27 fisikokimia biodisel atau spesifikasi produk dan pengujian emisi Anderson et al.
2003; Zhang et al. 2003. Menurut Forum Biodisel Dunia 2004, motivasi penelitian biodisel di
negara maju cukup besar disebabkan oleh adanya kesadaran terhadap kelangkaan sumber enerji mineral dimasa yang akan datang, kesadaran terhadap penggunaan
produk yang ramah lingkungan dan keinginan untuk mendukung program diversifikasi enerji nasionalnya. Penelitian di bidang investasi umumnya
dilakukan dalam bentuk studi kelayakan proyek oleh perusahaan yang akan mengembangkan biodisel dan dilakukan secara spesifik sesuai dengan visi dan
misi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa penelitian di bidang proses pengolahan biodisel antara lain
dilaporkan oleh Tapasvi et al. 2004, yaitu pendekatan permodelan proses pengolahan biodisel dapat digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi dan
produksi dari biodisel. Dengan memodelkan berbagai komposisi neraca bahan dan neraca enerji pada pengolahan biodisel maka akan diketahui komposisi mana yang
memberikan keuntungan paling optimum atau proses yang paling layak untuk dikembangkan.
Zhang et al. 2003 melaporkan bahwa pengolahan biodisel yang berasal dari minyak goreng bekas menggunakan katalis asam lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan katalis basa. Hal ini disebabkan pengolahan biodisel yang berasal dari minyak goreng bekas yang menggunakan katalis basa memerlukan
jumlah bahan baku yang lebih besar dibandingkan dengan proses yang menggunakan katalis asam.
Menurut penelitian oleh Hanif 2003, pemakaian biodisel 100 berbasis minyak sawit akan menghasilkan jumlah emisi hidrokarbon 42, karbon
monoksida 54 dan karbon dioksida 42 lebih rendah dibandingkan dengan minyak solar yang dijual bebas di Indonesia. Wuryaningsih et al. 2003
melaporkan pengujian terhadap penggunaan biodisel kelapa sawit dan minyak jarak pada kendaraan akan menurunkan emisi CO, HC, partikulat dan Nox.
2.12. Perkembangan Industri Biodisel
Terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973 telah mendorong sejumlah negara maju untuk mengadakan serangkaian penelitian terhadap enerji
28 alternatif di antaranya enerji biomas. Hal lainnya yang mendorong perkembangan
industri biodisel adalah semakin sadarnya masyarakat negara tersebut akan terjadinya sumber kelangkaan sumber enerji yang berasal dari minyak mineral
yang tidak dapat diperbaharui serta kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan melalui penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan.
Sehubungan dengan kedua hal tersebut negara–negara maju seperti Eropa, Amerika, Jepang, dan Australia telah lama mulai mengembangkan industri
biodisel nasionalnya Krause 2001. Perkembangan biodisel di negara Eropa mengalami peningkatan yang
pesat ditunjukkan dengan meningkatnya kapasitas produksi biodisel dari negara- negara yang ada di Uni Eropa dari 500.000 ton pada tahun 2000 menjadi hampir 2
juta ton pada tahun 2004. Peningkatan konsumsi biodisel ini terutama disebabkan oleh kekuatiran akan langkanya enerji fosil dimasa mendatang dan kesadaran akan
keamanan lingkungan yang tinggi sehingga pemerintah di negara tersebut mendukung pengembangan investasi. Pelaku usaha yang menanamkan investasi
pada industri tersebut umumnya mendapat berbagai macam kemudahan dan fasilitas dari pemerintah berupa kebijakanregulasi yang mendukung
berkembangnya investasi tersebut misalnya penerapan tax holiday dibidang perijinan dan pemasaran, persyaratan emisi bahan bakar yang diperbolehkan serta
kebijakan lainnya European Commision-DG XVII 1996. Dewasa ini produksi minyak biodisel dunia diperkirakan lebih dari lima
juta ton dimana lebih dari 85 dari jumlah tersebut diproduksi di negara Eropa, terutama Jerman, Austria, Perancis, Belanda, Italia serta sisanya oleh negara
lainnya seperti Amerika, Jepang, Australia, Malaysia, dan lain-lain Korbitz 1997. Banyaknya produsen dan total produksi biodisel di Eropa pada tahun 2000
tertera pada Lampiran 2. Pemerintah di negara-negara Eropa, Amerika dan Australia memberikan insentif yang cukup besar bagi pengembangan industri
biodisel misalnya berupa keringanan pajak mulai dari perijinan pabrik sampai dengan keringanan pajak bagi pengguna produk biodisel. Adanya aturan dari
batasan emisi yang dapat ditolerir yang dikeluarkan oleh negara-negara produsen biodisel memberikan pengaruh yang sangat positif bagi perkembangan investasi
industri tersebut Germany dan Bruna 2001. Penggunaan biodisel di Amerika
29 tidak hanya digunakan bagi transportasi umum tetapi digunakan juga pada lokasi-
lokasi yang sensitif terhadap kerusakan lingkungan seperti lokasi perairan dan pertambangan Forum Enerji Dunia, www. Worldenergy.netarticle chemical
maker htm, 17 Mei 2003. Jepang mengembangkan E-oil yang menggunakan proses daur ulang dari minyak goreng bekas rumah tangga atau disebut tempura
Yu dan digunakan sebagai bahan bakar transpor umum Yukawa 2001.
III. METODOLOGI PENELITIAN