Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Keadaan Umum Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Sarana Perekonomian

Mlonggo, Pakisaji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Mayong, Nalumsari dan Karimunjawa.

4.3 Jenis dan Tekstur Tanah

Ada 5 jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Jepara yaitu : 1. Andosol Coklat, terdapat di perbukitan bagian utara dan puncak Gunung Muria seluas 3.525,469 ha 3,15. 2. Regusol, terdapat di bagian utara seluas 2.700,857 ha 2,69. 3. Alluvial, terdapat di sepanjang pantai barat seluas 19.126,433 ha 19,05. 4. Assosiasi Mediteran, terdapat di pantai barat seluas 9.667,857 ha 6,63. 5. Latosol, adalah jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Jepara dan terdapat di perbukitan Gunung Muria seluas 65.392,573 ha 65,12. Jenis tanah yang mendominasi di Kabupaten Jepara yaitu Latosol yang bersifat agak peka terhadap erosi, sisanya jenis tanah Andosol Coklat bersifat peka terhadap erosi dan Regosol sangat peka terhadap erosi. Jenis tanah Alluvial sangat cocok untuk pertanian dan Assosiasi Mediteran yang mendominasi daerah pantai bertekstur kasar serta sulit diolah. Sementara untuk jenis Latosol sangat kondusif untuk Kabupaten Jepara yang didominasi penggunaan lahan sawah berpengairan, karena bertekstur tanah sedang dan mudah untuk diolah atau digarap. Secara garis besar, tekstur tanah di Jepara ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tanah bertekstur sedang dengan luas sebesar 71.618 ha dan tanah bertekstur kasar seluas 28.794 ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara 2009.

4.4. Iklim

Jumlah hari hujan rata–rata dalam satu tahun di Kabupaten Jepara sebesar 133, sedangkan curah hujan rata-rata sebesar 3.616 mm. Curah hujan tertinggi pada bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret, dan April. Bulan Juli sama sekali tidak hujan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara 2009.

4.5 Sosial Ekonomi

4.5.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Kabupaten Jepara menurut jenis kelamin Tahun 2008 adalah sebanyak 1.090.839 jiwa, terdiri dari 548.935 laki-laki 50,32 dan 541.886 perempuan 49,68, dimana sebaran penduduk terbanyak sebesar 96.535 jiwa atau 8,8 terdapat di Kecamatan Tahunan dan Pakisaji dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Karimunjawa 8.687 jiwa atau 0,80. Kepadatan penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.086 jiwa per km². Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara 3.087 jiwa per km², sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa 122 jiwa per km².

4.5.2 Keadaan Umum Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Jepara adalah sektor industri 44,93 dan pertanian 18,49, selebihnya berusahabekerja di sektor pertambangan, listrik, konstruksi, keuangan, dan jasa-jasa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara 2009.

4.5.3 Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian mencirikan kemajuan daerah secara fluktuatif dari waktu ke waktu, dilihat dari tingkat daya beli masyarakat, perputaran uang, makin banyaknya penyedia modal lembaga keuangan, investor, bangunan gedung, jalan, perhotelan dsb. Kabupaten Jepara memiliki sarana pasar yang makin meningkat meliputi 60 pasar umum, 7 pasar hewan, 2 pusat perbelanjaan dan pasar buah, pasar swalayan, pasar sepeda masing-masing 1 buah, serta mini market sebanyak 54 buah. Lembaga Keuangan BUMD 9 buah, BPR 44 buah, 11 buah lembaga keuangan milik pusat, propinsi dan daerah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara 2009. Industri–industri perkayuan di Jepara tidak tersebar merata, melainkan berkelompok di berbagai lokasi dengan kepadatan yang berbeda, yang perlu dicirikan dan dikuantifikasikan. Berikut beberapa lokasi sentra produksi yang tersebar di Kabupaten Jepara meliputi Bawu sentra tempat lukisan, Bulungan dan Kecapi sentra lemari, Demaan sentra kursi sudut, Kerso sentra kursi salina dan kursi betawi, Langon sentra penjualan peti mati, Mangunan sentra bale-bale, Mulyoharjo sentra patung, Ngabul pusat penjualan barang antik atau mebel yang diproduksi dari kayu tua, serta Troso sentra industri.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemodelan Siklus Karbon dan Pendekatan Sistem 5.1.1. Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan