Perubahan Volume Kayu Jati

kandungan karbon karena hampir 50 dari biomassa pada vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon Brown 1997. Karbon pada papan dipengaruhi oleh rendemen papan yang dihasilkan. Cacat pada log akan mengurangi jumlah rendemen papan, sedangkan diameter dan panjang log serta jenis alat gergaji yang digunakan akan meningkatkan jumlah rendemen papan. Semakin besar diameter dan panjang log yang dipakai didukung dengan alat gergaji yang modern maka rendemen papan juga semakin besar yang akan berpengaruh positif terhadap biomassa papan. Hubungan antara biomassa papan dengan stok karbon pada papan bersifat positif. Pada proses pembuatan mebel, keahlian pengrajin dan alat yang digunakan dalam pembuatan mebel serta jenis produk yang dihasilkan akan berpengaruh positif terhadap rendemen mebel. Semakin besar rendemen mebel yang dihasilkan kandungan biomassa dan simpanan karbon juga semakin besar karena saling berhubungan positif. Hubungan negatif ditunjukkan pada hubungan antara dekomposisi dengan masa pakai mebel serta kualitas kayu. Semakin baik kualitas kayu maka masa pakai akan semakin lama dan proses terjadinya dekomposisi akan semakin lama.

5.1.3 Perubahan Volume Kayu Jati

Pengukuran volume pohon dibuat dengan menggunakan plot contoh seluas 0,1 ha sebanyak 3 kali ulangan, data yang diambil yaitu diameter dan tinggi total pohon. Jarak tanam yang digunakan di kedua lokasi yaitu 3m x 3m. Pada hutan rakyat tidak dilakukan kegiatan pemeliharaan berupa penjarangan, namun pada penelitian ini diasumsikan terjadi kegiatan penjarangan yang dilakukan setiap 5 tahun sekali baik pada hutan rakyat maupun hutan Perhutani. Kayu hasil penjarangan juga dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan mebel. Dari hasil pengolahan data, hutan tanaman jati milik Perhutani dengan umur tanam 9 tahun mempunyai volume pohon berbeda dengan hutan rakyat umur tanam 20 tahun, seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Volume pohon jati umur 9 tahun dan umur 20 tahun No Lokasi Umur tahun Diameter Rata-rata cm T tot Rata-rata m V tot m 3 ha 1 HR 20 22,47 16,15 172,17 2 Perhutani 9 11,62 10,44 37,80 Berdasarkan data diatas potensi volume pohon di kedua lokasi mempunyai nilai yang berbeda. Volume terbesar terdapat pada lokasi hutan rakyat yang ditanam pada tahun 1990 yaitu 172,17 m 3 ha. Hal ini dipengaruhi oleh umur tanam, tanaman jati di lokasi hutan rakyat yang berumur 20 tahun mempunyai diameter rata-rata yang besar yaitu 22,47 cm. Ini berdampak pada tingginya nilai rata-rata volume di lokasi tersebut. Sedangkan pada hutan milik Perhutani dengan umur tanam 9 tahun memiliki diameter rata-rata 11,62 cm dan volume total sebesar 37,80 m 3 ha. Kayu dari hutan dipotong menjadi bagian-bagian log yang selanjutnya dibawa ke tempat penggergajian kayu atau sawmill untuk diproses menjadi bentuk papan. Tahap selanjutnya papan diproses menjadi komponen mebel untuk dibentuk menjadi mebel di industri pengolahan kayu. Pada penelitian ini diambil 3 jenis produk yaitu bangku kebun, kursi set dan lemari. Hasil pengolahan data untuk mendapatkan volume log hingga volume produk akhir berupa mebel disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Perubahan volume kayu jati mulai dari log hingga produk akhir Kayu log yang dijadikan bahan baku pembuatan mebel memiliki diameter dan panjang yang berbeda, untuk bangku kebun diameter rata-rata yang digunakan yaitu 30 cm dan panjang rata-rata 1,93 m, kursi sudut memiliki diameter log 12 cm dan panjang log 1,39 m sedangkan lemari memiliki diameter Contoh Log m 3 a Papan m 3 b Limbah Papan m 3 c c =a-b Mebel m 3 d Komponen m 3 e Limbah Mebel m 3 f f=b- d+e Bangku Kebun 1,02 0,97 0,05 0,60 0,29 0,08 Kursi Sudut 1,019 0,91 0,11 0,70 0,10 0,11 Lemari 1,052 0,84 0,21 0,64 0,10 0,10 Rata-rata 1,03 0,91 0,12 0,65 0,16 0,10 log 23 cm dan panjang log 1,60 m. Perbedaan pemilihan diameter dan panjang log disesuaikan dengan ukuran komponen pembuatan mebel. Setiap contoh mebel diambil rata-rata volume log 1 m 3 . Hasil sisa atau limbah dari perubahan bentuk log menjadi bentuk papan yang memiliki volume terbanyak dihasilkan oleh produk lemari yaitu 0,21 m 3 dari volume awal 1,052 m 3 . Rata-rata volume 1 m 3 kayu log mampu menghasilkan produk akhir dengan volume rata-rata 0,65 m 3 atau 63,07 dan 0,16 m 3 atau 15,84 Tabel 5 masih dapat dimanfaatkan untuk komponen pembuatan mebel yang lain. Sebanyak 11,81 limbah dari perubahan log ke papan dan 9,29 limbah mebel, yang berbentuk serbuk atau potongan-potongan kecil, oleh pengrajin mebel dimanfaatkan sebagai bahan bakar proses pengovenan mebel ataupun dijual ke penadah untuk bahan baku pembuatan tusuk gigi ataupun bahan bakar pembuatan batu bata. Volume limbah yang dihasilkan tergantung pada alat yang digunakan serta keahlian saat pemotongan dan pembuatan mebel. Tabel 5 Persentase perubahan volume kayu jati mulai dari log hingga produk akhir Contoh Log m3 Papan Limbah papan Mebel Komponen Limbah mebel Bangku Kebun 1,02 95,22 4,78 58,94 28,32 7,95 Kursi sudut 1,019 89,38 10,62 69,03 9,78 10,58 Lemari 1,052 79,96 20,04 61,23 9,41 9,33 Rata-rata 1,03 88,19 11,81 63,07 15,84 9,29 Gambar 3 Jenis produk jati yang dijadikan bahan penelitian bangku kebun, kursi sudut dan lemari.

5.1.4 Potensi Biomassa dan Karbon