan konsumenpembeli hasil industri, merupakan perjalanan yang cukup panjang.
Terjadi perubahan bentuk selama pergerakan jati mulai dari pohon di hutan kemudian bahan baku log menjadi papan lalu mengalami proses menjadi
bahan setengah jadi, dan dari bahan setengah jadi menjadi produk jadi berupa mebel. Proses yang mengubah bentuk dari log ke bentuk berikutnya,
menghasilkan nilai karbon yang berbeda pada setiap tahapnya, yang kemudian disebut dengan siklus karbon pada mebel.
Tujuan penelitian ini adalah membuat model simpanan karbon pada mebel mulai dari hutan hingga produk akhir berupa produk jadi. Diharapkan dengan
adanya model tersebut dapat diketahui gambaran mengenai jumlah karbon yang hilang selama proses produksi .
5.1.2 Konseptualisasi
Simpanan karbon dalam hutan dipengaruhi oleh karbon tegakan inti sedangkan pengurangan simpanan karbon disebabkan karena perubahan hutan
atau stok tegakan. Proses pemanenan dan penjarangan mempengaruhi stok tegakan tersebut. Hasil berupa kayu log yang dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri mebel juga menyimpan karbon dalam bentuk biomassa mati. Selama proses pembuatan mebel dari log, papan hingga produk akhir terjadi pelepasan
karbon yang berasal dari limbah bahan baku. Dari informasi tersebut, maka model konseptual yang dikembangkan dapat disajikan melalui Gambar 2.
Gambar 2 Konseptualisasi model yang dikembangkan. Model konseptual yang dikembangkan dideskripsikan melalui aliran dan
stok. Model yang dibuat untuk menggambarkan siklus karbon pada mebel terdiri dari submodel dinamika pertumbuhan jati, submodel pendugaan volume tegakan
jati, submodel pendugaan biomassa tegakan jati, submodel industri mebel, dan submodel karbon mebel.
Submodel dinamika pertumbuhan jati menggambarkan pertumbuhan pohon jati yang dipengaruhi oleh penanaman dan panen. Submodel pendugaan
volume tegakan jati menggambarkan faktor yang mempengaruhi volume pohon jati sebagai bahan baku pembuatan mebel. Submodel pendugaan karbon tegakan
jati menggambarkan jumlah kandungan karbon pada tegakan jati. Submodel industri mebel menggambarkan proses pembuatan mebel hingga produk akhir.
Submodel karbon mebel menggambarkan jumlah kandungan karbon mulai dari log hingga produk akhir.
Hutan jati di 2 lokasi yaitu hutan rakyat dan hutan jati milik Perhutani dipengaruhi oleh tahun tanam pohon jati. Tahun tanam tersebut akan berpengaruh
terhadap besar diameter dan tinggi pohon jati pada masing-masing lokasi. Hutan jati dengan tahun tanam yang lama akan mempunyai diameter serta tinggi pohon
yang besar. Diameter dan tinggi pohon ini akan menentukan jumlah kandungan biomassa pada pohon jati dalam suatu areal hutan yang akan berpengaruh pada
kandungan karbon karena hampir 50 dari biomassa pada vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon Brown 1997.
Karbon pada papan dipengaruhi oleh rendemen papan yang dihasilkan. Cacat pada log akan mengurangi jumlah rendemen papan, sedangkan diameter
dan panjang log serta jenis alat gergaji yang digunakan akan meningkatkan jumlah rendemen papan. Semakin besar diameter dan panjang log yang dipakai
didukung dengan alat gergaji yang modern maka rendemen papan juga semakin besar yang akan berpengaruh positif terhadap biomassa papan. Hubungan antara
biomassa papan dengan stok karbon pada papan bersifat positif. Pada proses pembuatan mebel, keahlian pengrajin dan alat yang
digunakan dalam pembuatan mebel serta jenis produk yang dihasilkan akan berpengaruh positif terhadap rendemen mebel. Semakin besar rendemen mebel
yang dihasilkan kandungan biomassa dan simpanan karbon juga semakin besar karena saling berhubungan positif. Hubungan negatif ditunjukkan pada hubungan
antara dekomposisi dengan masa pakai mebel serta kualitas kayu. Semakin baik kualitas kayu maka masa pakai akan semakin lama dan proses terjadinya
dekomposisi akan semakin lama.
5.1.3 Perubahan Volume Kayu Jati