Sistem Penunjang TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Penunjang

Keputusan Setiap hari manusia selalu membuat keputusan baik keputusan individu maupun keputusan organisasi atau manajemen yang dibuat oleh para manajer. Manajemen adalah suatu usaha pemanfaatan sumberdaya manusia, uang, enerji, material, ruang dan waktu yang semuanya disebut masukan atau input, untuk selanjutnya diproses menjadi keluaran atau output untuk mencapai tujuan organisasi Turban et al. 2004. Keberhasilan suatu manajemen sangat ditentukan oleh kemampuan para pimpinan dan manajer untuk mengambil suatu keputusan. Para manajer atau pengambil keputusan dari suatu organisasi sering dihadapkan pada tantangan internal dan eksternal sehingga memerlukan perubahan dan penyempurnaan pada fungsi manajerialnya Mintzberg dan Quim 1996. Analisis sistem merupakan suatu studi yang mempelajari masalah yang ada pada dunia bisnis dalam rangka mencari rekomendasi yang tepat untuk penyelesaian masalah Whitten dan Bentley 1998. Sedang menurut Eriyatno 1998, ilmu sistem adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku dari elemen yang berhubungan dan terorganisir untuk mencapai tujuan. Hubungan antar sub sistem atau elemen dapat berupa transaksi, interaksi, transisi, koneksi atau relasi. Menurut Marimin 2005, sistem adalah sekelompok metode, prosedur, teknik atau objek yang berhubungan dan teroganisir saling keterkaitan satu sama lain untuk membentuk kesatuan keseluruhan untuk mencapai tujuan tertentu. Perkembangan ilmu sistem saat ini banyak diarahkan pada soft system yaitu ilmu sistem yang mempelajari sistem penalaran sesuai dengan sistem kerja syaraf manusia Marimin 2005. Ilmu sistem dapat dijadikan dasar untuk merancang Sistem Penunjang Keputusan SPK, yang digunakan untuk membantu para pimpinan atau manajer membuat keputusan terutama keputusan yang bersifat kompleks dan tidak terstruktur serta tidak dapat atau sulit diprediksi. SPK juga merupakan aplikasi dari sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan Whitten et al . 2001. 7 Perkembangan dan penerapan SPK telah dimulai sejak 35 tahun yang lalu yaitu dimulai dengan pengembangan SPK yang berorientasi model pada akhir tahun 1960. Pada tahun 1970 dilakukan pengembangan teori dan implementasi sistem perencanaan finansial. Pada pertengahan dan akhir 1980, diperkenalkan sistem informasi eksekutif Executive Information SystemEIS, SPK kelompok Group Decision Support SystemGDSS dan SPK organisasional Organizational Decision Support System ODSS tersusun dari pengguna tunggal dan SPK berorientasi model. Sekitar awal tahun 1990, data warehousing dan on-line analytical processing OLAP memulai perluasan bidang SPK dengan pendekatan milenium atau aplikasi analisis berbasis web juga mulai diperkenalkan Power 2002. Pada tatanan konseptual SPK terbagi menjadi 5 bagian yaitu Power 2002: 1 SPK yang berbasis komunikasi communication-driven DSS 2 SPK yang berbasis data data-driven DSS 3 SPK yang berbasis dokumen document-driven DSS 4 SPK yang berbasis pengetahuan knowledge-driven DSS dan 5 SPK yang berbasis model model-driven DSS. SPK yang berbasis model menekankan akses dan manipulasi model-model statistik, finansial, optimasi dan simulasi. SPK yang berbasis model menggunakan data dan parameter yang diberikan oleh pemakai SPK untuk membantu para pengambil keputusan dalam menganalisis suatu situasi, tetapi mereka tidak memerlukan data yang intensif. Pada tatanan sistem, Power 2000, membagi SPK menjadi 2 bagian : 1 Enterprise-wide DSS, berhubungan dengan penyimpanan data yang besar dan melayani banyak manajer dalam suatu perusahaan 2 Desktop atau single-user DSS adalah sistem kecil yang diperuntukkan pada PC manajer individual Sprague dan Carlson 1982 mengidentifikasi 3 komponen dasar SPK yaitu : 1 Sistem manajemen database Database Management SystemDMBS 8 2 Sistem manajemen basis model Model-Base Management ModelMBMS dan 3 Generasi dialog dan sistem manajemen Dialog Generation and Management System DGMS Menurut Marakas 1999, struktur SPK terdiri dari 5 komponen berbeda yaitu : 1 Sistem manajemen data, 2 Sistem manajemen model, 3 Mesin pengetahuan, 4 Antarmuka pemakai dan 5 Pemakai. Sprague dan Watson 1980 membagi SPK ke dalam 3 sub-sistem utama yaitu : 1 User-system interface, yaitu dimana para pembuat keputusan dapat berinteraksi langsung dengan sistem. 2 Sub-sistem yang menyimpan, mengelola, mengambil, menampilkan dan menganalisis data yang relevan dan dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Basis Data Data Base Management System = DBMS. 3 Sub-sistem yang menggunakan model atau kumpulan model untuk melakukan sejumlah tugas analisis, dan dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Basis Model Model Base Management System = MBMS. Menurut Sarma 1994 dan Dyer 1993, pendekatan sistematik normatif dalam pengambilan keputusan terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1 Mengenali problem-problem dalam mengambil keputusan 2 Mengerti dan memodelkan sistem dan lingkungannnya 3 Mengenali para pembuat keputusan 4 Mengenali tujuan-tujuan para pengambil keputusan dan preferensinya 5 Menganalisis pembatas-pembatas 6 Mengembangkan alternatif-alternatif, dan 7 Memilih alternatif-alternatif tersebut. Menurut Bidgoli et al. 1987, SPK memberikan kemampuan untuk melakukan sejumlah fungsi-fungsi yang berbeda. Fungsi-fungsi tersebut meliputi 9 analisis what-if, goal seeking, analisis sensitivitas, analisis laporan pengecualian, peramalan, simulasi, analisis grafik, analisis statistik dan permodelan. Aplikasinya, SPK baru dapat dikatakan bermanfaat apabila terdapat kondisi sebagai berikut : 1 Eksistensi dari basis data yang sangat besar sehingga sulit mendayagunakannya. 2 Kepentingan adanya transformasi dan komputasi pada proses mencapai keputusan. 3 Adanya keterbatasan waktu, baik dalam penentuan hasil maupun dalam prosesnya. 4 Kepentingan akan penilaian atas pertimbangan akal sehat untuk menentukan dan mengetahui pokok permasalahan serta mengembangkan alternatif dan pemilihan solusi.

2.2 Model Sistem Dinamis