fungsi Badan Pertanahan Nasional di daerah. Hal ini menegaskan pilihan struktur organisasi pemerintah di bidang pertanahan sekarang adalah bersifat vertikal.
Setelah Badan Pertanahan Nasional selesai direnovasi melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006, kerja besar selanjutnya adalah memastikan seisi
rumah Badan Pertanahan Nasional agar dapat bertugas sesuai fungsinya. Tim kerja yang berjiwa kerakyatan, bijaksana, tangguh dan solid tentu menjadi syarat
pokok yang akan menggerakkan Badan Pertanahn Nasional ke arah yang tepat, demi kemaslahatan segenap rakyat.
2.2 Sengketa Bidang Pertanahan
2.2.1 Pengertian Sengketa Pertanahan
Sengketa tanah secara kualitas maupun kuantitas merupakan masalah yang selalu ada dalam tatanan kehidupan masyarakat, rumusan tentang pengertian
sengketa pertanahan tertulis dalam Bab I ketentuan umum pasal 1 butir 1 Peraturan Menteri Negara Agraria tahun 1999 tentang tata cara penanganan
sengketa pertanahan, yang disebutkan bahwa : Sengketa Pertanahan adalah perbedaan pendapat mengenai Keabsahan suatu
hak, pemberian hak atas tanah, pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihannya dan penerbitan tanda bukti haknya, antara pihak-pihak yang berkepentingan
maupun antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan instansi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional.
Menurut Sarjita, sengketa pertanahan adalah :
Perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang merasa atau dirugikan pihak-pihak tersebut untuk penggunaan dan penguasaan hak atas
tanahnya, yang diselesaikan melalui musyawarah atau melalui pengadilan. Sarjita :2005:8.
Menurut Rusmadi Murad, Pengertian sengketa tanah atau dapat juga di katakan sebagai sengketa hak atas tanah yaitu;
Timbulnya sengketa hukum adalah bermula dari pengaduan sesuatu pihak orang badan yang berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah, baik
terhadap status tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku. Rusmadi Murad:1991:22. Sifat permasalahan dari suatu sengketa secara umum menurut Rusmadi Murad ada
beberapa macam, yaitu : 1.
Masalah atau persoalan yang menyangkut prioritas untuk dapat di terapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak,
atau atas tanah yang belum ada haknya, 2.
Bantahan terhadap suatu alas hakbukti perolehan yang digunakan sebagai dasar pemberian hak perdata,
3. Kekeliruan atau kesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan
peraturan yang kurang atau tidak benar, 4.
Sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial praktisbersifat strategis. Rusmadi Murad:1991:23
2.2.2 Timbulnya Sengketa Pertanahan