105 mudah melakukan perubahan suatu skenario jika dikehendaki. Gambar tampilan
awal program “I Think” SPK investasi Industri biodisel di Indonesia tertera pada Gambar 33 dibawah ini.
Gambar 33. Tampilan awal program “I Think” SPK investasi Industri biodisel di Indonesia
Model yang dikembangkan dengan perangkat lunak I Think selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dalam bentuk CD 1.
4.2. Simulasi dan Validasi Model Sistem Dinamis Investasi Industri Biodisel Kelapa Sawit
4.2.1. Simulasi Model Sistem Dinamis
Simulasi yang dilakukan pada masing-masing submodel yang direkayasa pada SPK investasi industri biodisel kelapa sawit dipilih berdasarkan keperluan
manajemen atau pengguna.
4.2.1.1. Simulasi Submodel Sumberdaya
1. Simulasi Perkembangan Produksi CPO
106 Proyeksi perkembangan luas lahan perkebunan baik yang dikelola oleh
rakyat PR, swasta PBS maupun negara PBN dilakukan dengan pendekatan model dinamik atau model logistik. Produksi CPO dipengaruhi oleh luas lahan
dan tingkat produktivitas lahan dengan korelasi positif. Semakin besar luas lahan dan tingkat produktivitas suatu lahan maka akan semakin besar produksinya. Luas
lahan dan produktivitas dapat berubah menurut waktu sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Hasil simulasi produksi CPO pada berbagai tingkat
produktivitas dari PR, PBS, PN dan total perkebunan nasional direkayasa pada submodel sumberdaya.
Gambar 34 menunjukkan proyeksi perkembangan produksi CPO dengan produktivitas 1,9 tonha pada PR, dan masing-masing 3 tonha untuk PBS dan
PBN. Jika tingkat produktivitas diubah maka segera dapat diketahui perubahan produksi CPO yang akan dihasilkan.
Gambar 34. Hasil simulasi produksi CPO pada submodel sumberdaya 2. Simulasi Perkembangan Permintaan CPO Nasional
Penggunaan CPO di Indonesia selama ini terserap pada industri minyak goreng, industri oleokimia dan untuk diekspor ke berbagai negara tujuan. Jika
sebagian dari CPO nasional digunakan untuk dijadikan bahan baku pada industri
107 biodisel maka perkembangan permintaan CPO nasional untuk masing-masing
industri disimulasikan pada submodel sumberdaya. Perkembangan kebutuhan CPO untuk minyak goreng dilakukan dengan
pendekatan perkembangan jumlah penduduk dan konsumsi perkapita 16.5 kgkapita. Permintaan pada indutri oleokimia diskenariokan laju permintaan
bertambah 5 setiap tahunnya. Selebihnya diekspor dan digunakan untuk memasok industri biodisel. Rekayasa submodel yang dibangun adalah
mensimulasikan perubahan permintaan CPO sesuai dengan besarnya prosentase substitusi solar oleh biodisel yang diinginkan oleh pengguna. Gambar 35 di bawah
ini menunjukkan proyeksi perkembangan permintaan CPO nasional jika prosentase substitusi solar oleh biodisel adalah 10.
Gambar 35. Hasil simulasi proyeksi perkembangan permintaan CPO pada submodel sumberdaya
4.2.1.2. Simulasi Submodel Teknis Produksi