Metode Wawancara. Dokumentasi Pengamatan observasi

3.5.1 Metode Wawancara.

Ashsofa 2007:95 menyatakan bahwa “Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu”. Terdapat dua pihak di dalam melakukan wawancara yaitu pewawancara dan pihak pemberi informasi, dalam hal ini adalah pegawai kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah. Melalui wawancara, diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai Pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa di kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah. Teknik wawancara yang digunakan oleh penulis adalah teknik wawancara terarah. Hanitijo 1998:60 dimana “Di dalam wawancara terarah terdapat pengarahan atau struktur tertentu”. Bahwa wawancara yang dilakukan telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh data primer dengan membatasi aspek-aspek dari masalah yang diperiksa serta membatasi jawaban-jawaban. Metode wawancara ini berupa interview yang mendalam terhadap informan. Wawancara mendalam ini dilakukan untuk mencari data-data mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan pihak instansi terkait yakni Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah.

3.5.2 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda Arikunto 1998:231. Dokumen yang diperoleh berupa data-data mengenai target operasi dan kasus-kasus masalah sengketa pertanahan yang ditangani dengan Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah.

3.5.3 Pengamatan observasi

Keraf 1979:162 menyatakan bahwa “Metode observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat”. Pengamatan ini dilakukan oleh penulis di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Tengah yang beralamat di Jln. Kimangun Sarkoro No.34 C, Semarang Jawa Tengah. Pada kegiatan observasi ini, penulis melakukan pengamatan mengenai prosedur pelaksanaan Operasi Tuntas Sengketa dan Sidik Sengketa di wilayah Jawa Tengah yakni dengan cara mendatangi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Tengah khususnya Deputi V Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan.

3.6 Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

Implementasi Kewenangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara Dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan (Studi Terhadap Penyelesaian Sengketa Tanah Negara Bekas Hak Guna Bangunan NO. 1/Sitirejo)

1 48 150

Peran Badan Pertanahan Nasional Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Study Kasus Kabupaten Deli Serdang)

7 81 79

Sistem monitoring penggunaan dana petunjuk operasional kegiatan (POK) Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Barat

0 10 47

PERANAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BATAS DAERAH

0 2 101

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA TANAH Penyelesaian Sengketa Tanah Terindikasi Overlapping Dengan Cara Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional (Study Kasus Di Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo).

0 5 13

Efektivitas Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabupaten Pasaman Barat.

0 2 6

Penyelesaian Sengketa Tentang Sertifikasi Tanah Pada Kantor Badan Pertanahan Kotamadya Padang.

0 0 6

MEDIASI DALAM SENGKETA PERTANAHAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI.

0 0 2

KEDUDUKAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEBAGAI MEDIATOR PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN DI KOTA PALEMBANG -

0 0 57

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Kota Semarang 1. Sekilas tentang Badan Pertanahan Nasional Kota Semarang - PENYELESAIAN SENGKETA TANAH OLEH KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL (STUDI, KANTOR BADAN PERTANAHAN

0 1 22