8 Peran guru mengamati proses belajar siswa terutama saat diskusi. Kata mengamati tidak hanya berati mengawasi melainkan juga mengarahkan serta
membimbing siswa. 9 Efektifitas belajar siswa tergantung pada aktifitas siswa dalam kelompok.
Menurut Tim 2009: 61, ada beberapa model pembelajaran kooperatif di antaranya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
2.1.3 Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru harus memperhatikan fase-fase pembelajaran STAD. Menurut Trianto 2007: 54,
pelaksanaan metode STAD terdiri atas fase-fase sebagai berikut ini. Tabel 2.1. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Fase Nama Fase
Keterangan 1
Motivasi awal Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar
2 Penyajian Materi
Menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melalui bahan bacaan.
3 Pembentukan
Kelompok Menjelaskan
kepada siswa
bagaimana cara
membentuk kelompok belajar 4
Diskusi Kelompok Membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja.
5 Presentasi
Menunjuk siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
6 Evaluasi
kelompok Mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing
kelompok 7
Evaluasi Individu Mengevaluasi hasil belajar siswa secara individu
8 Motivasi Akhir
Guru memberikan penghargaan pada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok, baik karena
usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang telah mereka capai
2.1.4 Model Pembelajaran Jigsaw
Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru harus memperhatikan fase-fase pembelajaran Jigsaw. Menurut Trianto 2007: 56,
pelaksanaan metode Jigsaw terdiri dari fase-fase sebagai berikut. Tabel 2.2. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Fase Nama Fase
Keterangan 1
Pembentukan Kelompok Asal
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar
dengan aturan
setiap kelompok
beranggotakan 5
Universitas Pendidikan Indonesia 2011, pemahaman diterjemahan dari comprehension. Dengan kata lain, pemahaman memiliki arti paham.
Menurut Anderson et al, sebagaimana dikutip oleh Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia 2011, understand is defined as constructing
the meaning of instructional messages, including oral, written, and graphic communication. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pemahaman merupakan
pembangunan makna dari pesan-pesan pembelajaran seperti koomunikasi lisan, tulisan dan grafik.
Menurut Pollatsek, sebagaimana dikutip oleh Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia 2011, terdapat dua jenis pemahaman yaitu pemahaman
komputasinal dan pemahaman fungsional. Pemahaman komputasinal adalah dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin atau sederhana, atau mengerjakan
sesuatu secara algoritmik saja. Sedangkan pemahaman fungsional adalah dapat mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan. Menurut Bahaudin 2011, untuk melihat kemampuan pemahaman
matematika siswa di dalam pembelajaran, terdapat beberapa indikator kompetensi berpikir matematika pada aspek pemahaman matematis, antara lain:
1. Pemahaman induktif terdiri dari pemahaman mekanikal, instrumental melaksanakan perhitungan rutin, komputasional algoritmik, knowing how
to menerapkan rumus pada kasus serupa. Tingkat pemahaman siswa dapat diukur dari kemampuan siswa dalam menerapkan rumus yang telah diajarkan
serta melakukan perhitungan berdasarkan tahapan-tahapan penyelesaiannya.
2. Pemahaman deduktif terdiri dari pemahaman rasional membuktikan kebenaran, relasional mengingat satu konsep dengan konsep lainnya,
fungsional mengerjakan
kegiatan matematika
secara sadar, dan
memperkirakan satu kebenaran tanpa ragu. Tingkat pemahaman siswa dapat diukur dari kemampuan siswa dalam menjelaskan jawaban yang ia buat
sendiri atas pertanyaan dari guru, menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain serta keyakinan terhadap jawaban yang telah dibuat.
3. Pemahaman relasional, menurut Kilppatrick dan Findel dalam Bahaudin 2011 yaitu.
1 Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. 2 Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi
atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut. 3 Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.
4 Kemampuan memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang telah dipelajari.
5 Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representatif matematika.
6 Kemampuan mengaitkan berbagai konsep matematika. 7 Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu
konsep.
2.1.6 Sistem Persamaan Linear 2.1.6.1 Persamaan Linear dengan Dua Variabel