Penyelesaian Persamaan Linear dengan Dua Variabel Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SPLDV Penyelesaian Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel

2.1.6 Sistem Persamaan Linear 2.1.6.1 Persamaan Linear dengan Dua Variabel Menurut Johannes 2006:132, bentuk umum dalam persamaan linear dua variabel dalam x dan y dapat dituliskan sebagai berikut : c by ax = + , dengan a,b,c bilangan real Contoh persamaan linear dengan dua variabel: 12 3 2 = + y x 7 2 5 - = y x 6 - = x y Contoh bukan persamaan linear dengan dua variabel: 3 + y x tidak terdapat tanda = 3 2 = + + z y x terdapat 3 variabel

2.1.6.2 Penyelesaian Persamaan Linear dengan Dua Variabel

Bila p x = dan q y = , sedemikian hingga persamaan c by ax = + menjadi c bq ap = + merupakan pernyataan yang bernilai benar, maka p,q disebut penyelesaian dari persamaan c by ax = + .

2.1.6.3 Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SPLDV

Menurut Wirodikromo 2007: 109, SPLDV dalam variabel x dan y dapat ditulis sebagai î í ì = + = + r qy px c by ax atau î í ì = + = + 2 2 2 1 1 1 c y b x a c y b x a dengan r q p c b a , , , , , atau 2 1 2 1 2 1 , , , , , c c b b a a merupakan bilangan real. Untuk selanjutnya digunakan bentuk umum SPLDV yang kedua. Jika 2 1 = = c c maka SPLDV itu dinamakan homogen, sedangkan jika 1 ¹ c atau 2 ¹ c maka SPLDV itu dinamakan tak homogen.

2.1.6.4 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel

Jika nilai x x = dan y y = dalam pasangan terurut ditulis , y x , memenuhi SPLDV î í ì = + = + 2 2 2 1 1 1 c y b x a c y b x a maka haruslah berlaku hubungan 1 1 1 c y b x a = + dan 2 2 2 c y b x a = + . Dalam hal demikian, maka , y x disebut penyelesaian SPLDV itu dan himpunan penyelesaiannya ditulis { } , y x . Penyelesaian atau himpunan penyelesaian suatu SPLDV dengan dua peubah dapat ditentukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan menggunakan: 1 Metode grafik Langkah-langkah untuk menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan memakai metode grafik adalah sebagai berikut: Langkah 1 Gambarkan grafik dari masing-masing persamaan pada sebuah bidang Cartesius. Langkah 2 · Jika kedua garis berpotongan pada satu titik, maka himpunan penyelesaiannya tepat memiliki satu anggota. · Jika kedua garis sejajar, maka himpunan penyelesaiannya tidak memiliki anggota. · Jika kedua garis itu berimpit, maka himpunan penyelesaiannya memiliki anggota yang tak hingga banyaknya. Dengan menggunakan sifat-sifat dua garis berpotongan, dua garis sejajar dan dua garis berimpit, banyaknya anggota dari himpunan penyelesaian SPLDV î í ì = + = + 2 2 2 1 1 1 c y b x a c y b x a dapat ditetapkan sebagai berikut · Jika 1 2 2 1 ¹ - b a b a , maka sistem persamaan tepat memiliki satu anggota dalam himpunan penyelesaiannya. · Jika 1 2 2 1 = - b a b a dan 1 2 2 1 ¹ - c a c a atau 1 2 2 1 ¹ - b c b c , maka SPLDV tidak memiliki anggota dalam himpunan penyelesaiannya. · Jika 1 2 2 1 = - b a b a dan 1 2 2 1 = - c a c a atau 1 2 2 1 = - b c b c , maka SPLDV memiliki anggota yang tak hingga banyaknya. 2 Metode substitusi Penyelesaian SPLDV dengan memakai metode substitusi dapat ditentukan dengan memakai langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1 Pilihlah salah satu persamaan jika ada, pilih yang sederhana, kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Langkah 2 Substitusikan x atau y pada langkah 1 ke persamaan yang lain 3 Metode eliminasi Penyelesaian SPLDV dua peubah dengan metode eliminasi dapat ditentukan sebagai berikut. Nilai x dicari dengan cara mengeliminasi peubah y, sedangkan nilai y dicari dengan cara mengeliminasi peubah x. 4 Metode eliminasi substitusi Metode ini merupakan metode gabungan antara metode eliminasi dan metode substitusi. Oleh karena itu, metode ini sering disebut metode gabungan. Langkah-langkah dalam metode ini merupakan gabungan dari langkah- langkah pada metode eliminasi dan metode substitusi. Langkah 1 Menggunakan metode eliminasi untuk mencari nilai x saja atau y saja tetapi tidak keduanya. Langkah 2 Menggunakan metode substitusi untuk mencari nilai variabel yang belum ditemukan nilainya. 5 Metode determinasi Metode ini tidak dibahas pada kelas X SMA.

2.1.6.5 Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel SPLTV

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI RUANG DIMENSI TIGA SMA KELAS X

0 66 181

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMA PADA MATERI MOLLUSCA.

0 3 44

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE Peningkatan Pemahaman dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPA Materi kelas V SDN 01 Nglegok Kecamat

0 0 14

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TINGGIMONCONG

0 9 303

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TINGGIMONCONG

0 0 303