StandarSpesifikasi Biodisel TINJAUAN PUSTAKA

21

2.8. StandarSpesifikasi Biodisel

Standarisasi biodisel selama ini dilakukan oleh masing-masing negara pengguna atau produsen. Standarisasi biodisel yang digunakan di Amerika umumnya biodisel yang berasal dari minyak kedelai dan minyak goreng bekas used frying oil distandarisasi oleh ASTM American Standard for Testing and Material . Biodisel yang biasanya digunakan di Jerman umumnya menggunakan standar DIN series, misalnya DIN51606 banyak digunakan di negara Eropa, sedang Jepang, Canada, Australia dan negara lainnya mempunyai standar sendiri. Pada saat ini Uni Eropa sedang merumuskan acuan standar penggunaan biodisel untuk Uni Eropa tetapi belum diberlakukan Korbitz 1997. Pada dasarnya standar atau spesifikasi biodisel ditentukan sesuai dengan penggunaannya. Ada dua kegunaan biodisel yaitu, untuk bahan bakar otomotif dan untuk enerji minyak bakar heating oil. Namun parameter penting untuk kedua jenis penggunaan tersebut adalah kemurnian ester metil, viskositas, titik kilat, bebas gliserol, kadar monogliserida, digliserida, trigliserida serta kadar CCR atau Conradson Carbon Residu Germany dan Bruna 2001 . Di Indonesia telah terbentuk Forum Biodisel Indonesia yang beranggotakan Departemen ESDM, Pertanian, Kementrian LH, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi dan praktisi. Forum Biodisel Indonesia mengeluarkan acuan standar biodisel dengan mempertimbangkan beberapa alternatif bahan baku yang tersedia di dalam negeri dan memiliki sifat yang sama atau mendekati sifat fisiko kimia dari minyak solar yang digunakan di Indonesia.Standar biodisel yang ada di Malaysia saat ini mengacu pada standar minyak disel yang digunakan pada angkutan umum bus di sana. Parameter penting adalah kandungan monogliserida 0,8, digliserida dan trigliserida masing-masing 0,1. Perbandingan standar biodisel di Malaysia dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2 . Perbedaan standar biodisel Indonesia dan Malaysia disebabkan oleh adanya perbedaan jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat biodisel. Bahan baku yang digunakan untuk membuat biodisel di Indonesia adalah minyak kelapa sawit dan turunannya, minyak jarak, dan minyak goreng. Sedangkan bahan baku yang digunakan di Malaysia hanya minyak sawit dan 22 turunannya saja. Spesifikasi minyak biodisel di Indonesia telah mempertimbangkan kisaran nilai atau angka parameter yang dapat memenuhi standar biodisel diantaranya angka setana, angka asam dan bilangan iodium Soerawidjaja dan Tahar 2003. Tabel 2. Perbandingan Spesifikasi Biodisel Malaysia dan Indonesia Parameter Satuan Malaysia Indonesia Nilai Nilai Kadar Ester Alkali mm ≥ 96,5 ≥ 96,5 Massa jenis pada 15 C Kgm 3 860-900 - Massa jenis pada 40 C 0.85 - 0.89 Viskositas 40 C mm 2 s 3,5 - 9 2.3 - 6.0 Titik kilat C 120 ≥ 100 Conradson CCR mm ≤ 0,3 - Angka setana ≥ 51 ≥ 48 Angka Asam Mg KOHg 0,5 ≤ 0,8 Angka iodium Grams Iodine100 g 120 ≤ 115 Methyl ester dari linolenic acid mm 12 Kadar Ester berikatan rangkap 4 mm 1 - Metanol mm 0,02 - Kadar monogliserida mm 0,80 - Kadar digeliserida mm 0,20 - Kadar trigliserida mm 0,20 - Gliserol bebas mm 0,02 ≤ 0.02 Gliserin total mm 0,25 ≤ 0.25 Kadar Na+K, ppm-b mm 5 - Fosfor, ppm-b mm 10,0 ≤ 10 Titik Awan C 5 ≤ 18 Cold Filter Plugging Point CFPP b - Korosi strip Tembaga3jam50ºC ≤ 3 Residu Karbon - dalam contoh asli - dalam 10 ampas distilasi b b ≤ 0.05 ≤ 0.3 Air dan sedimen b ≤ 0.05 Air ppm b - Kontaminasi total Ppm-b - Temperatur distilasi 90 ºC ≤ 360 Abu tersulfatkan, -b b ≤ 0.02 Belerang, ppm-b b ≤ 50 Uji Halphen Negatif Sumber : Malaysian Palm Oil dalam Shaz-Lan Group of Companies, Malaysia 2002; Budiman 2004. diolah. Keterangan : 1. mm adalah persen massa per massa 2. indikator mutu yang masih kosong artinya belum ada informasi tetapi diperlukan 3. b adalah persen terhadap berat 23

2.9. Teknologi Pengolahan