Jauhari, SH.,MM. selaku Kepala Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa
Tengah, sangatlah jelas bahwa dengan adanya Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, dan dilaksanakannya Operasi
Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa maka percepatan penyelesaian sengketa pertanahan akan tercapai dan menimbulkan kepercayaan masyarakat
terhadap Badan Pertanahan Nasional, serta sinergi kesadaran masyarakat yang sadar hukum. Sehingga pelaksanaan penyelesaian sengketa pertanahan yang baik
dan hasil jumlah penyelesaian sengketa pertanahan yang memenuhi target merupakan salah satu indikator efektifitas pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa
dan Operasi Sidik Sengketa.
4.2.2 Faktor Pendukung Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan
Operasi Sidik Sengketa dalam penanganan masalah pertanahan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah
Dalam pelaksanaan suatu program tentu membutuhkan suatu dukungan demi tercapainya program tersebut, berkaitan dengan hal ini Badan Pertanahan
Nasional yaitu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa
mendapat dukungan dari beberapa pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu :
a. Organisasi Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah, dalam hal
ini adalah mengenai mekanisme atau prosedur Pelaksanaan Operasi
Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa dalam menangani masalah sengketa pertanahan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Badan Pertanahan Nasional. Dengan prosedur yang cepat mudah dipahami dan tidak berbelit-belit sehingga dapat untuk
mempercepat proses penanganan masalah sengketa pertanahan. b.
Aturan yang dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah, yakni menjadi pendorong dalam proses penanganan masalah
sengketa pertanahan, karena dalam aturan kerja yang jelas dan dipatuhi oleh semua pihak maka akan menghasilkan disiplin kerja yang baik,
sehingga hal tersebut akan membantu proses penanganan masalah sengketa pertanahan dengan cepat pula.
c. Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para petugas atau team
penanganan masalah pertanahan dalam melakukan penyelesaian target operasi khususnya melalui mediasi yang cukup memadai, dan
kemampuan anggota Tim Add hoc dalam penguasaan materi Perundang- undangan, karena rata-rata yang menjadi petugas Pelaksanaan Operasi
Tuntas Sengketa berpendidikan sarjana dan merupakan lulusan dari Akademi Pertanahan sehingga hal tersebut dapat mempercepat
kemampuan kerja dalam proses penanganan masalah pertanahan melalui Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa
d. Kerjasama dengan antar lembaga yang baik dalam penyelesain kasus
pertanahan baik sengketa pertanahan yang tidak berindikasi pidana dan berindikasi pidana.
e. Penyediaan dokumen atau warkah pertanahan yang lengkap untuk proses
penyidikan sehingga dapat menyelesaiakan kasus-kasus sengketa pertanahan dengan cepat, tepet dan akurat.
Gagasan ini juga mendapatkan dukungan dari luar Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah yaitu :
1. Pemeritah Pusat, dalam hal ini pemerintah pusat memberikan dukungan
berupa peraturan atau undang-undang serta dasar hukum yang jelas yang menjadi dasar dari suatu program, khususnya pelaksanaan Operasi Tuntas
Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia mendukung pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa
dan Operasi Sidik Sengketa dengan mengeluarkan dasar atau mekanisme penyelesaian sengketa pertanahan yang berupa petunjuk teknis
penyelesaian sengketa pertanahan. 2.
Pemerintah Daerah, Pemerintah KabupatenKota, Kecamatan, serta Desa, memberikan dukungan dengan cara kerja sama dalam proses pengurusan
administrasi pertanahan dan memberikan informasi lainya yang berkaitan dengan pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik
Sengketa. 3.
Pengadilan, dalam hal ini pengadilan memberikan dukungan berupa ikut serta dalam penanganan sengketa pertanahan, dan atau menyelesaikan
konflik, jika kasus sengketa atau konflik pertanahan dalam penyelesaiannya melalui mediasi tidak terselesaiakan atau pihak-pihak
yang bersengketa sepakat membawa kasus tersebut diselesaiakan melalui
litigasi, serta penindakan bagi kasus sengketa pertanahan yang berindikasi pidana.
4. Kepolisian, pihak kepolisian atau POLRI dengan memberikan dukungan
sebagai tim penyidik bersama dengan penyidik pegawai negeri sipil dari lingkungan Badan Pertanahan Nasional dalam upaya penyelidikan suatu
kasus sengketa pertanahan yang mengandung unsur pidana, serta Instasi yang terkait dalam penanganan sengketa masalah pertanahan.
5. Notaris-PPAT dalam hal ini memberikan dukungannya dengan cara
memberikan informasi, masalah suatu status tanah dan pengurusan hal yang lainnya yang berkaitan dengan pertanahan serta kerjasama dalam
proses pengurusan masalah pertanahan, serta dengan memberikan dukungan dalam upaya pemenuhan data fisik dan data yuridis dalam
penyusunan kepastian kepemilikan tanah. 6.
Ombudsman, dalam hal ini juga memberikan dukungan berupa kerjasama dalam menangani sengketa pertanahan khususnya dalam hal Mediasi.
Dengan adanya kejasama antara unsur-unsur penyelenggara pemerintahan hal ini membuat Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa
dapat berjalan dengan baik, lancar dan sesuai deagan tujuan yang diharapkan. Dari data diatas, pemilihan pihak-pihak eksternal yang memberikan dukungan
dan bekerjasama dalam Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa sudah tepat. Pemeritah Pusat diperlukan peraturan atau undang-undang
serta dasar hukumya yang jelas yang menjadi dasar dari suatu program.
Kerjasama dengan aparat Pemerintah Kabupaten Kota, Kecamatan, Desa diperlukan kerjasamanya dalam proses pengurusan administrasi pertanahan.
Pengadilan diperlukan kerjasamanya dalam penanganan sengketa pertanahan, dan atau menyelesaikan konflik, serta penindakan bagi kasus sengketa pertanahan
yang berindikasi pidana. Notaris-PPAT dibutuhkan dukungannya dalam pemenuhan data fisik dan data yuridis dalam penyusunan kepastian kepemilikan
tanah. Ombudsman diperlukan kerjasamanya dalam menangani sengketa pertanahan khususnya dalam hal Mediasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa menangani sengketa pertanahan tidak hanya dapat dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional saja tanpa dukungan dari
pihak luar Badan Pertanahan Nasional, dan dalam rangka menangani masalah sengketa atau kasus-kasus sengketa bidang pertanahan juga membutuhkan data,
akta, surat-surat penting dan saksi-saksi dari kedua pihak tersebut serta hal yang berkaitan dengan penanganan sengketa pertanahan.
Penetapan masyarakat umum sebagai pihak yang ikut mendorong kesuksesan pelaksanaan program, jika masyarakat merespon baik, mau tahu dan mau
membantu Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa secara sadar niscaya akan membantu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jawa Tengah dalam menangani masalah-masalah pertanahan khususnya masalah sengketa pertanahan, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
masyarakat melalui Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa dapat mengurangi dan menuntaskan masalah sengketa pertanahan. Sehingga pada
muaranya masyarakatlah yang akan menikmati semua hasilnya.
4.2.3 Hambatan-hambatan yang menjadi kendala Pelaksanaan Operasi