2.4 Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa
2.4.1 Pengertian Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa
Operasi Tuntas Sengketa dan Operasi Sidik Sengketa adalah suatu strategi Badan Pertanahan Nasional dalam rangka melaksanakan perbaikan pelayanan dan
percepetan penyelesaian sengketa pertanahan melalui Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan yang bertugas merumuskan
dan melaksanakan Kebijakan di Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan dan berfungsi menyelenggarakan pengkajian dan pemetaan
secara sistematis berbagai masalah, sengketa, dan konflik pertanahan.
2.4.1.1 Operasi Tuntas Sengketa
Operasi Tuntas Sengketa pada dasarnya adalah penyelesaian di luar litigasi, sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternaif Penyelesaian Sengketa. Salah satu alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan melalui proses mediasi yang merupakan proses
penyelesaian berdasarkan
prinsip win-win
solution yang
diharapkan penyelesaiannya secara memuaskan dan diterima semua pihak.
Dengan menilik salah satu fungsi Deputi Bidang Pengkajian dan Penyelesaian Sengketa dan Konflik Pertanahan sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 345 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasionai Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 adalah pelaksanaan alternatif penyelesaian
masalah, sengketa dan konflik pertanahan melalui mediasi, fasilitasi, dan lainnya. Dalam melaksanakan penanganan atau penyelesaian masalah pertanahan
melalui mediasi Badan Pertanahan Nasional telah mengeluarkan Petunjuk
Teknis Nomor: 5 JUKNIS D.V5 2007 tentang Mekanisme Pelaksanaan Mediasi. Dalam Operasi Tuntas Sengketa ini menitikberatkan pada sengketa
pertanahan yang tidak ada unsur pidana di dalamnya.Maria S.W Sumardjono, 2008:171.
Dalam pelaksanaanya
banyak masyarakat
yang memilih
menggunakan jalur Mediasi. Mediasi adalah salah satu proses alternatif penyelesaian masalah dengan
bantuan pihak ketiga mediator dan prosedur yang disepakati oleh para pihak dimana mediator memfasilitasi untuk dapat tercapai suatu solusi perdamaian
yang saling menguntungkan para pihak. Sedangkan Mediator adalah orang atau pejabat yang ditunjuk dari jajaran Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yang disepakati oleh parapihak yang besengketa untuk menyelesaikan permasalahanya. Maria S.W Sumardjono, 2008:173-174.
Jangka waktu menuntaskan permasalahan pertanahan dengan Operasi Tuntas Sengketa ini jangka waktu penyelesaiannya adalah selama 60 hari Mediasi,
Solusi Masalah Tanah 2008www.Suara Merdeka.com.
2.4.1.2 Operasi Sidik Sengketa