Landmark Bangunan Menara Al-Husna

102 Pada analisis mengenai kemenarikan sejarah Menara Al-Husna mengacu pada teori Catanese dalam Pontoh 1992:32 , Menara Al-Husna merupakan bangunan yang memiliki filosofi ikatan simbolis Islam. Filosofi yang terkandung pada Menara Al-Husna berada pada ketingginnya yaitu 99 meter. Tinggi 99 meter pada bangunan Menara Al-Husna dikarenakan dari penamaan Menara Al-Husna sudah menyiratkan arti 99 Nama Agung ALLAH SWT dan mengacu pada teori Djoko Praktiko, 2003:3, Menara Al-Husna bukan seonggok bangunan mati ,karena memiliki “roh” kehidupan yang ada dalam bangunan tersebut. Pada pengamatan di lapangan kondisi fisik Menara Al-Husna, menara tersebut mempunyai filosofi pada ketinggian menara yang tingginya 99 meter yaitu 99 Nama Agung ALLOH SWT yang disebut Asmaul Husna. Hal tersebut yang mendasari dinamainya menara tersebut dengan nama Menara Al-Husna. Hasil pengamatan di lapangan tersebut sesuai dengan hasil penelitian terhadap responden dengan rata-rata 70 menyatakan bahwa Menara Al-Husna mempunyai filosofi Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa kriteria sejarah yang yang dapat menimbulkan kemenarikan dari Menara Al-Husna.

5. Landmark Bangunan

Kriteria memperkuat kawasan landmark, kehadiran bangunan tersebut dapat mempengaruhi kawasan sekitarnya dan bermakna untuk meningkatkan citra lingkungan. Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari landmark bangunan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak 103 72. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil penelitian seperti pada diagram Gambar 4.33. Gambar 4.33 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna Sumber: Data Penelitian, 2013 Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap landmark bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data sebagai berikut: 21 responden 26 menjawab sangat setuju, 26 responden 33 menjawab setuju, 22 responden 28 menjawab ragu-ragu,6 responden 8 menjawab tidak setuju, dan 5 responden 6 menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna sebagai bangunan penanda wilayah sebesar 72 dalam kriteria setuju. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel Tabel 4.20 mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap landmark Menara Al-Husna. Tabel 4.20 Distribusi Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna Interval kelas presentase kriteria Jumlah orang Persentase Rata-rata 100 ≥ persen 84 Sangat setuju 21 26 72 84 ≥ persen 68 Setuju 26 33 68 ≥ persen 52 Ragu-ragu 22 28 52 ≥ persen 36 Tidak setuju 6 8 36 ≥ persen ≥ 20 Sangat tidak setuju 5 6 Jumlah 80 100 Setuju Sumber: Data Penelitian, 2013 26 32 28 8 6 Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju 104 Analisis mengenai kemenarikan landmark bangunan Menara Al-Husna berdasarkan teori menurut Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 bahwa Menara Al- Husna meningkatkan citra lingkungan. Dengan adanya Menara Al-Husna sehingga memudahkan orang mengenali daerah tersebut terdapat sebuah masjid agung. Berdasarkan pengamatan di lapangan kondisi fisik Menara Al-Husna elemen eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol karena ketinggian menara yang menjulang tinggi terlihat dari kejauhan sehingga membantu orang mengenali daerah tersebut terdapatnya masjid agung. Selain itu karakteritik khusus dari menara mempunyai unsur unik yang terlihat dari bentuknya dan mudah diingat.

4.2.3 Payung Hidrolik-Elektrik